‧ ︵‿₊୨୧₊‿︵ ‧ ˚ ₊
꒰ Happy Reading ꒱
︶⊹︶︶୨୧︶︶⊹︶Malam itu, Ashley memutuskan untuk menghampiri Liam dan teman-temannya di markas LAVRIOZ. Ia ingin melihat apa saja yang telah mereka temukan di ponsel Grisella. Dari kafe Ashley berjalan menuju markas. Di sepanjang perjalanan, ia mengisap rokok, mencoba mencari pelarian dari rasa pahit yang mengganjal di hatinya.
“Mulut gue pahit, bjir,” gumamnya pelan, seakan-akan meyakinkan diri bahwa rokok bisa sedikit mengurangi sesaknya.
Langkah kakinya terhenti mendadak ketika melihat sosok Visha berjalan dari arah berlawanan. Gadis itu menatapnya dengan tatapan tak suka.
“Oh, ini cewek yang dideketin Liam, ya?” sindir Visha tajam, matanya memandang Ashley dengan penuh arti.
Ashley terkejut, tak menyangka gadis itu langsung melontarkan kalimat seperti itu. Namun, ia tak mau kalah. Sebuah senyum sinis terbit di bibirnya.
“Oh, ini selingkuhannya Abian, ya? Haduh, katanya primadona kampus, kok jadi perebut pacar orang sih? Malu dong,” balas Ashley, nada bicaranya tak kalah tajam.
Visha tampak terkejut. Ia menatap Ashley penuh kebingungan. “Wait, kok lo tahu gue pernah pacaran sama Abian?” tanyanya curiga.
Ashley mengisap rokoknya dengan santai, lalu mengembuskan asapnya tepat di depan wajah Visha. “Ya taulah. Abian tuh selingkuh di belakang gue. Dan parahnya lagi, dia selingkuh sama jalang kayak lo.”
Visha tersenyum sinis. “Pantes aja Abian selingkuh sama gue. Pacarnya aja di bawah rata-rata. Ups!”
Ashley mendengus, jelas-jelas tak mau kalah. “Bukannya itu lo ya? Ngeri zaman sekarang yang jadi selingkuhan tingkat kepedeannya lebih tinggi dari yang jadi pacar aslinya ya.”
Visha mendelik. “Bacot lo! Dasar cewek enggak bener. Udah enggak bener, ngerokok lagi. Najis gue liatnya!”
Kalimat itu langsung membuat emosi Ashley meledak. Ia menyambar kerah baju Visha dan menariknya dengan kasar.
“Enggak semua cewek perokok enggak bener ya, anjing!” bentak Ashley, wajahnya penuh amarah.
ini cuma pov doang ya gambarnya jadi biar kebayang sama kalian^^
Visha tersenyum licik meski bajunya dicekal erat. “Katanya lo cewek baik-baik, kok main kekerasan sih?” pancingnya.
Ashley mendengus kesal dan melepaskan cengkeramannya, lalu mendorong Visha hingga terjatuh ke aspal. “Lo sendiri yang mancing emosi gue, bangsat,” umpat Ashley sebelum berbalik dan melanjutkan langkahnya tanpa peduli.
Namun, tak jauh dari tempat Visha jatuh, seorang pria datang menolongnya. Ashley menengok ke belakang dan matanya membulat ketika melihat siapa pria itu. Ternyata pria itu adalah Abian.
“Lo nggak apa-apa? Sini, gue bantuin,” ujar Abian sambil meraih tangan Visha.
“Enggak apa-apa kok, Bian,” jawab Visha dengan senyum kecil.
Setelah membantu Visha berdiri, Abian terkejut, dan pandangannya bertemu dengan mata Ashley. Sesaat, waktu terasa berhenti bagi Ashley. Luka di hatinya kembali menyala. Ia ingin menangis, tapi ia tahu betul jika ia menangis sekarang, Abian akan tahu bahwa ia masih belum bisa move on darinya.
Ashley memaksakan seulas senyum tipis kepada Abian, lalu berbalik dan pergi begitu saja.
Visha menatap Abian dengan bingung. “Lo liatin apa sih, Bian?” tanyanya.
Abian tersadar dan buru-buru menggeleng. “Eh, nggak kok, Sha.”
────୨ৎ────
Setibanya di markas LAVRIOZ, Ashley langsung merebahkan dirinya di sofa tanpa mengatakan sepatah kata pun. Ia menatap langit-langit dengan pandangan kosong, tenggelam dalam pikirannya sendiri.
Sadewa, salah satu anggota, menyadari sikap aneh Ashley dan mengangkat alis. “Tumben banget ketua langsung rebahan,” ujarnya heran.
Ashley tak merespons.
“Lo kenapa, Ash?” tanya Matheo, duduk tak jauh darinya.
Ashley tetap tak bergeming. “Nggak, gue nggak apa-apa,” jawabnya singkat.
Liam dan Ethan ikut merasa ada yang janggal dengan sikap Ashley. Liam akhirnya menghampiri Ashley dan duduk di lantai, di samping sofa tempat gadis itu berbaring. Dengan lembut, ia menggenggam jari-jari kecil Ashley.
“Jujur deh, lo kenapa? Apa lo ketemu Abian di jalan?” tanya Liam lembut.
Ashley menatap Liam sejenak sebelum akhirnya bicara pelan. “Liam, salah nggak sih kalo gue masih sakit hati liat Abian sama selingkuhannya?”
Liam menggenggam tangan Ashley lebih erat. “Nggak salah, Ash. Wajar aja kalau lo masih sakit hati liat mereka,” jawabnya menenangkan.
Matheo, yang melihat momen itu, langsung berinisiatif. “Bang Ethan, Sawa, kita keluar yuk. Jangan ganggu mereka,” ajaknya sambil menyikut kedua temannya.
“Oh, i see. Ayo keluar, guys,” ujar Sadewa sambil tertawa kecil.
Mereka bertiga pergi meninggalkan Liam dan Ashley, membiarkan keduanya berbincang lebih lanjut.
Liam menatap wajah Ashley dengan penuh perhatian. “Jadi lo ketemu Abian sama selingkuhannya? Kalau boleh tahu, siapa selingkuhannya?” tanyanya hati-hati.
Ashley menarik napas panjang sebelum menjawab. “Visha. Mantan lo.”
Liam terperanjat. “Visha?” tanyanya tak percaya.
Ashley mengangguk. “Yes, she’s dating Abian,” ucapnya, suaranya terdengar getir.
Tak kuat lagi menahan emosi, air mata Ashley akhirnya jatuh.
“I’m sorry, Ashley. I shouldn’t have asked that,” ucap Liam dengan suara penuh penyesalan. Ia mengusap air mata Ashley dengan lembut, seperti yang pernah ia lakukan sebelumnya.
Ashley menggeleng pelan. “It’s okay, Liam.”
Dengan gerakan perlahan, Ashley bangkit dari sofa dan tanpa ragu memeluk Liam erat. Tangisnya pecah di dalam pelukan Liam.
Liam tak mengatakan apa-apa. Ia hanya membiarkan Ashley menangis sepuasnya, memberikan kehangatan yang selama ini Ashley cari dalam kesendirian dan kekecewaan.
To be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacific and Love (SEGERA TERBIT)
RomanceDIBACA YA‼️ ⚠️ Cerita ini 100% fiksi, but ada beberapa bagian yang emang real terjadi. ⚠️ Cerita ini mengandung kata-kata kasar ⚠️ 15+ ⚠️ Cerita ini mengandung beberapa bagian yang dibuat seperti au dan ada juga dialognya😚🫰🏻 ⚠️ Banyak bahasa sund...