"Jadi gimana hasilnya?"
Itulah pertanyaan yang terlontar dari sang paman begitu Nicolo dan kedua sepupu kembarnya kembali ke dalam mobil. Mereka baru saja menyelesaikan tes masuk dan mengunjungi area bawang masing-masing. Namun, baik Nicolo, Cindy, maupun Candy terdiam. Tak satu pun menjawab pertanyaan pria berambut pirang keriting itu, membuatnya heran melihat ketiga remaja tersebut menampilkan wajah muram secara bersamaan.
"Kalian kenapa?" Akhirnya, pria itu mengalihkan pertanyaannya untuk menyinggung kondisi dan suasana hati Nicolo, Cindy, dan Candy yang tampak sangat berbeda dibanding terakhir kali ia melihat mereka. Sepertinya ada yang tidak beres, begitulah kira-kira yang terlintas di benak pria berambut pirang keriting tersebut.
"Berisik! Gak usah banyak bacot, Pa!" Tiba-tiba, Candy yang duduk di kursi depan, tepat di samping pria itu, berteriak keras dengan sorot mata tajam dan melotot. "Cepetan nyalain mobilnya sekarang! Aku pengen pulang!"
"Candy! Kamu ini kenapa!?" Mengabaikan keinginan salah satu putri kembarnya, pria itu justru membentak Candy, terkejut sekaligus penasaran melihat gadis itu mengamuk begitu liar, bahkan lebih parah daripada yang terjadi pagi tadi.
Muak menyaksikan perilaku Candy yang selalu saja berbuat onar dan membuat ayahnya pusing, Cindy pun langsung bersuara. Namun, kali ini nadanya tidak seceria dan selembut biasanya; ia berbicara dengan penekanan, seolah sedang menahan rasa jengkel yang begitu besar.
"Candy itu lagi marah karena dia masuk ke area Bawang Hitam, Pa," ungkap Cindy dengan ekspresi serius. "dia masih gak terima soal itu."
Nicolo terkejut melihat keberanian Cindy membocorkan hasil tes Candy kepada ayahnya. Biasanya, gadis yang duduk di sebelahnya ini berperan sebagai penenang dan pelerai yang selalu membawa kelembutan dan ketenangan menyejukkan. Namun kini, sikapnya tampak sangat berbeda, bahkan terkesan seperti provokator. Mungkinkah perubahan suasana hati Cindy dipengaruhi oleh hasil tesnya? Begitulah yang terlintas dalam benak Nicolo saat menyaksikan perilaku Cindy yang mengejutkan.
"Jadi cuma gara-gara itu?" Seketika, pria berambut pirang keriting itu mengangkat salah satu alisnya, tampak tidak percaya bahwa amukan Candy kali ini hanya disebabkan oleh hasil tes yang menempatkan gadis itu di area Bawang Hitam. "Dengerin nih ya, mau kalian Bawang Putih, Bawang Merah, atau Bawang Hitam, itu semua ga ada hubungannya sama masa depan kalian. Itu cuma fase, bahkan ada kesempatan buat siapapun naik ke Bawang Putih, kan? Lagian Papa juga alumni SMA ini, dan dulunya Papa masuk ke area Bawang Merah, banyak juga temen-temen Papa dari Bawang Hitam, sekarang hidup mereka normal dan baik-baik aja kok."
Nicolo, Cindy, dan Candy terkejut mendengar penjelasan dari pria berambut pirang keriting itu. Sepertinya, baru kali ini ia membagikan kisah masa lalunya, bahkan kepada anak-anaknya sendiri, terutama mengenai rekam jejak pendidikannya.
Ternyata, pria itu adalah alumni SMA Cemara yang pernah tergabung dalam area Bawang Merah. Tidak mengherankan jika ia memasukkan Nicolo, Cindy, dan Candy ke sekolah ini, mengingat tempat tersebut adalah almamaternya.
KAMU SEDANG MEMBACA
999 (BxB)
RomancePagar pembatas antara murid unggulan, murid buangan, dan murid bermasalah semakin merenggang. Nicolo dan Hyeon, dua murid lelaki yang dimabuk cinta, ingin hubungan mereka bukan sebatas ekspresi kasih sayang semata, tapi juga sebagai aksi kerja sama...