Bab 4

487 47 0
                                    

Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, kini Alana dan Aksa sudah berada di parkiran cafe itu.

"Lo serius mau nemuin Liandra?,"-tanya Aksa memastikan.

Alana mengagguk, gadis itu tampak yakin jika harus kembali bertemu dengan mantan kekasihnya.

Alana memilih untuk turun dari mobil, berjalan menuju bangunan itu diikuti Aksa dibelakangnya.

"Mau masuk juga?,"- tanya Alana.

" Gue nunggu sini aja, lo masuk gih"-perintah Aksa pada sahabatnya.

Alana membuang nafasnya lega. Ia pikir jika Aksa akan ikut ke dalam dan bertemu dengan sahabat lamanya.

***

Sesampainya di dalam sana, Alana mencari keberadaan Liandra lalu pergi menghampirinya.

"Hallo ra"- sapa Liandra lebih dulu.

Alana kembali menyapa pria itu sebelum akhirnya memilih untuk duduk bersama pria yang sudah lama tidak ia temui.

"Ra,"-panggil Liandra yang berhasil membuyarkan lamunan gadis itu.

"I really miss you,"-kata Liandra dengan suaranya yang sudah bergetar.

Sore ini dengan suasana cafe yang begitu ramai, Liandra dengan beraninya mengungkapkan rasa rindu kepada Alana, gadis yang sudah sangat lama ia harapkan kehadirannya.

Hati Liandra seketika menjadi penuh setelah bisa kembali menatap netra milik gadis itu. Rasa rindu yang selama ini ia pendam, akhirnya meluap dengan sempurna.

Liandra dengan keberaniannya itu tiba-tiba mengajak gadis itu berpelukan. Namun Alana berfikir sekejap sebelum pada akhirnya ia menerima permintaan Liandra.

"Hug me ra,"- kata Liandra yang sudah merentangkan tangannya.

Alana bergerak masuk kedalam dekapan pria itu. Gadis itu mencari posisi terbaik agar bisa berpelukan dengan nyaman.

Terlihat deraian air mata yang berhasil membasahi pundak dua anak muda itu. Alana dan Liandra mencoba untuk meluapkan segala kerinduan yang sudah mereka pendam sejak 7 tahun yang lalu.

Alana merenggangkan pelukannya, gadis itu memilih untuk kembali duduk lalu membersihkan sisa air mata yang membasahi pipinya.

"Ra, maaf ya,"-kata Liandra membuka suara.

"Maaf?,"-tanya Alana bingung.

"Maaf, buat kejadian kemarin di rumah sakit,"- ujar pria itu.

"Aku hancur ra,"

"Aku butuh kamu,"-kata Liandra.

Alana mengernyit bingung, gadis itu belum mengetahui maksud Liandra.

Hancur?

Liandra yang mengetahui hal itu bergerak mengenggam tangan Alana, pria itu bertanya kepada Alana, kenapa ia pergi meninggalkan Liandra begitu saja.

"Ra, jangan pergi lagi ya,"

"Tolong maafin semua kesalahan saya di masa lalu li. Saya datang kesini cuma menerima, dan menghargai ajakan kamu tanpa ada tujuan lain."

"Ra, kita masih bisa sama-sama lagi kan?,"-

"Tolong jangan tinggalin aku untuk kedua kalinya."- kata Liandra.

Melihat Liandra seperti itu, membuat hati Alana menjadi sakit. Sehingga gadis itu memilih untuk segera pergi tanpa persetujuan Liandra.

"Maafin aku Li,"-batin Alana.

Sampai Menutup MATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang