Hari-hari berlalu di rumah setelah Lookkaew keluar dari rumah sakit. Waktu terasa seperti melambat, diisi dengan rutinitas yang sama dan rasa rindu yang mendalam akan kehidupan normal. Anda tetap setia di sisinya, memberikan perhatian tanpa henti. Namun, di balik senyum yang selalu ia tunjukkan, ada kelelahan dan kecemasan yang perlahan menggerogoti.
Lookkaew duduk di balkon kamar mereka, ditemani aroma kopi yang masih mengepul. Anda mendekat dengan dua cangkir di tangan, duduk di samping Lookkaew dan memandang jauh ke arah cakrawala.
"Lookkaew, aku tahu ini berat. Tapi aku percaya, kita bisa melewatinya," kata Anda sambil menyerahkan secangkir kopi pada Lookkaew.
Lookkaew menerima cangkir itu dengan tangan gemetar, menatap cairan hitam di dalamnya sejenak sebelum menghirupnya perlahan. "Aku ingin percaya itu, Anda. Tapi setiap hari rasanya seperti... aku kehilangan bagian dari diriku sendiri. Dan aku takut, aku tidak akan pernah kembali seperti dulu lagi."
Anda menarik napas dalam, menahan emosi yang membuncah di dadanya. Ia tahu Lookkaew sedang melalui masa-masa sulit, tetapi ia juga tidak ingin Lookkaew merasa sendirian. Dengan lembut, ia mengulurkan tangan dan menggenggam tangan Lookkaew, merasakan dinginnya jari-jari wanita itu.
"Kamu tahu, Lookkaew, aku mencintaimu bukan karena siapa kamu dulu. Tapi karena siapa kamu sekarang, dan bagaimana kita bisa menghadapi semuanya bersama. Aku nggak butuh kamu menjadi seperti dulu. Aku cuma butuh kamu... ada di sini, bersamaku," kata Anda dengan suara penuh ketulusan.
Lookkaew mengangkat wajahnya, menatap mata Anda yang dipenuhi cinta dan kesungguhan. Ada air mata yang menggantung di sudut matanya, tapi kali ini bukan air mata kesedihan, melainkan rasa syukur.
"Terima kasih, Anda. Terima kasih karena selalu ada di sisiku, bahkan saat aku sendiri merasa sulit untuk berdamai dengan diri sendiri," ucap Lookkaew, suaranya serak.
Anda tersenyum, mengusap lembut pipi Lookkaew yang basah. "Kamu nggak perlu berterima kasih. Kita ini satu tim, kan? Dan tim itu selalu saling mendukung, apa pun yang terjadi."
Mereka berdua terdiam sejenak, menikmati kehangatan yang terasa di antara mereka. Hari-hari kelam dan rasa putus asa memang belum sepenuhnya hilang, tetapi ada cahaya baru yang mulai terlihat di ujung lorong. Mereka berdua tahu bahwa untuk membangun kembali harapan, mereka harus mulai dari hal-hal kecil, dari menerima diri mereka masing-masing apa adanya.
Lookkaew mengangguk perlahan. "Mungkin... kita bisa mulai dengan hal-hal sederhana. Aku ingin mencoba berjalan lagi di taman. Mungkin tidak jauh, tapi setidaknya aku ingin mencoba."
Anda tersenyum lebar, menggenggam tangan Lookkaew lebih erat. "Itu ide bagus. Kita mulai dengan langkah-langkah kecil, dan aku akan berada di sampingmu, setiap langkahnya."
Pagi yang cerah itu, dengan semangat yang baru, Anda dan Lookkaew memutuskan untuk berjalan-jalan di taman yang terletak tidak jauh dari rumah. Udara segar yang menyapa terasa menenangkan, meski setiap langkah yang Lookkaew coba terasa berat. Anda memegang erat tangan Lookkaew, memastikan bahwa ia tidak kehilangan keseimbangan.
Langkah-langkah kecil itu terasa monumental bagi mereka. Lookkaew merasakan betapa kakinya masih kaku dan lemah, namun ia menahan diri untuk tidak mengeluh. Anda terus memberinya dorongan, senyum hangatnya menjadi sumber kekuatan yang tidak pernah Lookkaew kira ia butuhkan selama ini.
"Pelan-pelan saja, Lookkaew. Kita tidak perlu buru-buru," ucap Anda dengan suara lembut.
Lookkaew mengangguk, sesekali berhenti untuk mengatur napas. Meski sederhana, setiap langkah yang ia ambil adalah kemenangan kecil bagi mereka berdua. Kembali merasakan tanah di bawah kakinya, melihat dunia di luar jendela rumah sakit yang pernah menjadi penjaranya, semua ini memberikan semangat baru di dalam dirinya.
Di tengah-tengah taman, mereka berhenti di dekat danau kecil. Airnya yang tenang memantulkan cahaya matahari pagi, memberikan pemandangan yang damai. Lookkaew duduk di bangku kayu sambil mengatur napasnya yang tersengal-sengal. Anda berjongkok di depannya, menatap wajah Lookkaew dengan penuh perhatian.
"Bagaimana rasanya? Apakah terlalu melelahkan?" Anda bertanya, khawatir.
Lookkaew tersenyum kecil dan menggeleng. "Tidak. Rasanya... menyegarkan. Aku merasa seperti akhirnya bisa mengambil kendali kembali, walaupun hanya sedikit."
Anda menatapnya dengan mata yang berbinar. "Aku bangga padamu, Lookkaew. Kamu sudah melakukan yang terbaik. Aku tahu ini tidak mudah."
Lookkaew memandang Anda, merasakan betapa dalam cinta yang diberikan wanita itu kepadanya. Tidak ada yang bisa ia katakan untuk menggambarkan rasa terima kasihnya. Namun, di dalam hatinya, ia merasa bahwa Anda adalah satu-satunya alasan ia mampu bertahan sejauh ini.
"Aku ingin terus berjuang, Anda. Bukan hanya untuk diriku, tapi juga untuk kita. Aku ingin kita kembali seperti dulu, meski mungkin akan butuh waktu lama," ujar Lookkaew dengan suara yang penuh tekad.
Anda mengangguk, matanya mulai berkaca-kaca. "Kita pasti bisa, Lookkaew. Kita lewati semuanya bersama, seperti yang selalu kita lakukan."
Setelah beberapa saat menikmati ketenangan taman itu, mereka memutuskan untuk kembali ke rumah. Saat Anda membantu Lookkaew berdiri dari bangku, Lookkaew tiba-tiba menarik tangan Anda, membuatnya berhenti sejenak.
"An6, aku tahu aku sering ragu dan takut. Tapi satu hal yang selalu pasti buatku... Aku mencintaimu, dan aku tidak ingin kehilangan kamu," ucap Lookkaew dengan nada penuh ketulusan.
Anda terdiam, terharu mendengar kata-kata itu. Ia menarik Lookkaew ke dalam pelukan hangatnya, mencium puncak kepala Lookkaew lembut. "Aku juga mencintaimu, Lookkaew. Dan tidak peduli seberapa berat tantangan yang harus kita hadapi, aku akan selalu ada di sampingmu."
Lookkaew membalas pelukan itu, merasakan kehangatan yang sudah lama tidak ia rasakan. Dalam pelukan itu, semua keraguan yang selama ini menghantuinya perlahan menghilang. Di tengah-tengah semua kesulitan dan ketidakpastian, mereka berdua tahu bahwa cinta mereka adalah satu-satunya hal yang bisa menyatukan mereka.
Mereka berjalan pulang dengan langkah yang lebih ringan, membawa harapan baru di dalam hati mereka. Meski masa depan masih penuh dengan teka-teki, Lookkaew dan Anda siap menghadapi semuanya. Mereka tahu bahwa bersama, mereka bisa menata ulang harapan, satu langkah kecil demi satu langkah kecil, hingga mereka menemukan kembali kebahagiaan yang sempat hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
COE Dingin Dan Gadis Bawel
Hayran KurguKisah seorang COE yang bernama Anda anunta yang jatuh cinta kepada Asisten nya yang bernama Lookkaew