(2) Dibawah Hujan

153 25 12
                                    

Yogyakarta,14 Juli 2022

Hujan malam itu seolah menemani Manggala yang baru saja putus cinta. Jalan Laksda Adisucipto yang tak seramai biasanya seperti sengaja menemani kesendiriannya. Malam itu seperti menggambarkan dirinya yang hampa dan masih kerap menangis.

Dulu,sebelum ia putus cinta,mantan kekasihnya selalu datang meski harus menggunakan motor bebek dengan jas hujan kelelawar yang kerap membuat tubuhnya basah kuyup. Namun,ia suka. Asal bersama kekasih hatinya,ia suka. Apapun yang terjadi.

Kini ia bertemankan sunyi. Setengah dari dirinya kosong. Jujur,ia masih merindukan sang mantan kekasih.

"Belum pulang,Mas?"

Kepalanya menoleh. Salah satu dari pemagang di hotel tempatnya bekerja menyapa. Ia adalah Wishnu Jayadikusuma. Pemuda asal Prambanan.

"Nunggu dijemput,Mas?"

"Enggak. Nggak ada yang jemput"

"Trus? Nunggu transjogja?"

"Enggak juga. Jam segini bisnya udah nggak ada"

Wishnu melihat jam tangan yang melingkar di tangan kirinya. Ah...benar. Malam sudah nyaris larut. Sudah pukul sebelas malam.

"Aku mau nganterin tapi aku cuma pakai motor matic. Takut Mas Manggala nggak mau"

"Bawa jas hujan lebih?"

"Bawa. Punya masku masih di jok motor"

"Aku pakai jas hujan punya masmu aja kalau boleh"

"Kalau mau,pakai jas hujan yang punyaku aja,Mas. Yang punya masku,biar aku pakai"

"Apa bedanya? Bukannya sama aja?"

"Punya masku bau. Punyaku agak mendingan"

Sedikit tawa terdengar dari sosok Manggala. Pemagang yang satu ini memang kerap bersikap akrab padanya. Kerap sekali mengajaknya berbincang jika jam istirahat tiba. Sedikit menghibur dengan sikap lugunya itu.

Dengan telaten Wishnu mengenakan jas hujan berwarna hijau miliknya pada tubuh Manggala. Hingga helm pun dipakaikan. Apakah dimata Wishnu,Manggala terlihat seperti bayi yang perlu diajarkan ini dan itu?

"Gemes,Mas. Lucu banget"

"Aku?"

Wishnu mengangguk dengan senyumnya yang lebar.

"Kayak badut,ya?"

"Enggak! Kayak bayi. Rasanya pengen aku sayang-sayang"

"Dasar ya kamu!"

Helm hitam yang dikenakan Manggala pun ditepuknya dua kali untuk mengutarakan betapa besar rasa gemas yang Wishnu pendam.

"Rumahnya Mas Manggala masih sama,'kan? Belum pindah?"

"Emang tau dimana rumahku?"

"Tau. Pernah lihat waktu mas dianter sama pacarnya. Aku kebetulan lewat situ"

Manggala kembali diam. Ia rindu mantan kekasihnya.

"Kenapa,Mas? Kok ngelamun?"

"Udah putus"

"Apanya?"

"Aku. Udah putus sama pacarku"

Senyum Wishnu semakin lebar. Berita bagus! Manggala sudah tak bersama kekasihnya lagi.

[✔️] Bicara || WONMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang