Yogyakarta,8 Januari 2024
"Gal? Lagi tidur?"
Dari balik selimut tebal itu Manggala merenggangkan tubuh lalu tersenyum lebar kala mata lebarnya menangkap sosok Wishnu yang baru kembali dari wawancara kerja.
"Udah. Tadi aku ketiduran karena nunggu kamu pulang"
Sebuah kecup cukup lama didaratkan oleh Wishnu di kening Manggala. Meski baru saja berpisah selama beberapa jam namun rasa rindu terasa begitu besar. Rasanya seperti tak mau berjauhan.
"Aku keterima kerja,Gal"
Senyum yang sempat terpatri di wajah manis Manggala hilang begitu saja. Kabar yang tak diharapkan olehnya tiba juga.
"Dimana?"
"Hotel di Jalan Kaliurang KM 5"
"Di Caturtunggal?"
"Iya"
"Jangan ambil!"
Patah sudah hati Wishnu. Manggala tak menyambut kabar baiknya.
"Aku udah bilang 'kan kalau kamu nggak usah kerja. Kenapa masih lamar kerja kesana-kesini,sih?"
"Karena aku mau nepatin janjiku buat kamu,Gal. Aku mau beliin kamu mobil"
"Aku punya mobil sendiri. Nggak perlu mobil baru"
"Kamu 'kan bisa pakai mobilnya bergantian. Misal tiga hari pakai mobilmu sendiri trus tiga hari berikutnya pakai mobil dari aku"
"Nggak mau! Aku nggak butuh! Pokoknya kamu nggak boleh kerja! Jangan ambil kerjaannya!"
Helaan nafas berat terdengar dari sela bibir Wishnu. Harapannya untuk punya penghidupan lebih layak di awal tahun dua ribu dua puluh empat pupus sudah. Manggala melarangnya bekerja.
Sejak menyandang status sebagai sarjana pariwisata,banyak angan yang dirajut oleh Wishnu. Bekerja di hotel bintang lima lalu menyisihkan uang gaji untuk membelikan Manggala ini dan itu tanpa melihat label harga. Memanjakan Manggala adalah angan terbesarnya.
Namun,impian itu harus dikuburnya dalam-dalam. Manggala tak mendukung angannya.
"Gelar S.Par-ku nggak ada artinya kalau aku nggak kerja,Gal"
"Terserah!"
Manggala merajuk. Selimut yang menutupi tubuhnya pun disibak. Kaki jenjangnya melangkah meninggalkan kamar tidur beserta Wishnu yang tengah merenung disana.
Wishnu tahu betul jika Manggala kukuh pendirian dan keras kepala. Apa yang telah menjadi keputusannya sukar untuk dinegosiasi. Jika A,maka harus tetap A.
Namun,sedikit asa dipupukkan oleh Wishnu. Semoga Manggala berubah pikiran dan menyetujui keinginannya untuk bekerja. Ia hanya menginginkan satu hal itu saja.
Sembari menunggu kemungkinan Manggala kembali dan berubah pikiran,Wishnu melepas kemeja putih yang membungkus tubuhnya. Ia masukkan ke keranjang khusus pakaian kotor. Akan ia cuci besok pagi. Sebuah rutinitas yang ia kerjakan sejak memutuskan tinggal bersama Manggala.
Pintu yang masih terbuka ditatapnya sekali lagi sebelum pergi mandi. Sosok Manggala yang berlalu lalang dari dapur menuju ruang menonton televisi pun dipandanginya. Tak sedikitpun Manggala mencuri pandang. Ia diacuhkan hanya karena kabar baik yang semula dibayangkan akan diterima dengan baik.
"Kalau udah selesai ngambeknya,masuk kamar lagi ya,Gal. Cuci muka sama gosok gigi dulu. Nanti aku temani tidur kayak biasanya"
Ucapannya tak berbalas. Ia benar-benar diabaikan.
"Aku mandi dulu"
Dengan rasa yang masih sama sendunya ia memasuki bilik kamar mandi. Meski sudah larut malam yaitu pukul dua puluh tiga namun mungkin ia akan membasahi kepala. Ia butuh penyegaran sebelum kembali menghadapi Manggala.
***
Suara televisi yang tak berganti saluran itu dimatikan oleh Wishnu. Rupanya Manggala ketiduran di sofa ruang menonton televisi dan membiarkan benda elektronik itu berbicara sendiri. Hah...ada-ada saja tingkah orang yang tengah merajuk.
"Gal...Manggala"
Pria manis itu tak berkutik. Hanya tampak bibir tipis yang bergerak seperti bayi.
"Pindah yuk,Gal"
Masih tak bergeming. Sepertinya Manggala telah terlelap dalam tidurnya.
"Manggala..."
Karena tak ada jawaban,ia memutuskan mematikan saluran televisi sebelum memindahkan tubuh Manggala menuju kamar tidur mereka berdua. Meski Manggala tidak ringan namun apa sih yang tak bisa dilakukan untuk kekasih? Jika bisa,Gunung Merapi pun akan ia angkat.
Selama memindahkan tubuh Manggala,ia pandangi wajah manis yang tengah terlelap itu. Cantik,manis dan memikat hati. Ia akui jika Manggala Mahardika adalah satu-satunya pria yang bisa membuatnya jatuh cinta di setiap harinya.
"Cantik banget pacarku"
Pujian yang terlontar itu berhasil membuka kedua kelopak mata Manggala kala tubuhnya dibaringkan. Mereka bertukar pandang dimana senyum tampan Wishnu menjadi pemandangan pertama yang menyapa Manggala.
"Seharian kirim pesan katanya kangen. Kok sekarang udah ketemu malah akunya dicuekin?"
"Ngapain? Kamu pulang cuma bawa berita yang aku nggak suka"
Wishnu masih mempertahankan senyum di wajah tampannya meski ia merasa hilang harga diri. Tak ada hal yang ia miliki selain cinta untuk Manggala.
"Aku udah buat keputusan,Gal"
"Apa?"
"Aku udah pikir mateng-mateng waktu mandi tadi. Aku nggak jadi ambil kerjaannya"
Ekspresi pada wajah Manggala berubah secepat kilat. Semula cemberut,kini ia tampak sumringah. Senang sekali rasanya.
"Serius?"
"Iya. Aku berusaha kabulin apapun yang kamu mau walau aku harus lepasin kesempatan buat punya karier bagus. Aku rela berkorban buat kamu"
Manggala melompat bahagia ke atas pangkuan Wishnu. Tubuh kekasihnya yang tak pernah dibungkus baju jika sedang berdua itu dipeluk erat. Ia suka keputusan yang telah Wishnu buat.
"Terima kasih,Wishnu sayang"
Wishnu hanya tersenyum meski ia bertanya berkali-kali pada dirinya sendiri tentang keputusan yang telah dibuat. Semoga ia tak salah langkah.
"Mau jatah nggak,Nu? Sebagai bentuk terima kasih aku karena kamu udah nurut"
"Nggak. Besok kamu ada rapat,'kan? Kalau kamu kecapekan,nanti rapatnya nggak berjalan lancar"
"Sekali permainan kayaknya nggak masalah,Nu"
Sedikit terbuai,Wishnu mendaratkan ciuman di bibir tipis Manggala yang masih duduk di atas pangkuannya. Mungkin melalui aktifitas bersetubuh bisa membuang keraguannya.
Dibaringkannya tubuh Manggala dengan ia yang masih berada di posisi atas. Masih mencumbui bibir tipis Manggala.
"Gal,aku kehabisan kondom"
Bisik di atas bibir itu membuka kembali kedua mata Manggala. Ia pun bertanya,"Nggak ada sisa walaupun cuma satu?"
"Nggak ada. Aku baru inget kalau aku belum beli lagi"
"Ya udah nggak usah pakai untuk malam ini"
"Yakin nggak apa-apa?"
Hanya satu anggukan kepala yang diberikan Manggala sebagai jawaban. Ia sedang berhasrat dan ingin segera kembali bercumbu dengan Wishnu.
Mulai malam itu Wishnu membuang seluruh harga dirinya demi Manggala. Meski akan terlihat tak berguna namun jika itu untuk Manggala,akan ia lakukan. Perasaan cinta mengalahkan segalanya.
Bersambung
10/12/24
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Bicara || WONMIN
Fanfiction1 Oktober 2024-24 Desember 2024 Wishnu Jayadikusuma hanyalah pemuda yang belum memiliki kemandirian yang utuh. Pekerjaan tiada dan hanya mengandalkan uang saku dari kakak laki-lakinya. Manggala Mahardika adalah pria dewasa dengan jabatan mentereng d...