‧ ︵‿₊୨୧₊‿︵ ‧ ˚ ₊
꒰ Happy Reading ꒱
︶⊹︶︶୨୧︶︶⊹︶Keesokan harinya, Ashley dan Liam menuju markas teman-teman Liam tanpa Arsenio. Sesampainya di sana, suasana terasa sedikit tegang. Mereka semua sudah menunggu di ruangan sempit namun dipenuhi rasa penasaran.
"Lo Ashley, kan?" tanya Sadewa sambil menatap Ashley dengan sedikit waspada.
Ashley mengangguk. "Iya, gue Ashley. Jadi, gimana rencana kita sekarang?" tanyanya langsung, tanpa basa-basi.
Matheo, yang duduk di pojok ruangan sambil menekuk-nekuk jari, angkat bicara. "Pertama-tama, kita harus hack handphone-nya Grisella. Dari situ, kita bisa tau apa aja yang dia lakuin," ucapnya.
Mereka semua sepakat dengan usulan Matheo, tapi masih ada kendala besar: bagaimana caranya mereka bisa mendapatkan akses ke handphone Grisella?
Ashley mengerutkan kening. "Tapi gimana caranya kita ambil handphone dia?" tanyanya sambil melirik satu per satu wajah di ruangan.
Ethan, si hacker di antara mereka, menjawab santai, "Bisa, sih. Tapi kita harus ambil handphone-nya dulu dan sambungin ke laptop. Paling gampang kalau kita punya fisiknya."
Sadewa tiba-tiba menyeringai. "Gimana kalau kita pura-pura maling aja?" usulnya dengan nada bercanda, tapi ada keseriusan di matanya.
Ashley menggeleng cepat. "Eh, bisa-bisa Grisella lapor ke polisi nanti. Repot urusannya."
Hening sejenak. Mereka semua berpikir keras, mencari celah yang paling aman untuk mencuri ponsel itu tanpa ketahuan.
Matheo lalu berseru, "Yea, gue ada ide!" Semua mata tertuju padanya. "Gimana kalau Ashley pura-pura ngedeketin Grisella? Ngomong langsung ke dia kalau lo setuju sama hubungannya sama Arsenio. Dari situ, kita bisa pantau lo dari jauh. Pas lagi ngobrol, kalau handphone-nya dia taruh di meja, ada salah satu dari kita yang nyolong dari belakang."
Ashley mengangkat alis. "Dan gue nggak boleh bikin dia lengah gitu aja?"
"Persis," jawab Matheo sambil tersenyum puas. "Lo bisa, kan?"
Liam dan teman-temannya ikut mengangguk setuju, memberikan dukungan pada rencana itu.
Ashley menarik napas dalam-dalam. "Gue bakal coba."
Matheo langsung melanjutkan, "Berarti, lo harus chat Grisella dan ajak ketemuan di kafe. Nanti lo sharelock ke kita biar kita bisa pantau dari jarak jauh."
Ashley mengangguk paham, tapi kemudian bertanya, "Kalau dia sadar handphone-nya hilang, gimana?"
Ethan mengangkat bahu, seolah itu masalah kecil. "Bilang aja lo nggak tau. Kasih alasan, mungkin dia lupa bawa atau jatuh di jalan. Nanti, begitu kita selesai sambungin handphone-nya ke laptop Ethan, Sadewa bakal balikin handphone-nya ke tempat semula. Jadi, pas ketemuan udah beres, dia nggak akan curiga."
Ashley merasa sedikit lega mendengar rencana itu terdengar matang. "Oke, deh. Gue lakuin."
Sebelum mereka bubar, Ashley sempat menatap mereka satu per satu. "Sebelumnya gue mau makasih sama kalian, udah mau bantuin gue."
Sadewa hanya tertawa kecil. "Santai aja, bro. Lagian, kita emang nggak suka sama Grisella."
Semua tertawa ringan. Rasa cemas perlahan berganti menjadi semangat untuk menjalankan misi mereka. Rencana sudah tersusun, tinggal menunggu eksekusi. Sekarang, giliran Ashley yang harus memainkannya dengan sempurna.
Ashley pun mengirim pesan kepada Grisella dengan penuh sandiwara yang kuat.
To be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacific and Love (SEGERA TERBIT)
RomanceDIBACA YA‼️ ⚠️ Cerita ini 100% fiksi, but ada beberapa bagian yang emang real terjadi. ⚠️ Cerita ini mengandung kata-kata kasar ⚠️ 15+ ⚠️ Cerita ini mengandung beberapa bagian yang dibuat seperti au dan ada juga dialognya😚🫰🏻 ⚠️ Banyak bahasa sund...