Inaugurasi

7 2 0
                                    

a brand new story

Written by itsyourna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Written by itsyourna

***

"Dengan ini pengadilan menyatakan bahwa saudara Azrenda Mahardika divonis hukuman lima tahun penjara," Nyaring betul suara ketukan palu setelahnya menggema seantero ruang sidang. Memberikan vonis yang pihak berwenang rasa begitu adil untuk tingkat kejahatan yang telah dilakukan.

Tapi mereka pikir mereka berhasil mengelabui semua orang? Entah siapa yang menjadi penulis dibalik drama ini, tetapi setiap adegannya memang terlihat terlalu memaksa dan tidak masuk akal.

Naya duduk di sisi berseberangan dengan lelaki "pendosa" yang baru saja dijatuhi hukuman. Ada setitik raut kesedihan di wajahnya, tetapi Naya sangat yakin bukan karena telah melakukan dosa seperti yang hakim sebutkan. Orang-orang akan berpikir bahwa Azrenda Mahardika sangat menyesali perbuatannya sehingga tidak menyangkal satupun tuntutan. Ia terlalu kooperatif sehingga hakim menilai bahwa pendosa itu pantas diberikan "potongan" masa hukuman.

Terlalu lucu bagi Naya meskipun ia hanya diam di tempatnya.

Tiga ketukan palu hakim menarik kembali pandangan Naya dari si pendosa itu, menjatuhkan fokusnya pada para petinggi dan penonton yang mulai beranjak pergi. Naya menunduk sebentar, mengumpulkan kewarasannya setelah mendengar vonis lima tahun yang hakim berikan untuk mengganti nyawa ibunya.

Dalam lima tahun, Azrenda Mahardika akan lepas dari kungkungan penjara. Bahkan mungkin bisa lebih cepat jika ia berkelakuan baik selama penahanan. Dalam kurun waktu itu, Azrenda Mahardika akan kembali hidup dalam kehidupan yang sama atau tidak dengan yang ia jalani sebelum persidangan ini. Pikiran seperti itu memenuhi kepala Naya, memikirkan semua kemungkinan yang dapat terjadi pada tersangka.

Tetapi bagaimana ia akan menjalani hidupnya setelah ini? Terlebih sidang ini terlihat seperti drama murahan yang tidak lulus sensor di matanya.

Lantas Naya bangun dari duduknya, melangkah pelan menuju pendosa yang sudah siap dibawa ke rumah tahanan. Kedua tangan berurat yang diborgol itu menjadi pusat perhatiannya, membuat dia mendengus geli sebelum pandangannya naik menatap mata layu di hadapannya.

"Lucu kan?" Naya bergumam pelan sembari mengadu pandang dengan sosok di depannya."Seharusnya kita berdua sama-sama ketawa karena drama ini."

Azrenda Mahardika tidak memberi reaksi yang berarti selain matanya yang ikut bergerak mengikuti tatap sayu dari gadis di hadapannya. Ia tahu diri, tidak berhak terlalu banyak suara karena ia adalah pendosa.

"Vonis tadi berarti dramanya udah selesai, kan? Kalian tinggal menunggu beberapa tahun sebelum happy ending dan dunia kalian bisa baik-baik saja setelahnya," Naya melangkah maju sekali lagi, meskipun tangan petugas yang memegangi Azrenda Mahardika sempat menahannya, ia tetap bersikeras maju dan berjinjit untuk berbisik. "Tapi Azrenda....Aku tahu bukan kamu orangnya. Jadi selamat menanggung dosa orang lain dan aku akan menikmati sakit atas kehilangan ibuku."

***

Here we go with my first story ever!!

Cerita ini dipublish secara dadakan walaupun tidak tercipta secara dadakan karen sudah di draft selama berbulan-bulan. Aku gak bisa menjanjikan cerita ini akan sesuai dengan selera kalian, but i'm gonna try my best.

Jangan lupa add cerita ini ke reading list dan tolong temani aku berproses.

and here are my social medias:
Wattpad: itsyourna
Instagram: itsyourna06
Tiktok: itsyourna

With love
Inaaa
09/19/2024

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 09, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Seni Merayakan KehilanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang