Bab 7

310 33 2
                                    

***

"Ayok ke RS, keburu telat nih,"-ajak Alana pada pria yang masih berada didekapannya.

Liandra bergerak melepas pelukan itu, badannya sedikit ia jauhkan. Lalu segera mengikuti Alana yang sudah jalan lebih dulu.

Dalam perjalanan menuju rumah sakit, mereka berdua tampak asik bercerita sampai pada akhirnya ponsel Alana berbunyi, layarnya menampilkan nama Dokter Ella disana. Alana yang melihat itu segera menggeser layar guna menerima panggilan, lalu mendekatkan benda itu disamping telinganya.

"Iya, kenapa dok?"-tanya Alana.

"Kamu bisa dateng ke rumah sakit lebih awal ngaa?, pasien atas nama Mirabella Anggisa nangis terus ngga mau diperiksa aku na, dia maunya sama Dokter Alana,"-kata Dokter Ella panik.

"Aku udah di jalan dok, tolong tunggu sebentar ya,"-kata Alana sebelum akhirnya panggilan itu terputus.

Wajah gadis itu seketika menjadi berubah, pria yang sedari tadi masih di sampingnya itu bertanya kepada Alana.

"Kenapa?, kok panik gitu?"-tanya Liandra bingung.

Alana menjawab pertanyaan Liandra, gadis itu banyak bercerita mengenai pasiennya itu.

"Dia sama oma nya doang?,"-tanya Liandra yang berhasil mendapat anggukan dari Alana.

Setelah mendengar cerita dari Alana, pria itu berinisiatif untuk ikut Alana meski dengan tujuan berbeda.

"Setelah kamu periksa anak itu, aku ijin jengukin dia boleh ngga?,"tanya Liandra.

"Ikut aja dulu, nanti aku ijinin sama oma nya."

***

Setelah tiba di rumah sakit, kini Alana menyusri koridor rumah sakit untuk pergi ke ruangannya terlebih dahulu. Setelah selesai bersiap di dalam sana, kini Dokter Alana segera pergi ke ruang rawat inap milik anak itu untuk menemui Dokter Ella, lalu segera memeriksa kondisi Bella saat itu juga.

"Doktel anana,"-teriak Bella histeris.

"Hallo sayang, kenapa gamau diperiksa sama Dokter Ella mmm?,"-tanya Alana pada anak itu.

"Bella mau sama doktel aja,"-jawab anak itu sembari menunjuk Alana.

Alana hanya bisa tersenyum, gadis itu berusaha memberi pengertian pada Bella agar tidak berontak jika dokter lain yang memeriksanya. Pasalnya bukan hanya sekali atau dua kali, kejadian seperti ini sudah beberapa kali terjadi.

"Yaudah kalau gitu saya keluar dulu ya dok,"-kata Dokter Ella, lalu pergi.

Sementara Alana mengagguk, dokter muda itu berjalan menuju sebelah wanita tua yang berdiri disamping hospital bed.

"Ibu sehat kan?,"-tanya Alana setelah melihat wajah lelah milik wanita itu.

"Alhamdulillah saya sehat dok, maaf ya cucu saya jadi ngerepotin."-Dengan rasa bersalah, wanita itu berbicara sambil mengelus punggung Alana.

Alana yang mengetahui kondisi wanita itu segera menyuruhnya beristirahat lebih dulu, ia juga tidak lupa meminta ijin jika Liandra akan menjenguk cucu kesayangannya itu.

"Pacarnya dokter mau jengukin Bella?,"-tanya wanita itu.

"Iya, boleh kan?"-

Wanita itu mengagguk, mempersilahkan Dokter Alana membawa pacaranya ke ruangan itu. Namun setelah Liandra masuk ke ruangan, wanita itu meminta izin untuk keluar terlebih dahulu dan menitipkan Bella pada Dokter Alana dan kekasihnya.

***

"Anaknya baru aja tidur?"-tanya Liandra pada gadis disebelahnya.

"Iya,"-jawab Alana.

"Hampir jam sembilan li, aku boleh titip Bella sama kamu dulu ngga?,"-kata Alana setelah mengetahui perputaran jarum jam.

Liandra menyetujui permintaan Alana, pria itu memilih duduk di sofa dan membiarkan Alana pergi untuk bertugas. Namun tidak lama setelah itu Bella mulai membuka matanya perlahan, anak itu hanya menemukan Liandra di dalam sana.

"Doktel anana mana?, oma mana?"-tanya anak itu kebingungan.

"Om, siapa? "-

"Hallo, kamu Bella ya. Salam kenal aku om Liandra, pacarnya Dokter Alana,"-kata pria itu penuh percaya diri.

"Hallo om ianda, nama aku Bella,"-ujar anak itu bersemangat.

Sembari menunggu kedatangan nenek dari Bella, kini dengan penuh kesabaran Liandra mengajak cerita anak dengan kesabaran setipis tisu itu.

"Ini oma nya kemana sih, kok lama banget,"-batin Liandra.

"Om ianda,"-panggil Bella.

"Iya, kenapa?"-Liandra.

"Mamanya om ianda nggak dipenjala kan?,"-tanya anak itu tiba-tiba.

Sementara Liandra tampak terkejut setelah mendapati pertanyaan tersebut.

"Hah, engga dong. Emang kenapa, kok kamu nanya gitu?"-tanya Liandra penasaran.

"Mama aku dipenjala om, aku kangen mama."-Dengan air mata yang sudah membasahi pipi, Bella berhasil membuat pria itu tampak bingung.

"Anjir, ini kenapa jadi kaya gini woe. Bingung gue,"-gerutu Liandra.

Sementara sedari tadi tampak wanita tua itu yang sudah berdiri di ambang pintu. Setelah melihat tingkah cucunya, wanita itu berjalan menghampiri Liandra dan berdiri disebelahnya, tangannya perlahan mengusap punggung milik pria itu.

"Maaf ya, cucu saya emang suka gitu,"-kata wanita itu yang berhasil membuat Liandra cukup lega.

"Akhirnya dia dateng juga,"-batin Liandra.

"Ngga papa buk, namanya juga anak kecil,"-jawab Liandra.

Sebelum memutuskan untuk pergi dari ruangan itu, Liandra sempat diajak sedikit bercerita dengan wanita tua yang sudah duduk disebelahnya. Mereka bukan hanya membicarakan Bella, namun wanita itu juga sempat membicarakan betapa baiknya Alana pada Liandra disana.

___

[Ra, omanya Bella udah balik kesini, aku pamit pulang dulu ya. Kamu semangat kerjanya.]- tampak pesan yang baru Liandra kirim pada Alana.

***

Sampai Menutup MATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang