10.

494 91 5
                                    


***
Erine POV

Aku tertidur lelap dengan kondisi earphone yang masih berada ditelinga, dan handphone yang terus-terusan menyala. Kalau tidak salah, hampir 10x aku mendengar suara merdu Oline tadi malam.

Dengan kondisi yang sudah seratus persen sadar, aku berdiri dihadapan kaca dan melihat kondisi leherku, ah sial, bercak merah membandel itu masih ada sampai sekarang, gara-gata itu, aku harus memakai foundation tebal di area leher.
Memalukan, kapan sih ini hilangnya? Hampir 5 hari masih belum hilang-hilang?

"Adek, udah bangun?" tiba-tiba, bunda membuka pintu kamarku tanpa mengetuk, tentunya aku terkejut, dan juga reflek menutupi area leherku, sepertinya bunda curiga, "Leher kamu kenapa dek? Ada yang sakit?"

Nah kan!
"Salah posisi tidur bunda, agak sakit sih, tapi masih aman lah bun."

"Ohh, biasa itu mah, nanti pakein konterpen juga sembuh itu!" bunda menutup pintu dan bergegas pergi tanpa ada rasa curiga sedikitpun, syukurlah!

Fyuh, aku tau apa yang akan aku lakukan hari ini, saat ini, aku harus bersiap-siap dulu, lalu baru deh berangkat!

-

-

-

-

"Tumben gak dianter Nala?" Fritzynn bertanya kepadaku, sekarang, kita berada dikoridor, kebetulan aku dan Fritzynn tidak ada jadwal piket OSIS hari ini, "Nala aja terus, kayak nggak ada orang lain aja."

"Alah, lu aja juga dianter sama Moreen kan?" wait... wait... WHAT? Fritzynn... Moreen? Moreen yang satu circle sama Oline kan?
"HAH?" ucapku shock dengan Ribka secara bersamaan mendengar kalimat yang dikatakan Abigail tadi, apa-apaan ini?

"Wah lu ancur sih, gue takut cewek se-pendiem Moreen ketemu lu, gokil!" aku setuju dengan kalimat Ribka, ini berita yang sangat mengejutkan sih, waketos kita akhirnya menemukan cintanya!

"Ah Abigail mah..."

-

-

Kriing! Kriing!
Akhirnya, bel pulang sekolah berbunyi, bel yang sedari tadi dinanti-nantikan semua murid disekolah. Oline hari ini juga seperti biasa, tetap cuek, aku juga sudah kembali untuk duduk bersampingan lagi dengan dia atas suruhan Lily juga.

Tapi, satu kejadian hari ini membuat aku kagum dengan Oline, melebihi rasa kagumku dengan Nala,

Flashback On

Saat ini sudah memasuki jam pelajaran Matematika, tetapi, guru mapel biologi belum juga keluar dari kelas, padahal sudah 5 menit yang lalu bel untuk berganti mata pelajaran berbunyi.

Dari tadi, tidak ada yang berani mengingatkan, kecuali aku, aku sebagai ketua kelas juga harus bertanggung jawab dalam hal seperti ini, tapi, anehnya, ketika aku mengingatkan guru yang sedari tadi nyerocos mulu kerjaannya, "Kamu ini sok tau! Belum ada bel bunyi kok!"

Huft, yasudahlah, mungkin juga faktor umur, karena itu, aku coba untuk mengeluh pada Oline yang memang dia adalah teman sebangku ku, "Ih, kenapa sih kok malah balik marahin aku lin?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lampu Merah (Orine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang