🌊BAB 18🌊

42 29 24
                                    

‧ ︵‿₊୨୧₊‿︵ ‧ ˚ ₊꒰ Happy Reading ꒱︶⊹︶︶୨୧︶︶⊹︶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

‧ ︵‿₊୨୧₊‿︵ ‧ ˚ ₊
꒰ Happy Reading ꒱
︶⊹︶︶୨୧︶︶⊹︶

"Woy, Ashley! Buka pintunya!" seru suara seorang pria dari balik pintu.

Ashley yang masih setengah sadar mengerang kesal. "Ih, apaan sih? Ganggu aja, masih pagi-pagi buta begini..." gumamnya sambil menguap dan berjalan malas ke pintu.

Begitu pintu terbuka, tampak Liam berdiri di sana dengan senyum lebar. "Mau ngapain lo, Liam? Pagi-pagi buta begini nongol di depan pintu gue," kata Ashley sambil mengusap matanya.

"Hehehe, gue mau minta air panas. Mau bikin kopi, galon di unit gue habis, dan belum sempet beli," jawab Liam dengan nada ringan.

Ashley melipat tangan di depan dada. "Ih, miskin amat lo. Yaudah, masuk aja, tapi gue nggak punya kopi, ya. Lo bawa sendiri," ucapnya sambil membuka pintu lebih lebar.

Liam masuk ke dalam dengan santai dan langsung menuju dapur, tanpa perlu dipersilakan dua kali. Sementara itu, Ashley kembali ke sofa dan melanjutkan menonton drama Korea yang sedang diputar di televisinya.

Setelah selesai menyeduh kopinya, Liam berjalan ke ruang tamu dan duduk di sebelah Ashley. Ashley meliriknya dengan dahi berkerut.

"Lo kok masih di sini sih? Kenapa nggak balik ke unit lo aja?" tanyanya dengan nada heran.

Liam hanya mengangkat bahu sambil menyeringai. "Gue mau nonton drakor juga sama lo."

Ashley mendengus. "Idih, tiba-tiba banget lo, Liam. Kenapa sih?"

"Ini tuh langkah awal," jawab Liam penuh teka-teki.

Ashley menatapnya dengan alis terangkat. "Langkah awal apaan coba?"

Liam terkekeh. "Ada deh," ucapnya sambil menyeruput kopi panasnya.

Saat tatapannya tertuju pada meja, ia melihat bungkus rokok tergeletak di sana. "Ini punya lo?" tanyanya sambil menunjuk bungkus itu.

Ashley mengangguk. "Iya, punya gue. Emang kenapa?"

Liam menyeringai, lalu menggeleng pelan. "Ih, geleh. Geulis-geulis sok ngudud," (Ih, jelek. Cantik-cantik suka ngerokok) ledeknya.

Ashley mendelik kesal. "Ih, apaan sih? Terserah gue dong. Riweuh wae, maneh, Liam."

Liam tertawa kecil. "Hahaha, bercanda atuh, Neng."

Liam lalu meraih bungkus rokok itu dan berkata dengan nada ringan, "Minta ya, satu batang aja."

Ashley menatapnya tajam. "Ih, kasep-kasep teh miskin," ledeknya. (Ih, ganteng-ganteng miskin)

Liam tertawa lepas. "Aing mah nggak miskin. Nanti aing beli satu pabrik rokok biar maneh percaya."

Ashley tertawa kecil dan menggelengkan kepala. "JNE banget kamu mah."

Pacific and Love (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang