Bulan bulat sempurna itu masih bertengger di langit, di sekitarnya terdapat bintang yang gemerlapan ikut menghiasi langit pada malam ini. Dari balkon rumahnya, seorang gadis menatap lekat keindahan yang terpancar dari atas sana. Namun menurutnya hanya Langit yang indah, tidak dengan perasaannya saat ini.
Alana Xaviera, setelah mendapati kejadian sore tadi, kini perasaan gadis itu tak kunjung membaik. Alana tampak masih bergelut dengan pikirannya.
Pimmmmmmmmmm.
Terdengar suara klakson mobil dari bawah sana, Alana beranjak dari duduknya, berjalan mendekat tralis, kepalanya sedikit ia majukan guna melihat siapa yang datang di bawah sana.
"Hadehhh, ngapain tu anak."-gumam Alana setelah mengetahui mobil Aksa di depan gerbang rumahnya.
Gadis itu berjalan meninggalkan balkon menuju bawah guna membukakan pintu gerbang untuk sahabatnya.
"Ngapain kesini malem malem," -gumam Alana pada pria yang baru saja selesai memarkirkan mobilnya.
"Baru jam 9,e-eh lo kenapa. Habis nangis ya?,"-tanya Aksa curiga, setelah mendapati mata Alana yang sembab.
Sementara Alana tidak menjawab pertanyaan pria itu, ia lebih memilih untuk berjalan mendahului Aksa masuk ke dalam rumahnya. Aksa menggelengkan kepalanya, tidak heran lagi melihat tingkah Alana pada malam itu.
"Kalau mau minum ambil sendiri,"-ujar Alana yang sudah menjatuhkan tubuhnya di atas sofa.
"Gue ngga butuh minum."-jawab Aksa santai, lalu ikut duduk disebelah Alana. Bertanya pada gadis itu, sebenarnya apa yang sedang terjadi pada dirinya.
"Mama Liandra, sa,"-kata Alana.
"Kenapa lagi dia?,"-
"Ternyata masih sama kaya dulu, dia sama sekali belum bisa nerima gue."-jawab Alana lirih.
"Tadi gue sama Liandra ke cafe, terus ketemu dia. Dan gitulah, dia maki-maki gue, ngata-ngatain gue, dan nyuruh gue buat ninggalin Liandra lagi." - sambungnya.
"Sabar ya na, gue ngerti banget kok perasaan lo. Tapi sabar ya, cinta lo sama Liandra perlu diperjuangkan, gue ngga tau kapan puncaknya, tapi gue yakin kalau cinta kalian bakal berakhir bahagia."-kata Aksa sembari mengusap bahu Alana.
Di ruangan itu mereka berdua bercerita sangat lama, hingga kini waktu menunjukkan pukul 11:00 malam. Aksa yang menyadari itu segera berpamitan untuk pulang.
"Thank you, sa."-kata Alana setelah hatinya merasa lebih tenang.
"Aman, dahh tidur sana. Ngga usah overthinking mulu." -Ledek Aksa sebelum akhirnya memutuskan untuk segera pergi.
Keesokan harinya__
"Gue ada meeting jam sembilan, ntar kalau beres gue kabarin." -kata Liandra sebelum mengakhiri panggilannya bersama Aksa.
Pagi itu Liandra sedang dalam perjalanan menuju rumah Alana. Ya seperti perjanjiannya kemarin malam, pagi ini sebelum ke kantornya, Liandra akan mengantar Alana ke rumah sakit terlebih dahulu.
Setibanya di depan rumah Itu, tampak Alana yang sudah berdiri di depan gerbang rumah sembari memainkan ponselnya. Liandra yang menyadari itu segera menyuruh Alana masuk ke dalam mobilnya.
"Masuk ra," -pinta Liandra pada kekasihnya.
Alana bergerak masuk ke dalam mobil, duduk di sebelah bangku kemudi.
"Udah nunggu lama ya?,"-ujar Liandra membuka obrolan.
Alana menggelengkan kepalanya, karena gadis itu memang baru saja keluar dari rumah, dan menunggu Liandra di depan sana. Sementara Liandra segera melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sampai Menutup MATA
RomanceKisah tentang dua insan yang dipertemukan kembali oleh takdir.