Bab 4 IPS 1 Kedatangan Orang...

11 3 0
                                        

Happy Reading!

Jangan lupa votmentnya!

☕☕☕

Pagi itu, suasana di sekitar kelas XI IPS 2 terasa sedikit tenang. Hanya ada beberapa siswa yang lewat, seolah dunia sedang berada dalam keheningan sebelum kegiatan di jam berikutnya mulai memanas kembali. Namun, tiba-tiba suara Fardhan terdengar cukup keras untuk memecah keheningan pagi para cicak yang menempel di tembok.

"Astagfirullah, gue belum mati kan ya?" gumamnya, dengan wajah yang terlihat sangat terkejut, matanya terbelalak. Sarden melihat sesuatu yang mengejutkan di depannya, padahal itu berlebihan. Bernadya kali ya.

Tanpa diduga Satya muncul dengan wajah yang tenang, meskipun cara dia mengucapkan namanya justru membuat Sarden kaget. "Sarden!" serunya, melangkah cepat mendekati Fardhan.

Fardhan yang hampir jatuh kaget berteriak, "Allahumma barik, Sat!" teriaknya dengan suara lantang. Tentu saja, suara terkejutnya itu cukup mengundang perhatian dari siswa-siswi yang lewat.

Satya menatapnya dengan tatapan tidak percaya, "Anjir bangsat! Amin Sarden abis doa tuh! Malah bangsat" ucap Satya sambil menatap Fardhan penuh selidik, merasa heran dengan kelakuan kawannya itu.

Namun, Fardhan tak mau kalah, "Bangsat? Sat! Satya maksudnya! Lagian siapa yang lagi doa, lo yang bangsat!" serunya, kali ini sedikit lebih keras.

Di saat itu, Dera yang keluar dari kelas XI IPS 2 mendekat. Ia heran dengan keributan yang tiba-tiba terjadi di depan kelas. "Apasih ribut-ribut?" tanyanya, sambil menatap Fardhan dan Satya yang tampak sedang berseteru.

Fardhan langsung beralih pada Dera, "Nah, kebetulan lo yang waras dateng. Lo tahu Denara kan?"

Dera menatap Fardhan dengan ragu. "Tahu, napa?" jawabnya.

Fardhan langsung melanjutkan, "Buset, tadi gue lihat dia di kantin kan ya. Masa pas gue kesini dia baru keluar dari kelas XI IPS 1."

"Terus maksud lo, yang tadi di kantin itu setan gitu? Mereka kembar, ege!" jelas Dera, yang untungnya cepat menangkap maksud dari Fardhan.

"Huuu, Kaleng Sarden," Satya menambahkan dengan sindiran, membuat Sarden mendengus kesal.

"Kan gue nggak tahu kalau mereka kembar, Sat," jawab Sarden cepat, sambil masih mempertahankan ekspresinya.

Lalu dengan lantang Satya menyela, "Makanya sekolah tuh belajar yang bener biar otak lo bener dikit. Udah setahun baru nyadar mereka kembar. Plus kalo gue denger lagi lo manggil gue Sat, gue jahit tuh mulut" Fardhan hanya  cengengesan menanggapinya.

Setelahnya, Fardhan berlalu menjauh, menghilang ke arah kanan koridor dengan langkah cepat. Sepertinya ada panggilan alam. Tebak keduanya,  termasuk pembaca.

"Kalau suka tuh ngomong, Der. Malah ngira setan." celetuk Satya pada Dera. Satya tahu betul tentang Sarden sahabatnya. Dia akan bertingkah kelewat aneh saat suka terhadap seseorang.

"Temen lo, kocak bet," kata Dera sambil tertawa kecil, melihat Fardhan yang semakin menjauh.

"Temen lo juga, ege!" jawab Satya sambil menepuk bahu Dera.

"Ayo!" dengan gerakan santai Dera melangkah ke arah berlawanan dengan Fardhan yang menghilang.

"Kemana?" tanya Satya.

"Kemana kek"

"Anjir si Dadar," sejenak Satya tertawa kecil dengan humor kecil Dera. Setelahnya, ia ikut melangkah mengikuti Dera yang entah akan kemana dan mau apa.

Circle Or Family?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang