3. Late

302 71 48
                                    

A/N : VOTE DONGGGGGG











AUTHOR POV





































Di suatu tempat yang jauh dari keramaian kota, tersembunyi di balik rerimbunan pohon dan diapit oleh perbukitan rendah, berdiri sebuah markas rahasia KNVB.

Bangunan beton tua yang tak menarik perhatian dari luar, tapi di dalamnya, aktivitas terasa sangat intens.

Penjaga-penjaga bersenjata tampak berjalan mondar-mandir, memegang senapan dan alat komunikasi di tangan mereka, memastikan tidak ada yang mendekat atau keluar tanpa sepengetahuan mereka.

Di salah satu sudut ruang yang tersembunyi dari pandangan luar, terdapat Marella, Natalie, Ansel, dan Ares yang duduk di sekitar meja kecil.

Di antara mereka, ada beberapa minuman yang dibiarkan tak tersentuh, bukti bahwa pikiran mereka sibuk dengan hal-hal lain yang jauh lebih penting.

Mereka berada di tengah-tengah percakapan serius, tapi ada keheningan sesekali yang menghiasi setiap celah diskusi mereka.

Semua terdiam sejenak, tampaknya memikirkan seseorang yang sangat dekat dengan mereka — Joohyun.

"Kira-kira bagaimana dia sekarang?" tanya Natalie, matanya yang tajam memandang lurus ke arah meja seakan mencari jawaban di antara percikan bayangan yang dipantulkan cahaya lampu.

"Sudah hampir seminggu sejak terakhir kali kita berbicara langsung dengannya."

Ansel duduk di sebelah Natalie, menyandarkan punggungnya ke kursi dan melipat kedua tangannya di depan dada.

"Kau tahu Joohyun, dia tak akan pernah memberitahu kita kalau sedang kesulitan. Dia bukan tipe yang suka mengeluh."

Ansel mendesah panjang, matanya memandang jauh ke sudut ruangan seakan mencoba memahami situasi yang dialami Joohyun saat ini.

Ares, yang sedari tadi lebih banyak diam, mengangguk setuju.

"Dia memang keras kepala, tapi itulah yang membuatnya bertahan selama ini. Menjadi staf khusus pengawal untuk keluarga Kang adalah langkah yang berisiko, apalagi mengingat... yah, apa yang terjadi dengan ayahnya." Ucapannya menggantung di udara, meninggalkan efek yang dalam pada mereka semua.

Marella duduk di sisi lain, lebih jauh dari teman-temannya, mengamati mereka dengan tatapan lembut namun tidak banyak bicara.

Sesekali, ia menimpali dengan senyuman kecil atau anggukan, tapi pikirannya melayang ke tempat lain.

Arsip lama yang pernah dia temukan di markas KNVB berkelebat dalam pikirannya.

Arsip itu menceritakan tentang Bae Dongwoon, ayah Joohyun, yang dihukum penjara seumur hidup atas tuduhan gratifikasi dan suap sepuluh tahun yang lalu.

Namun, yang lebih mengejutkan bagi Marella adalah bagaimana Bae Dongwoon, yang pernah bekerja untuk Kang Jinhyuk, ayah Seulgi, terjebak dalam konspirasi politik yang melibatkan pengkhianatan di lingkaran dalam tim sukses Kang.

"Aku pernah menemukan arsip itu, waktu dulu," pikir Marella dalam hati.

"Seseorang ingin menyingkirkan Bae Dongwoon. Fitnah yang dibuat-buat untuk menghancurkannya... mungkin Joohyun sedang menjalankan misi yang jauh lebih pribadi daripada yang aku tahu."

Ia melirik ke arah Wendy, yang berdiri tak jauh dari mereka, sibuk dengan alat-alat medis di tangannya.

Marella merasa ada sesuatu yang mengganggu setiap kali melihat Wendy.

The Assistant [SEULRENE] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang