Beberapa hari setelah wawancara Hyeon dengan Daniel, Wakil Ketua OSIS, Nicolo terlibat perkelahian di kelasnya, tepat saat pelajaran edukasi seks. Insiden itu berawal ketika guru mulai membahas keberagaman orientasi seksual dan identitas gender pada makhluk hidup, termasuk manusia.
Guru menjelaskan bahwa seksualitas memiliki berbagai bentuk, seperti heteroseksual yang berarti tertarik pada lawan jenis, homoseksualitas yang merujuk pada ketertarikan sesama jenis, biseksualitas yang mencakup ketertarikan pada kedua jenis, dan lain-lain. Namun, ada seorang siswa menertawakan dan merendahkan homoseksualitas dengan menganggapnya sebagai gangguan mental, bukan bagian dari keragaman seksualitas.
Hal itu menjadi pemicu amarah Nicolo. Tanpa ragu, ia bangkit dari kursinya, mendekati si pelontar komentar dan menariknya hingga terjatuh dari bangku. Dengan kepalan tangan kanan yang penuh amarah, Nicolo menghantam wajah siswa tersebut berkali-kali. Suara jeritan ketakutan murid-murid perempuan memenuhi ruangan, sementara murid-murid laki-laki hanya bisa terpaku menyaksikan kejadian itu.
"Hey! Hey! Sudah-sudah! Jangan berantem!"
Guru perempuan yang mengajar pelajaran tersebut segera berusaha melerai pertengkaran mereka, meskipun lebih tepat disebut serangan sepihak daripada perkelahian antara dua orang. Nicolo terus menghujani lawannya dengan pukulan, sementara siswa yang diserangnya hanya membeku, menerima setiap hantaman hingga wajahnya penuh lebam.
Mendengar seruan guru perempuan itu, Nicolo segera menghentikan aksinya. Dengan ekspresi puas, ia berdiri tegak sambil menatap siswa yang terkapar di lantai dengan wajah penuh luka, darah mengalir dari hidung dan bibir orang itu.
"Lain kali, kalau ngomong itu dipikir dulu pake otak," geram Nicolo pada sosok yang baru saja dihajarnya. "meski orang-orang homoseksual jarang kelihatan, bukan berarti mereka gak ada."
Mendengar ucapan Nicolo, siswa itu hanya meringis, tak lagi berani membalas sepatah kata pun. Para murid di kelas edukasi seks itu hanya bisa terpaku, menyaksikan Nicolo dengan tenang dan percaya diri berjalan gagah, kembali ke kursinya. Ia duduk seolah tak terjadi apa-apa, mengabaikan sosok yang baru saja dihajarnya, yang masih terkapar di lantai dalam kondisi memprihatinkan.
Pelajaran pun dilanjutkan setelah siswa yang terluka akibat hajaran Nicolo dibawa oleh beberapa murid ke ruang UKS. Meskipun suasana kelas tampak kembali normal, kejadian barusan seakan menjadi peringatan keras bagi semua orang di ruangan itu untuk tidak merendahkan kaum homoseksual.
Hyeon hanya tertawa kecil mendengar cerita Nicolo tentang kejadian di kelas edukasi seks. Duduk di meja kantin saat waktu istirahat makan siang, mereka berdua tampak seru, saling bercerita sambil menikmati makanan lezat.
"Parah banget kamu," Hyeon menggelengkan kepalanya, menunjukkan raut wajah tidak percaya pada Nicolo yang telah berbuat onar di kelas edukasi seks saat pelajaran sedang berlangsung. "kalau kamu kena hukuman gimana?"
Sambil mengunyah potongan wortel yang dimasukkan ke dalam mulut, Nicolo mengedikkan kedua bahunya dan berkata, "aku gak peduli sama itu, mau kena hukuman juga terserah, yang penting aku udah puas ngeluapin semua amarahku pada cecunguk itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
999 (BxB)
RomancePagar pembatas antara murid unggulan, murid buangan, dan murid bermasalah semakin merenggang. Nicolo dan Hyeon, dua murid lelaki yang dimabuk cinta, ingin hubungan mereka bukan sebatas ekspresi kasih sayang semata, tapi juga sebagai aksi kerja sama...