___3 bulan kemudian.Pagi ini dengan segala keributan Lian dan Alea di rumah mewah itu berhasil membuat Dandi tampak geram. Pria yang sedari tadi hanya diam, kini berjalan menghampiri pusat keributan yang berada di ruang utama.
"Sudah-sudah jangan ribut mulu,"-tegur Dandi pada anak dan istrinya itu.
"Bilangin sama istri lo buat ngga usah ikut campur sama urusan gue,"-ujar Liandra yang sudah tersulut emosi.
Ya, sedari dulu Liandra dengan Alea atau istri muda Dandi itu tidak pernah akur. Liandra memang tidak pernah menyukai wanita itu karna kepribadian buruknya. Selain matre, Alea juga sering ikut campur dengan urusan Liandra.
***
Siang ini di pusat perbelanjaan itu terdapat Alana dan Liandra yang sedang berjalan menuju salah satu store baju branded. Keduanya sedang sibuk mencari kemeja putih untuk Alana.
"Ini bagus ngga?"-tanya Alana pada pria itu.
Liandra memegang dan melihat baju itu untuk memastikan kualitasnya sebelum akhirnya mengagguk setuju dengan pilihan Alana.
Setelah tiga bulan berlalu, kini Alana dan Liandra sudah biasa bersama, mereka berdua sudah berinteraksi selayaknya sepasang kekasih. Keduanya juga sering meluangkan waktu untuk sekedar bertemu dan menghabiskan waktu bersama.
Drttttt......
Ponsel Liandra berdering, pria itu merogoh saku celananya, mengambil benda itu lalu melihat layar yang menampilkan nama Dandi disana.
Liandra segera menggeser layar guna menerima panggilan, lalu mendekatkan benda pipih itu di samping telinganya."Nanti jam 7 ikut papa makan malam sama tamu,"-kata Dandi dari sebrang sana.
"Liandra ngga bisa pa, lain kali aja."-Dengan pembawaannya yang sangat tenang, Liandra segera menolak ajakan Dandi, karena malam ini ia sudah mempunyai janji jika ingin pergi bersama Alana dan Aksa.
"Kamu ngga bisa nolak, ini tamu papa dari luar negri Li, nanti kalau kamu ngga ikut pasti mama kamu marah"-kata Dandi.
"Liandra bilang ngga bisa ya ngga bisa, lagian aku males kalau ada wanita licik itu."-ujar Liandra dengan nada tinggi.
Liandra mematikan panggilannya sepihak, menyimpan ponselnya kembali, lalu pria itu kembali fokus pada Alana yang masih berdiri disebelahnya.
"Kenapa Li?"-tanya Alana bingung.
"Ngga papa, ayo pulang."-ajak Liandra tiba-tiba.
Alana mengernyitkan dahinya bingung, gadis itu tampak kesal, memilih diam ditempat dan membiarkan Liandra jalan terlebih dulu. Sampai pada akhirnya pria itu menyadari bahwa kekasihnya tidak ada disebelahnya.
"Loh, Alana mana,"-batin Liandra lalu membalikkan badannya.
Pria itu tersenyum saat mendapati Alana dengan wajah kesalnya yang masih berdiri di belakang sana. Liandra berjalan menghampiri Alana, menggandeng lengan kekasihnya dan membujuknya agar segera pergi dari tempat itu.
"Tadi siapa yang telpon, terus ngapain kok kamu jawabnya ngegas gitu?"-tanya gadis itu dengan tatapan tajamnya.
Liandra tersenyum tipis, pria itu kembali membuka suara dan menjawab pertanyaan Alana. Setelah mendengar penjelasan Liandra, kini Alana justru menyuruh kekasihnya itu pergi makan malam bersama Dandi, dan membatalkan perjanjiannya dengan ia dan Aksa malam nanti. Namun sayangnya Liandra terus menolak. Pria itu sudah tetap pada pilihannya, malam nanti Liandra lebih memilih untuk pergi bersama Alana dan Aksa dari pada harus pergi dengan Dandi untuk makan malam dan menemui tamunya.
Setelah melakukan perdebatan kecil, kini mereka berdua memutuskan untuk segera pergi meninggalkan bangunan besar itu lalu pergi menuju kediaman Alana.
***
Waktu berjalan begitu cepat, kini Alana dan Liandra sudah berada di salah satu cafe ternama di kota itu. Mereka berdua sudah duduk di bangku paling depan, menghadap panggung yang tidak begitu besar dan biasa digunakan untuk live musik atau sekedar karaokean, mereka juga sedang menunggu kehadiran pria yang tak kunjung datang.
"Mau pesen minum dulu ngga?"-tanya Lian pada kekasihnya.
"Boleh deh, pesen 3 buat Aksa sekalian,"-kata Alana.
"Aksa ntar aja, aku ngga tau dia suka apa ra,"-Liandra.
"Pesenin cappucino aja, yakin deh pasti diminum."-kata Alana memberi tahu.
Liandra pun mengagguk, pria itu percaya pada Alana karena bagaimanapun kekasihnya sudah lama bersahabat dengan Aksa, jadi sedikit banyak pasti mereka berdua saling mengetahui satu sama lain.
Setelah selesai memesan, kini tampak Aksa yang sedang berjalan menghampiri sepasang kekasih yang sudah duduk di depan sana. Pria itu menyapa Alana dan Liandra, lalu ikut gabung duduk disana.
"Sorry telat, habis rekaman dulu,"-ujar Aksa.
"Weihhh keren banget nih artis kita,"-ledek Alana setelah mendengar alasan dari sahabatnya itu.
"Haha aman bro,"-jawab Liandra terkekeh setelah melihat tingkah Alana.
Jangan ditanya, sudah pasti Aksa melemparkan tatapan tajam setelah mendapat ejekan dari sahabatnya itu.
___Malam itu mereka bertiga hampir menghabiskan waktu 3 jam untuk bercerita dan bercanda disana. Ketiganya tampak asik dalam obrolannya.
Sudah lama sekali Liandra tidak merasakan hal seperti ini. Ya setelah lulus SMA, pria itu dikekang oleh sang ayah agar fokus kuliah, sementara pada saat itu Liandra sedang merasa kacau akibat kepergian Alana yang entah kemana. Saat itu menjadi fase terburuk dalam hidupnya, anak yang seharusnya bahagia diluar bersama temannya. Terpaksa Liandra harus berada dalam pantauan Dandi dengan segala peraturan bodohnya.
Kalau kalian pikir itu ulah Dandi, itu salah besar. Sudah jelas ini ulah Alea, ibu tiri Liandra.
Sangat berbeda dengan Alana, meski banyak rintagan yang menerpa hidupnya, gadis itu masih bisa mempunyai waktu untuk sekedar bersenang-senang di luar sana. Sehancur apapun Alana pada saat itu, ia masih mempunyai Aksa yang selalu menemani di segala situasi.
Apalagi 7 tahun lalu setelah memutuskan untuk pergi dari hidup Liandra, dan merasakan patah hati. Karena tidak lama setelah itu kedua orang tuanya juga harus pergi untuk selama-lamanya.
Semua cerita itu berhasil Alana dan Liandra luapkan disana, sehingga berhasil membuat mereka cukup terkejut dengan fakta-fakta itu.
"Jadi papa sama mama udah ngga ada na?"-tanya Liandra.
Alana mengagguk, gadis itu melanjutkan ceritanya sehingga berhasil membuat air mata ketiga anak itu lolos. Mereka bertiga saling menguatkan, dan berjanji untuk terus jalan beriringan meski entah kedepan takdir berkata apa.
"Terimakasih ra, sa,"-kata Liandra pada dua orang yang sedang bersamanya.
"Buat?," Alana.
"Terimakasih kenapa li?"-Aksa.
"Terimakasih udah nerima gue lagi, karena kalian gue jadi ngerasain kehidupan di dunia ini,"-kata Liandra.
Kini Alana dan Aksa bergerak merangkul Liandra yang masih diam dalam duduknya. Mereka berdua berhasil memberi kehangatan pada hati Liandra, sehingga hati pria itu terasa penuh.
[Anak ngga tau diri]
[Tinggal dateng buat ikut makan malam apa susahnya si]
[Mana jam segini belum sampai rumah]
[Pulang Liandra! Papa tunggu kamu di ruang kerja]
Tampak beberapa pesan masuk dari papanya, Liandra yang mengetahui itu berdecak malas. Membayangkan apa yang akan terjadi jika ia tiba dirumahnya nanti.
"Pasti ini gara-gara wanita sialan itu,"-gumamnya lirih.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sampai Menutup MATA
RomanceKisah tentang dua insan yang dipertemukan kembali oleh takdir.