Der
Aku balik lagiii
Hallo guys lanjut yuuuk
Jangan lupa vote and comment
Happy reading
*****
Pukul 10.00
Di Kelas XI IPS 2"Ram, tolong panggilin Karin" tiba-tiba Anjar muncul dari luar kelas sedikit mengagetkan Rama.
"Karin, ada Anjar di depan" teriak Rama memanggil Karin. Dan dengan segera Karin beranjak untuk menghampiri Anjar diluar kelas.
"Apa?" suara itu sontak membuat Anjar membalikkan badannya menghadap seseorang yang dicari.
"Nih hp, lupa terus" ucap Anjar sambil menyerahkan hp milik Karin yang tertinggal di kantin.
"Oh iya, hehe sorry. Lo kan tahu gue pelupa"
"Yaudah gue ke kelas"
"Oke, thank you" Anjar hanya membalasnya dengan anggukan dan berlalu menuju kelasnya.
"Kenapa Rin?" tanya Denara saat Karin tiba ditempatnya.
"Biasa, gue lupa kalau bawa hp ke kantin" jawab Karin sambil mendudukan dirinya di kursi.
Di Kelas XI IPS 1
Seusai istirahat pertama hingga kini sudah satu jam bu Mira terlihat lihai menjelaskan materi ekonomi di kelas XI IPS 1. Penyampaiannya yang santai dan bersahabat membuat para anak didiknya nyaman dengan mata pelajaran satu ini. Ya walaupun masih ada khasus umum sih, namanya juga manusia gak semua pasti suka terhadap sesuatu yang orang banyak sukai. Contohnya seperti beberapa penghuni kelas ini yang ngantuk, atau bahkan saat ini sudah ada yang terlelap dalam mimpi indah.
"Oke jamnya sudah habis ya" ucap bu Mira setelah melihat jam dipergelangan tangannya.
"Hah jamnya abis bu? Ibu makan jam?" tiba-tiba Fara membuat tawa seisi kelas meledak tak karuan. Sementara bu Mira hanya menggeleng menatap anak didiknya itu.
"Iya ibu makan jam, biar sehat" balas bu Mira.
"Hahahaha"
Tak ayal guru modelan seperti ini adalah anugerah terindah bagi setiap siswa. Apalagi Fardhan dan Irham. Bu Mira selalu jadi penyemangat buat berangkat sekolah kalau kata mereka. Ya gimana enggak, orangnya cantik.
"Oke sebelum keluar ibu absen dulu ya, tadi belum absen" Lalu bu Mira mulai mengabsen anak-anak didiknya seperti biasa. Hingga tepat setelah menyebutkan nama Falda bu Mira berhenti sejenak menatap daftar absen yang dipegangnya.
"O iya. Falda, Dinan kemarin kalian kemana? Bolos bareng?" pertanyaan itu sontak membuat keduanya mendongak secara bersamaan.
"Enggak bu" kata itu reflek keluar bersamaan dari keduanya membuat bu Mira masih menatap keduanya sedikit curiga.
"Ekhem, bau-bau cinlok nih di kelas kita"
"Ahiw" sontak seisi kelas kecuali Falda dan Dinan akibat ucapan Fara yang tak tersaring itu.
****
Sudah melewati waktu shalat dzuhur, istirahat kedua, wara-wiri bagi yang nonis pastinya karna waktu istirahatnya lebih luas. Dan satu jam tadi sudah dilewati dengan mata pelajaran seni yang banyak digemari pastinya.
Seperti biasa pukul 14.00, p-u-l-a-n-g alias berangkat, eh pulang maksudnya. Tapi sepertinya ada yang berbeda. Apa itu? Yap Faldi pulang membonceng sang crush. Pasti tahu kan siapa? Iya Citara, jawaban kamu benar. Bentar, kok malah kaya Dora ya jatohnya. Oke kembali ke pembahasan awal.
Tragedi langka ini sebenarnya akal-akalan cewek unik nan iseng itu. Siapa lagi kalau bukan Jira. Ternyata bukan namanya saja yang unik tapi otaknya juga.
Setelah semalam ngobrol ringan panjang kali lebar dengan Citara, alhasil sekarang ia sedang mencoba melaksanakan idenya yang lumayan laknat kalau menurut Faldi."Cit, daripada lo sendirian nanti disini mending sama Faldi. Ya kan Fal?" ucap Jira yang ada disamping Citara.
"Loh kak Jira, abang sama kak Cita lagi ngapain?" tiba-tiba Falda datang mengagetkan ketiganya.
"Eh Da, ngagetin lo. Ini mobil Citara bannya bocor. Kalau ikut gue beda arah, gue juga harus ke kantor. Jadi sama abang lo aja gitu" jelas Jira panjang lebar sambil mengkode Falda dengan matanya. Namun, sang empu sepertinya tidak paham akan kodenya itu.
"Oh gitu. Tapi kak Jira matanya-"
"Eh kebetulan ada Dinan. Nan sini" tiba-tiba Jira memanggil Dinan untuk melancarkan rencanya.
"Anterin Falda ya. Kayak biasa" lanjut Jira setelah Dinan menghampiri mereka.
"Mat- aw" dengan cepat Jira mencubit tangan kiri Jira tanpa sepengetahuan siapapun yang ada disana. Jira juga melotot kearah Falda yang hampir menggagalkan rencananya itu.
"Kenapa dek?"
"Kenapa Da?" tanya Faldi dan Citara secara bersamaan saat mendengar Falda menjerit. Sementara Falda hanya tersenyum sembari menggelengkan kepala tanda tak ada apa-apa.
"Oh gak pa-pa kak, bang. Yaudah aku pulang duluan ya sama monyet random, eh engga maksudnya Dinan. Iya Dinan, kepleset ni lidah maap" ucap Falda cepat sambil menepuk bibirnya yang sembarangan itu dan langsung meraih helm yang sedari tadi Dinan pegang. Sementara saat ini sudah jelas Dinan pasti menatap sinis pada sang pelaku. Untung kagak dimakan tu si Falda.
"Kita duluan ya" pamit Falda sebelum berlalu.
****
Pukul 14.10
Di Parkiran Smater"Permisi, hamba ingin berbicara terlebih dahulu dengan baginda sebelum-"
"Ngomong sekarang gak" potong Dera yang sudah tidak sabar dengan apa yang akan dibicarakan Fardhan.
"Kebiasaan Sarden pengen gue gantung deh di pohon kencur" sahut Satya yang sama-sama kepo.
"Elah sutet, kagak tahu sejarah lo" balas Fardhan.
"Der lo tadi lihat siswi yang namanya Karin gak sih? Maap-maap inimah, mirip-" Fardhan menggantungkan ucapannya karna tak enak kalau harus membahas ini. Sementara Satya sudah berada di puncak penasarannya saat ini."-si Vera" lirih Fardhan yang langsung dibalas hembusan nafas Dera yang terlihat berat.
"Iya, emang" hanya itu yang keluar dari mulut Dera.
"Ta-tapi lo-"
"Nanti gue pikirin lagi" potong Dera langsung memakai helmnya.
Sedikit cerita juga tentang Dera. Selain kehilangan ibunya untuk selama-lamanya, ia juga kehilangan saudara kembarnya empat tahun yang lalu. Tepatnya setelah mereka lulus SD dulu.
Waktu itu mereka sekeluarga merencanakan liburan atas kelulusan si kembar ke suatu tempat wisata di luar kota. Namun, naas saat perjalanan pulang mereka mengalami kecelakaan. Hanya Dera dan ayahnya yang selamat, sementara ibunya dinyatakan tewas ditempat.
Lalu tentang Vera kembarannya, petugas tidak menemukannya sama sekali. Padahal mereka sudah mengerahkan para anggotanya selama tiga hari berturut-turut. Namun, nihil semuanya tidak membuahkan hasil. Jasad Vera dianggap hilang dibantaran sungai yang dianggap angker oleh warga sekitar.
Tapi sampai saat ini Dera selalu merasa kalau Vera adiknya masih ada. Dia belum meninggal. Dan Dera berharap itu benar adanya.
Dan melihat Karin pada saat ia dipanggil Anjar tadi membuat perhatian Dera terpusat pada Karin. Iya, dari tadi Dera memperhatikan Karin lekat. Menurutnya ia seperti melihat sosok Vera di wajah Karin, bahkan tingkah lakunya dan pelupanya. Dan itu juga dirasakan oleh Fardhan yang memang sahabat kecilnya.
*****
Kemarin tentang Dinan. Hari ini ada cerita tentang Dera. Next bakal ada cerita siapa lagi ya kira-kira atau bahkan gak ada?
Jangan lupa vote and comment guys
Follow akun ig @perpusrirywp and @riryrh__ buat kenal lebih dekat, sedekat nasi ama piring. Kalo pake piring tapi. Kalo kagak terserah kalian dah, pake apa kek.
14 Oktober 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Circle Or Family?
General FictionBukan cerita tuan muda bukan juga cerita anak geng motor. Tapi ini cerita tentang circle yang tak sengaja bersatu seiring berjalannya waktu. Kebanyakan dari mereka bertemu ketika kelas XI SMA diawal semester satu, namun ada tiga orang yang diketahui...