Saat Daniel, pemuda berambut hitam keriting dengan sorot mata sayu yang menjabat sebagai Wakil Ketua OSIS, melemparkan foto wajah Nicolo ke meja, Hyeon yang duduk di depannya seketika terpaku.
Hyeon tak mengerti bagaimana sesi wawancaranya dengan Wakil Ketua OSIS ini bisa berakhir pada foto Nicolo, yang menurutnya sama sekali tak relevan dengan urusan organisasi.
Namun, Hyeon merasa ada sesuatu yang tersembunyi di balik tindakan Daniel. Ia yakin Wakil Ketua OSIS itu pasti punya alasan kuat mengapa ia sengaja menunjukkan foto Nicolo padanya.
Apakah mungkin ini terkait dengan peristiwa penyambutan—momen ketika Nicolo dan Gebby berdebat sengit melawan Yuniar, Sang Ketua OSIS, dalam kritik tajam terhadap sistem di SMA Cemara? Perdebatan itu bisa saja membuat mereka dan orang-orang terdekat mereka menjadi sasaran perhatian organisasi ini.
Hyeon menduga demikian, karena itulah satu-satunya hal yang baginya terasa sangat masuk akal.
Dengan kata lain, Hyeon yang sering terlihat akrab dan dekat dengan Nicolo pun ikut masuk dalam daftar Para Bawang Putih Pemberontak.
Tentu saja, ini hanya sekadar dugaan dan hipotesis Hyeon, tanpa dasar fakta yang pasti.Menarik napas dalam-dalam, Hyeon akhirnya membuka mulut, memberanikan diri untuk menjawab meski jantungnya berdegup kencang karena tegang.
"Hubungan aku dengan orang yang ada di dalam foto, cuma sekedar sahabat," ujar Hyeon dengan suara yang sedikit bergetar, namun tatapannya tetap tajam dan fokus menatap mata Daniel di depannya. "kalau boleh tahu, apa alasan Kak Daniel nunjukin foto dia? Soalnya aku rasa, pertanyaan kali ini, enggak ada hubungannya sama OSIS."
Daniel terdiam sejenak sebelum akhirnya menghela napas lelah. Dari ekspresinya, tampak jelas ia malas menjelaskan, namun karena Hyeon bertanya, ia tak punya pilihan selain mengungkapkannya.
"Pertanyaan ini memang gak ada hubungannya sama OSIS, tapi laki-laki yang kamu anggap sebagai sahabatmu itu, telah menarik perhatian seluruh anggota OSIS, terutama Yuniar, Ketua OSIS kita," kata Daniel, sambil menguap lebar. "dan karena kamu diketahui dekat sama orang itu, jadi Yuniar memaksaku untuk memasukkan pertanyaan ini kepadamu, jadi maaf kalau kamu ngerasa gak nyaman, ini bukan keinginanku."
Ternyata semua dugaan Hyeon benar; OSIS mulai mengincar Nicolo dan Gebby, serta menandai orang-orang yang dekat dengan mereka, seperti buronan kelas kakap yang telah ditargetkan oleh kepolisian.
"Baik, aku paham, Kak Daniel," kata Hyeon sambil tersenyum ramah, menanggapi pernyataan Wakil Ketua OSIS tersebut. "tapi ngelakuin semua ini, tujuannya apa?"
Dengan nada santai, Hyeon melontarkan pertanyaan yang cukup berat dan serius kepada Daniel. Seiring berjalannya waktu, sesi wawancara yang seharusnya menginterogasi Hyeon justru beralih menjadi Daniel yang harus menjawab pertanyaan.
"Tujuan?" Daniel, dengan mata sayunya yang tampak mengantuk berat, hanya memberikan senyuman tipis. "rumit kalau dijelaskan, tapi yang aku tahu, siapapun yang telah menarik perhatian OSIS, apalagi ke arah yang buruk, selalu berakhir tragis."
KAMU SEDANG MEMBACA
999 (BxB)
RomancePagar pembatas antara murid unggulan, murid buangan, dan murid bermasalah semakin merenggang. Nicolo dan Hyeon, dua murid lelaki yang dimabuk cinta, ingin hubungan mereka bukan sebatas ekspresi kasih sayang semata, tapi juga sebagai aksi kerja sama...