"ih, kak Jeno lucu!".
Jeano menuruni kasurnya lalu menghampiri sang kakak yang hanya diam saja.
"Ayo ikut gabung".
Ucapnya seraya menarik tangan Jeno yang masih syok sepertinya dan menuntunnya menuju kasur, anak itu kini berada ditengah kedua kakaknya.Mark cuma diam karena sudah tahu rencana bocah gendut itu.
Jeano yang melihat kakaknya ingin berdiri segera menahannya
"Eits, mau kemana?"."Kau membuatku malu, hamster kecil".
Bisik jeno sambil menatap datar sang adik."Malu? Kakak juga bisa malu ya? Mftt".
Jeno menghentikan gelak tawa adiknya dengan cara membungkamnya.
"Diem gak, kakak kurangin jajan kamu nanti".
"Phftt oke-oke".
Atensi jeano beralih pada kakak manisnya.
"Kak dokter, lanjut bacain ceritanya".
Mark pun menurut dan mulai membacakan buku yang berada di tangannya.
Jeno hanya diam melihat keduanya, sesekali tersenyum tipis sampai rasa malunya tak ia rasa lagi.
___________________________
Setengah jam mark bercerita akhirnya selesai juga.
Saking terlalu serius sampai-sampai tak menyadari jika kedua orang yang bersamanya sudah terlelap dalam tidurnya.
Ia menoleh kesamping dimana dua makhluk tampan saling berpelukan dengan dengkuran halus terdengar pelan.
'ih, kok gemes sih'
Mark yang tak tahan melihat dua Jung bersaudara itu pun mengambil ponselnya lalu memfoto keduanya.
Kesempatan kan, kapan lagi coba lihat mereka kek gini?
Merasa ada pergerakan dari Jeno, ia segera mengantongi ponselnya dan kembali memegang buku.
"Mark...kau belum selesai juga?".
Tanya jeno bingung karena namja manis itu masih sibuk dengan kegiatan membacanya."Eoh? A-aku sebenarnya sudah selesai, a-aku akan keluar".
Mark ingin bangkit pun tiba-tiba meringis memegang kepalanya yang sakit karena tak sengaja ke pentok meja kecil yang berada di dekat kasur.
"Awww shh".
Jeno segera turun dari kasurnya dan mendekati mark.
"Kau tak apa?".
Yang di tanya hanya diam, mata bulatnya menatap dalam ke arah Jeno yang sedang mengelus lembut keningnya yang mulai me-merah.
"Ayo, aku akan mengompres memar mu".
Tak ada jawaban, jeno malah terkekeh melihat mark yang sepertinya di kendalikan alam bawah sadarnya.
Tak ingin basa-basi, ia langsung menggendong bridal style tubuh mungil itu dan meninggalkan sang adik di kamarnya sendirian.
Mark masih diam sembari menatap terus pada wajah tampan itu.
Senyuman tipis Jeno tampilkan membuat aura wajahnya semakin bertambah.
Membawanya menuju kamar tamu dan mendudukkan dokter manis itu di kasurnya.
"Tunggu disini".
Sekali lagi tak ada jawaban, Jeno pun tak mempermasalahkannya, yang penting ia butuh kompres dingin sekarang juga.
_____________________
Jeno dengan perlahan menempelkan es batu yang sudah terbalut dengan handuk kecil ke area yang memar tersebut.
Tak ada yang berbeda, mark masih sama, si namja manis masih betah diam sedari tadi.
Entah apa yang terjadi, Jeno sempat bingung dengan tingkah aneh dokter itu.
Selesai mengompres, Jeno menaruh barang yang baru saja ia gunakan ke tempat asalnya.
"Mark? Kau tak apa?".
Lagi-lagi mark hanya diam, Jeno pun berinisiatif untuk membantu mark berbaring di kasurnya.
"Tolong jangan membuatku khawatir".
Untuk pertama kalinya, ia bicara seperti itu di hadapan orang yang ia sukai.
Yahhh, walaupun mark sadar atau tidak, Jeno tak peduli.
Ia mengelus rambut halus itu dengan lembut.
"Sekarang tidurlah, kau pasti lelah menjaga adikku seharian".
Seakan tahu maksudnya, mark pun memejamkan mata, Jeno masih tak mengerti dengan tingkah si manis.
'please, take care of your health'
Nomark
Mark itu kiyowo!!!
![]()
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain. TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
true love {Nomark}
Roman pour AdolescentsMark seorang dokter yang waktu itu mendapat telpon dari donatur rumah sakit memintanya untuk datang ke mansion besarnya. Jeano, si bungsu keluarga Jung sedang sakit dan butuh perawatan. Di sini awal mula mark bertemu dengan si sulung yaitu Jung Jeno...