#2. Perhatian

315 23 9
                                    


Pagi itu, Anda, CEO yang selalu terlihat angkuh dan tak tersentuh, memasuki kantor dengan langkah mantap seperti biasa. Setiap orang di kantor sudah terbiasa dengan aura dingin yang selalu menyertai kedatangannya. Namun, ada satu orang yang tidak pernah terintimidasi oleh sikap dinginnya. Lookkawe gadis bawel yang baru beberapa bulan bekerja di bawah bimbingan Anda.

Lookkawe memiliki sifat yang ceria, selalu riang, dan tidak pernah kehabisan kata-kata. Anda sering kali merasa terganggu dengan kebawelan Lookkawe yang seolah tak pernah habis, tetapi di balik itu, ada sesuatu yang membuat Anda tidak bisa mengabaikan kehadiran gadis itu. Ada kehangatan yang membuat Anda, meskipun tidak mengakuinya, merasa tertarik.

Hari itu, Anda sedang sibuk dengan rapat-rapat penting dan tumpukan dokumen yang harus ditandatangani. Namun, Lookkawe selalu ada di sekitar, membantu mengatur jadwal, menyajikan kopi, dan bahkan mengingatkan Anda untuk istirahat sejenak.

"Khun Anda, Kamu sudah bekerja tanpa henti selama tiga jam. Bagaimana kalau kita istirahat sejenak? Saya sudah menyiapkan teh hijau kesukaan Khun Anda," kata Lookkawe sambil meletakkan secangkir teh di meja Anda.

Anda menatap Lookkawe dengan pandangan datar. "Aku baik-baik saja, Lookkawe. Aku masih punya banyak pekerjaan yang harus diselesaikan."

Namun, Lookkawe tidak mudah menyerah. "Saya tahu, tapi Khun Anda juga butuh istirahat. Lagipula, teh ini bisa membantu menyegarkan pikiran Kamu."

Anda menghela napas, akhirnya meraih cangkir teh yang diberikan Lookkawe. "Terima kasih," gumamnya pelan, meskipun ia masih mempertahankan wajah dinginnya.

Lookkawe tersenyum, senang bahwa setidaknya Anda menerima perhatiannya, meskipun hanya sedikit. Ia tahu bahwa di balik sikap dingin itu, Anda sebenarnya adalah seseorang yang peduli, hanya saja ia tidak terbiasa menunjukkan perasaannya.

Hari-hari berlalu, dan perhatian-perhatian kecil dari Lookkawe mulai menjadi rutinitas. Lookkawe selalu memastikan Anda mendapatkan makanan sehat untuk makan siang, mengingatkan jadwal rapat, dan bahkan sesekali membawakan camilan favorit Khun Anda.

Suatu hari, ketika Anda sedang berkutat dengan dokumen yang tampaknya tak ada habisnya, Lookkawe datang dengan selembar kertas kecil di tangannya. "Khun Anda, ini daftar restoran di dekat kantor yang menyajikan makanan sehat. Saya pikir Khun Anda mungkin perlu mencoba sesuatu yang berbeda untuk makan siang hari ini."

Anda melihat daftar itu dengan sedikit heran. "Kenapa kamu begitu peduli dengan apa yang aku makan?"

Lookkawe tersenyum hangat. "Karena saya ingin Anda sehat dan bahagia, Khun Anda. Kamu bekerja sangat keras, dan saya pikir Kamu pantas mendapatkan yang terbaik."

Perkataan Lookkawe membuat Anda tertegun sejenak. Tidak banyak orang yang berani menunjukkan perhatian padanya, apalagi dengan cara yang tulus seperti itu. Di balik sikap dinginnya, Anda mulai merasakan sesuatu yang berbeda setiap kali Lookkawe berada di sekitarnya sesuatu yang hangat, yang membuat hatinya merasa sedikit lebih ringan.

Pada suatu sore, ketika kantor sudah mulai sepi dan Anda masih tenggelam dalam pekerjaannya, Lookkawe kembali muncul dengan segelas jus segar. "Khun Anda, saya tahu Kamu masih sibuk, tapi ini untuk menyegarkan pikiran Kamu."

Anda mendongak dan melihat Lookkawe dengan tatapan yang berbeda dari biasanya. "Kamu selalu ada untuk mengingatkanku, Lookkawe. Aku tidak terbiasa dengan orang yang begitu perhatian padaku."

Lookkawe tertawa kecil. "Mungkin sudah waktunya Kamu terbiasa, Khun Anda. Semua orang butuh seseorang yang peduli, termasuk Kamu."

Anda tersenyum tipis sesuatu yang jarang terlihat di wajahnya. "Terima kasih, Lookkawe. Aku menghargai semua perhatianmu."

Malam itu, saat Anda pulang, ia tidak bisa menghilangkan bayangan Lookkawe dari pikirannya. Perhatian-perhatian kecil dari gadis bawel itu mulai menggerogoti benteng dingin yang selama ini ia bangun. Anda mulai merasakan sesuatu yang baru sebuah perasaan yang belum pernah ia alami sebelumnya.

Seminggu berlalu, Anda mulai terbiasa dengan perhatian kecil yang Lookkawe tunjukkan setiap hari, dinamika hubungan mereka di kantor mulai berubah. Lookkawe yang tadinya hanya seorang bawahan dengan sikap ceria dan bicara tanpa henti, kini menjadi seseorang yang diam-diam Anda perhatikan lebih dalam.

Pagi itu, Lookkawe seperti biasa datang lebih awal, menyiapkan ruangan Anda dengan rapi dan memastikan segala sesuatu berjalan lancar sebelum sang CEO tiba. Namun, berbeda dari biasanya, Lookkawe terlihat lebih pendiam. Anda yang biasanya sibuk dengan urusan perusahaan tiba-tiba menyadari ketidakhadiran suara ceria yang biasa memenuhi ruangannya.

Saat makan siang tiba, Anda memutuskan untuk keluar dari ruangannya, sesuatu yang jarang sekali ia lakukan. Ia melihat Lookkawe duduk di meja kecil di Kantin, mengaduk saladnya dengan malas. Wajah Lookkawe yang biasanya ceria tampak lesu, dan Anda merasa ada sesuatu yang tidak biasa.

"Lookkawe," panggil Anda dengan nada yang lebih lembut dari biasanya. "Apakah semuanya baik-baik saja?"

Lookkawe tersentak, tidak menyangka Anda akan menyapanya di tengah hari seperti ini. "Oh, Khun Anda. Ya, semuanya baik-baik saja," jawabnya dengan senyum tipis yang dipaksakan.

Namun, Anda bisa melihat ada sesuatu yang mengganjal. "Kamu tidak terlihat seperti biasanya. Ada yang mengganggumu?"

Lookkawe terdiam sejenak, lalu menarik napas dalam-dalam. "Saya hanya sedikit lelah, itu saja. Tidak perlu khawatir, Khun Anda."

Anda merasakan dorongan aneh dalam dirinya untuk melakukan sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Ia menarik kursi dan duduk di sebelah Lookkawe. "Kamu sudah melakukan banyak hal untukku, Lookkawe. Sekarang, biarkan aku melakukan sesuatu untukmu. Bagaimana kalau kita keluar sejenak dan menikmati udara segar?"

Lookkawe terkejut mendengar ajakan itu. Anda yang biasanya dingin dan menjaga jarak kini menunjukkan perhatian yang tak pernah ia duga. Dengan sedikit ragu, Lookkawe mengangguk. "Baiklah, mungkin itu ide yang bagus."

Mereka berjalan keluar dari kantor dan menuju ke sebuah kafe kecil di dekat gedung tempat mereka bekerja. Suasana di kafe itu tenang, dengan aroma kopi yang menenangkan. Anda memesan dua cangkir kopi dan sepotong kue cokelat untuk mereka berdua.

Ketika mereka duduk di sudut kafe yang tenang, Anda memandang Lookkawe dengan tatapan yang lebih lembut dari biasanya. "Kamu selalu memperhatikan orang lain, Lookkawe. Tapi sekarang, aku ingin tahu apa yang sebenarnya mengganggumu."

Lookkawe menatap kopi di tangannya, mencoba merangkai kata-kata. "Saya hanya... merasa lelah karena ada beberapa masalah pribadi di rumah. Tapi saya tidak ingin membebani siapa pun dengan masalah saya."

Anda mengangguk, mengerti bahwa Lookkawe adalah tipe orang yang selalu berusaha kuat di depan orang lain. "Kamu tidak perlu menanggung semuanya sendirian. Kadang-kadang, berbagi beban dengan seseorang bisa membuatnya lebih ringan."

Lookkawe tersentuh oleh perhatian Anda. Ia tidak pernah menyangka bahwa seseorang seperti Anda, yang selalu tampak dingin dan profesional, bisa begitu peduli. Perlahan, Lookkawe mulai bercerita tentang masalah keluarganya, tentang tekanan yang ia rasakan, dan tentang kekhawatirannya akan masa depan.

Anda mendengarkan dengan penuh perhatian, sesuatu yang jarang ia lakukan kepada siapa pun. Ada perasaan hangat yang tumbuh dalam dirinya, melihat Lookkawe yang biasanya kuat kini membuka dirinya dengan begitu jujur. Tanpa disadari, Anda mulai merasakan keinginan untuk melindungi dan mendukung Lookkawe lebih dari sekadar rekan kerja.

Setelah mereka berbicara cukup lama, Lookkawe merasa hatinya lebih ringan. "Terima kasih, Khun Anda. Saya tidak pernah menyangka Kamu akan begitu perhatian."

Anda tersenyum tipis. "Kamu selalu ada untukku, Lookkawe. Sudah seharusnya aku melakukan hal yang sama untukmu."

Saat mereka kembali ke kantor, Lookkawe merasa lebih kuat, sementara Anda menyadari bahwa hubungannya dengan Lookkawe telah berubah. Bukan hanya hubungan profesional antara bos dan karyawan, tetapi sesuatu yang lebih dalam, yang mengarah pada perasaan yang belum pernah ia alami sebelumnya.

COE Dingin Dan Gadis BawelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang