#. 12 Harapan Yang Mulai Terbit

161 21 0
                                    

Malam yang panjang seakan enggan berakhir ketika Anda duduk di samping ranjang rumah sakit tempat Lookkaew masih terbaring dalam keadaan koma. Waktu terasa berjalan lambat, namun perasaannya tidak pernah berhenti memutar kenangan tentang mereka berdua. Setiap tawa, setiap pelukan, dan bahkan setiap pertengkaran kini menjadi harta berharga yang menyemangati Karina untuk tetap bertahan.

Sudah beberapa hari berlalu sejak kecelakaan itu terjadi. Dokter masih belum memberikan kabar baik yang dinantikan Anda. Setiap hari, dia berharap bahwa saat dia terbangun dari lelahnya menjaga Lookkaew, wanita itu akan tersenyum padanya, mengajaknya bercanda dengan suara khasnya. Namun, kenyataan selalu berbeda.

Pada suatu malam, saat Anda hampir terlelap di kursi, sesuatu yang aneh terjadi. Tangan Lookkaew yang selama ini terasa kaku dan dingin tiba-tiba bergerak pelan. Anda yang sedang tertidur setengah sadar tiba-tiba terbangun. Dia segera mendekat, berharap bahwa gerakan itu bukan sekadar imajinasi.

"Lookkaew?" bisiknya dengan suara yang gemetar, tak berani berharap terlalu banyak.

Tangan Lookkaew sedikit bergerak lagi, kali ini lebih jelas. Anda hampir menangis, jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Dia segera memanggil suster, dan dokter pun dipanggil untuk memeriksa kondisi Lookkaew.

Setelah melakukan pemeriksaan, dokter tersenyum tipis pada Anda. "Ini perkembangan yang baik. Dia mulai merespon secara fisik. Kemungkinan besar dia sudah bisa mendengar dan merasakan sekitarnya. Hanya soal waktu sebelum dia benar-benar sadar."

Air mata haru mengalir di pipi Anda. Ini adalah kabar terbaik yang dia dengar setelah hari-hari penuh kecemasan. "Terima kasih, Dok," ujarnya dengan suara parau.

Setelah dokter dan suster meninggalkan ruangan, Anda kembali duduk di samping Lookkaew. Dia menggenggam tangan Lookkaew dengan lembut, berharap wanita itu mendengar semua yang ingin dia katakan.

"Lookkaew, aku tahu kamu bisa mendengar aku," Anda berbicara pelan. "Aku akan ada di sini, setiap detik, setiap menit. Jangan pernah merasa sendirian. Aku mencintaimu... lebih dari apa pun di dunia ini."

Malam itu terasa berbeda. Meskipun Lookkaew belum sepenuhnya sadar, ada harapan yang mulai tumbuh di hati Anda. Harapan bahwa cinta mereka akan terus hidup, meski harus melewati badai dan cobaan.

Hari-hari terasa semakin panjang sejak Lookkaew mulai menunjukkan tanda-tanda pulih dari koma. Anda tetap setia berada di sisinya, menggenggam tangannya dengan penuh harap. Setiap kali dia merasakan sedikit gerakan dari Lookkaew, hatinya berdegup kencang, seakan-akan waktu berhenti, dan hanya ada mereka berdua di ruangan itu.

Pagi itu, sinar matahari masuk melalui celah tirai kamar rumah sakit, menyentuh wajah Lookkaew yang pucat. Anda duduk di tepi ranjang, berharap saat itu akan menjadi hari di mana Lookkaew akhirnya membuka matanya. Namun, rasa lelah mulai mengambil alih tubuhnya, dan tanpa disadari, Anda tertidur di samping Lookkaew.

Tiba-tiba, Anda merasakan jari-jari Lookkaew menggenggam tangannya. Perlahan, Lookkaew membuka matanya, kelopak matanya bergetar pelan, seolah berusaha memahami di mana dia berada. Anda terbangun dari tidurnya, dan begitu melihat mata Lookkaew yang mulai terbuka, dia hampir tak percaya.

"Lookkaew?" suara Anda penuh bahagia.

Lookkaew mencoba menggerakkan bibirnya, tetapi hanya suara pelan yang keluar. Air mata menggenang di mata Anda. "Kamu kembali..." bisiknya penuh rasa syukur.

Butuh beberapa menit bagi Lookkaew untuk beradaptasi dengan cahaya di ruangan dan rasa kaku di tubuhnya, tetapi perlahan-lahan, dia mulai fokus pada wajah Anda. "An... Anda?" suaranya serak, nyaris tak terdengar.

"Iya, aku di sini," Anda menjawab, suaranya gemetar antara tangis bahagia dan lega. "Aku di sini, selalu di sini."

Lookkaew tersenyum tipis, meskipun jelas dia masih lemah. "Aku... ingat... segalanya."

Anda tidak bisa menahan air matanya. "Aku kira aku akan kehilanganmu selamanya."

"Tapi aku kembali," Lookkaew menjawab dengan lirih. "Untukmu."

Kedua wanita itu terdiam sejenak, menikmati kebahagiaan kecil di tengah masa sulit yang baru saja mereka lalui. Anda merasakan beban besar terangkat dari dadanya, dan untuk pertama kalinya sejak kecelakaan itu, dia merasa semuanya akan baik-baik saja.

Meskipun tubuh Lookkaew masih belum pulih sepenuhnya, kehadirannya kembali sudah cukup untuk memberikan Anda kekuatan. Mereka tidak butuh kata-kata yang banyak; tatapan penuh cinta mereka sudah cukup untuk menyampaikan semua yang ada di hati.

Hari itu, Anda bersumpah dalam hati bahwa dia tidak akan pernah lagi membiarkan Lookkaew merasa sendirian. Mereka telah melewati badai bersama, dan kini saatnya membangun kembali cinta yang sempat terhenti. Masa depan mereka mungkin penuh dengan tantangan, tetapi Anda yakin bahwa selama mereka bersama, cinta mereka akan tetap kuat.

COE Dingin Dan Gadis BawelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang