Pagi ini adalah momen yang ditunggu-tunggu. Hari pertama Nicolo, Cindy, dan Candy memasuki jenjang SMA. Belajar di sekolah yang sama, yaitu SMA Cemara, membuat segala sesuatunya terasa lebih menggairahkan. Namun, entah mengapa, mereka masih belum mengenakan seragam sekolah; ketiganya terlihat berangkat dengan pakaian santai khas remaja.
"Kalian sudah siap?" Pria berambut pirang keriting itu bertanya dari kursi kemudi setelah Nicolo, Cindy, dan Candy memasuki mobilnya.
Sinar mentari pagi memancarkan cahaya cerah, menerangi kaca mobil. Udara terasa begitu segar, dan Nicolo tampak bersemangat saat duduk di kursi belakang bersama Cindy, sementara Candy duduk di depan, bersebelahan dengan pria berambut pirang keriting yang merupakan ayah si kembar.
"Siap!" Nicolo menjawab pertanyaan pamannya dengan senyuman lebar sambil penuh semangat.
"Siap dong!" Cindy turut bersuara, menambah keceriaan suasana.
Sementara itu, Candy hanya memamerkan ekspresi cemberut di kursinya, sama sekali tidak tertarik untuk merespons pertanyaan ayahnya. Mungkin gadis itu masih kesal, tidak bisa menerima kenyataan bahwa ia akan bersekolah di tempat yang sama dengan Nicolo.
Senang melihat reaksi antusias tersebut, pria berambut pirang keriting itu tersenyum tipis sebelum kembali fokus pada tugasnya mengemudikan kendaraan.
Dengan gerakan perlahan, mobil hitam yang mereka tumpangi akhirnya meninggalkan pekarangan rumah, melaju ke jalan raya, dan mulai bergerak dengan tenang.
Di kursinya, Nicolo melirik ke samping, menikmati pemandangan yang terlihat dari jendela mobil di sebelah kanannya. Sementara Cindy tampak asyik memainkan permainan seru di ponselnya, Candy hanya menatap lurus ke depan dengan bibir yang masih cemberut.
Ketiganya tampak terlarut dalam dunia masing-masing hingga tak terasa mobil yang dikemudikan oleh pria berambut pirang keriting itu sudah mulai memasuki gerbang besar SMA Cemara.
Nicolo, Cindy, dan Candy terlihat terpesona dan penuh kekaguman saat menyaksikan bangunan megah, modern, dan menjulang tinggi di depan dan di sekitar mereka. Bentuk sekolah ini berbeda dari SMA pada umumnya; lebih mirip gedung perkantoran ala pencakar langit khas perusahaan raksasa di pusat kota.
"Yuk, keluar." Pria berambut pirang keriting mengajak ketiga remaja yang duduk di mobilnya untuk keluar dari kendaraan tersebut.
Menuruti perintah pria itu, Nicolo, Cindy, dan Candy segera keluar dari mobil dan menginjakkan kaki mereka di tanah beton halaman depan SMA Cemara yang luas, dikelilingi pepohonan cemara yang menyejukkan.
Mengikuti langkah pria berambut pirang keriting, ketiga remaja itu mengekorinya dari belakang. Mereka dibawa ke sebuah ruangan khusus yang diperuntukkan bagi murid angkatan baru untuk menjalani tes yang tampaknya sangat penting.
Nicolo, Cindy, dan Candy tidak sepenuhnya mengerti tujuan tes ini, tetapi mereka hanya menuruti arahan pria pirang keriting untuk memasuki ruangan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
999 (BxB)
RomancePagar pembatas antara murid unggulan, murid buangan, dan murid bermasalah semakin merenggang. Nicolo dan Hyeon, dua murid lelaki yang dimabuk cinta, ingin hubungan mereka bukan sebatas ekspresi kasih sayang semata, tapi juga sebagai aksi kerja sama...