1 Oktober 2024-24 Desember 2024
Wishnu Jayadikusuma hanyalah pemuda yang belum memiliki kemandirian yang utuh. Pekerjaan tiada dan hanya mengandalkan uang saku dari kakak laki-lakinya.
Manggala Mahardika adalah pria dewasa dengan jabatan mentereng d...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
manggaladika_ ❤ @wishnujaya
"Kamu unggah fotoku waktu malam mingguan kemarin pake emotikon hati merah? Emang nggak apa-apa?"
"Ya emang kenapa? Nggak boleh?"
Manggala yang tengah bersandar di bahunya pun ia pandangi. Pria yang lebih tua darinya itu tengah berselancar di sosial media,entah mencari apa.
Jujur,ia suka dengan unggahan pada akun sosial media milik Manggala. Ia merasa tengah dipamerkan pada dunia bahwa ia adalah pemilik Manggala. Ia merasa berhasil mengambil hati pria manis itu.
Tangan lembut Manggala pun diraihnya. Ia genggam dengan erat seolah tak boleh beranjak dari sisinya walau sejengkal saja. Ia selalu merindukan Manggala meski mereka tengah duduk berdampingan seperti saat ini.
"Aku cinta banget sama kamu,Gal. Aku nggak pernah secinta ini sama seseorang"
Manggala mengulum senyum tanpa diketahui Wishnu. Ia rapatkan duduknya dimana mereka berdua tengah berada di atas ranjang tidur milik Wishnu. Ajakan Wishnu untuk mampir sejenak sepulang bekerja disetujuinya.
"Gal..."
"Hm?"
"Temani aku berproses,ya. Aku mau namamu sama Mas Saka jadi nama-nama yang aku tulis di skripsiku nanti. Kalianlah orang paling berjasa di hidupku"
"Gimana kalau kita nggak bisa bersama dalam waktu lama? Apa kamu nggak rugi nulis nama aku di skripsimu?"
"Nggak masalah. Aku cuma mau buktiin kalau aku bener-bener cinta sama kamu"
Tubuh Wishnu yang tanpa sehelai baju itupun didekapnya. Wishnu memang memiliki kebiasan tidak memakai baju jika sedang berada di rumah. Ia tidak betah dengan kegerahan.
Wishnu membawa tubuh Manggala untuk duduk di atas pangkuannya. Ingin ia pandangi wajah manis yang membuatnya terpana sejak awal kedatangannya ke hotel sebagai pemagang.
"I love you"
Manggala belum berani menjawab kalimat itu. Perasaannya masih belum yakin seratus persen. Ia ingin meyakinkan diri jika ia pun memiliki perasaan yang sama pada Wishnu yaitu cinta.
"Belum cinta sama aku,ya?"
"Aku belum yakin seutuhnya,Nu. Aku takut kamu sakit hati dan benci sama aku kalau aku asal jawab"
Meski sedikit terluka karena sempat terbuai dengan angannya sendiri namun Wishnu berusaha tersenyum lebar. Meyakinkan hati Manggala untuk mencintainya memang tak mudah dan ia percaya itu. Manggala susah untuk dimiliki.
Satu hal yang ia percaya kini. Unggahan di sosial media terkadang tak sejalan dengan kenyataan yang ada. Meski Manggala mengunggah gambar dirinya dengan emotikon hati merah yang mengiringi namun itu bukan ungkapan hati sesungguhnya. Manggala belum mencintainya.
Sekali lagi,ia hanya terbuai dengan angannya sendiri.
Menyadari Wishnu yang melamun,Manggala menaruh kedua tangan lembutnya di pipi pemuda itu. Lalu,wajahnya mendekat dan miring ke kanan. Bibir tipisnya menjumpai bibir tebal Wishnu untuk ia kecup dengan durasi sedikit lebih lama.
Wishnu tidak ingin mengikuti angannya. Ia tak melakukan balasan melainkan hanya melingkarkan tangan di pinggang Manggala. Membiarkan bibir Manggala menempel pada bibirnya.
Namun rupanya Manggala menginginkan lebih dari kecup. Ia gerakkan bibir tipisnya untuk melumat bibir tebal Wishnu. Ia sesap dengan harapan Wishnu ingin melakukan hal serupa seperti apa yang ia lakukan.
Pergerakan itu dihentikan oleh Wishnu. Wajahnya mundur untuk memberi jarak. Mata sipitnya menatap mata lebar Manggala yang masih setia berada di atas pangkuannya.
"Kenapa suka banget cium aku tiba-tiba sedangkan kita masih ada di kamarku? Cuma berdua. Mas Saka lembur sampai malam atau bahkan pagi. Kamu nggak takut? Gimanapun aku bisa nafsu kapan aja kalau kamu kayak gini"
Manggala tak tahu alasan apa yang harus ia berikan untuk hal yang baru saja ia lakukan. Ia merasa seperti jalang yang haus akan belaian.
"Gal...jawab aku!"
"Karena tadi kamu ngelamun"
"Sebelumnya aku nggak ngelamun dan kamu sering tiba-tiba cium aku. Kamu cari pelampiasan?"
"Enggak! Nggak gitu,Nu"
"Trus?"
Manggala menggigit bibir bawahnya gusar. Alasan yang pantas ia berikan belum terbesit dalam benaknya. Lantas,ia harus jawab bagaimana pertanyaan itu?
"Jangan jadiin aku bahan bercanda,Gal! Aku suka sama kamu 'tuh nggak bercanda. Aku serius dan aku berharap kamu juga bisa suka sama aku"
"Maaf..."
Pipi lembut Manggala pun diusapnya. Ia lesatkan kecup singkat disana. Dibandingkan bibir,ia lebih suka mengecup Manggala dibagian pipi atau kening.
"Mau tidur sini? Temenin aku sampai Mas Saka pulang"
"Tapi katamu Saka pulangnya besok pagi"
"Berarti kamu nginep sini"
Manggala berpikir sejenak. Bisakah ia menginap dan tidur dalam artian sesungguhnya dengan seseorang yang tak memiliki status hubungan apapun dengannya?
"Atau mau pulang aja? Aku anterin"
Jam dinding yang menggantung di atas pintu pun ia lihat. Baginya sudah terlalu malam jika pulang. Jarak dari Prambanan ke Kaliurang tidaklah dekat. Ia takut sesuatu hal terjadi pada Wishnu sepulang dari mengantarnya ke rumah.
"Aku tidur sini aja kalau dibolehin"
"Boleh. Tapi kamarku begini adanya. Mungkin nggak sebagus kamar tidurmu"
Manggala turun dari pangkuan. Tubuhnya lebih dulu masuk dalam selimut.
Tak lama Wishnu menyusul. Ia kembali mendekap tubuh Manggala di bawah selimut berwarna abu-abunya.
"Mau langsung tidur?"
"Iya tapi jangan dilepas pelukannya!"
"Kenapa? Kamu suka dipeluk sama aku?"
Manggala semakin merapatkan tubuhnya pada Wishnu. Disana ia mengangguk. Pelukan Wishnu memberikan kehangatan tersendiri untuknya.
Meski tak ada status hubungan yang pasti namun Wishnu mencoba memperlakukan Manggala seolah pria manis itu adalah kekasihnya. Ia manjakan meski ia lebih muda. Ia usap punggung pria manis itu dan dikecupinya seluruh wajah bak gula jawa kecuali bibir. Ia takut gelap mata jika menjumpai benda kenyal yang beberapa menit lalu menciumnya secara sepihak.
"Selamat tidur,Manggala sayang. Aku cinta kamu"
"Iya,Wishnu. Selamat tidur juga"
Kalimat cintanya tak berbalas karena ia menyadari satu hal yang pasti saat ini. Ia jatuh cinta sendirian pada Manggala.