8. Samgyupsal

307 59 36
                                    

A/N : VOMEN DONGGGG ~

































AUTHOR POV



















Joohyun masih meringis menahan sakit, tangan kirinya terasa berdenyut tajam setiap kali ia mencoba menggerakkannya.

Wajahnya pucat, namun dia tetap berusaha menyembunyikan rasa sakit di balik senyumnya yang lemah.

Seulgi yang berdiri di hadapannya, dengan cepat menyadari kondisi Joohyun yang semakin melemah.

Tanpa berkata apa-apa, Seulgi meraih lengan kanan Joohyun dan memapahnya dengan hati-hati.

"Kenapa kamu bisa kecelakaan seperti ini, Joohyun?" tanya Seulgi dengan nada penuh kekhawatiran. Matanya memancarkan rasa cemas yang begitu nyata.

Joohyun hanya tersenyum kecil, meski senyumnya sedikit terganggu oleh rasa sakit yang menghantam tangannya.

"Hanya ada sedikit masalah dengan motor, Seulgi. Aku bisa mengatasinya."

Namun, jelas sekali dari suaranya bahwa Joohyun berusaha untuk tidak membuat Seulgi khawatir.

Mereka mulai berjalan perlahan menuju mobil Seulgi yang terparkir di dekat restoran.

Seulgi melingkarkan satu lengan di sekitar pinggang Joohyun, memastikan bahwa Joohyun tetap seimbang.

Setiap langkah terasa berat bagi Joohyun, namun dia tak ingin menunjukkan kelemahannya di depan Seulgi.

"Kalau motor kamu rusak seperti itu, biar aku yang belikan motor baru untukmu," ucap Seulgi tiba-tiba, suaranya terdengar tulus, meskipun nadanya sedikit memaksa.

Mendengar itu, Joohyun tak bisa menahan tawa kecil meski di tengah rasa sakit yang semakin menyiksa.

"Seulgi, kamu tidak perlu belikan motor baru. Mungkin aku harus mulai terbiasa jadi supir pribadi kamu dari sekarang. Lagipula, menyetir mobil mungkin lebih aman daripada ngebut di jalan dengan motor."

Seulgi berhenti sejenak dan menatap Joohyun, bibirnya mengembang menjadi senyum lembut. Dia tahu Joohyun sedang berusaha bercanda untuk meredakan kecemasannya.

Seulgi perlahan meraih tangan kanan Joohyun dan menggenggamnya erat, jari-jarinya melingkari tangan Joohyun dengan lembut namun pasti.

Tatapan mereka bertemu, ada kehangatan dan keheningan yang menenangkan di antara mereka.

Mata Joohyun yang sedikit lelah kini dipenuhi rasa tenang karena Seulgi ada di sampingnya.

Sementara itu, Seulgi tak bisa menyembunyikan rasa lega meskipun ia masih khawatir akan keadaan Joohyun.

"Jangan ngebut lagi saat kamu nyetir, Joohyun. Aku tidak mau kamu kenapa-napa," ucap Seulgi dengan suara yang lebih lembut dari biasanya, matanya berkaca-kaca.

Ada kehangatan dalam caranya berbicara, seolah-olah dia tak bisa membayangkan kehilangan Joohyun.

Joohyun tersenyum kecil dan mengangguk, senyumnya kali ini lebih tulus. "Aku tidak akan ngebut lagi, Seulgi. Janji."

Sesampainya di rumah sakit, mereka segera menuju IGD. Perasaan lega sesaat meliputi Seulgi saat mereka akhirnya berada di tempat yang aman.

Namun, kecemasannya kembali membuncah saat dokter memeriksa Joohyun dengan serius. Setelah beberapa pemeriksaan, hasil akhirnya jelas—tangan kiri Joohyun mengalami patah tulang.

Dokter pun memasangkan arm sling untuk menopang tangan Joohyun dan memastikan agar dia tidak menggerakkannya selama beberapa bulan ke depan.

Ketika dokter menjelaskan bahwa Joohyun harus mengenakan alat penyangga itu selama satu bulan ke depan, Seulgi langsung menatap Joohyun dengan rasa khawatir yang lebih dalam.

The Assistant [SEULRENE] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang