#1 : "Pertemuan tak terduga"

37 8 1
                                    

pov Kimmy.

Pagi ini, aku berangkat sekolah dengan diantar oleh papaku, kini aku sudah berada di depan gerbang sekolah ku yang sangat ramai siswa dan siswi yang berangkat untuk sekolah. Di antara banyak keramaian disana, aku melihat temanku, itu Erine! Salah satu teman satu kelas ku, ku melihat dirinya sedang sibuk membenarkan dasinya yang terlihat berantakan itu, tidak lama, aku menghampirinya untuk menyapanya. "Selamat pagi, Erine!" Aku tersenyum kepada Erine, tak lama Erine pun selesai memakai dasinya lalu memutar tubuhnya menghadap ke arah ku. "Selamat pagi juga Kimmoyy, semalem tidurnya nyenyak?" Erine tersenyum lalu membenarkan rambut ku yang sedikit berantakan, aku pun mengangguk pelan sebagai jawaban dari pertanyaan yang di tanyakan oleh Erine. "Nyenyak kok, how about you?" Kini aku berkaca di cermin kecil milik Erine untuk melihat apakah penampilan ku sudah rapih atau tidak. "Nyenyak juga, ayo ke kelas nanti telat Kimmoyy." Erine langsung menarik tangan ku dan menggandengnya sampai menuju kelas.

Kini aku memasuki ruang kelasku bersama Erine, beberapa siswa sudah datang dan menduduki tempat duduknya masing-masing. Aku berjalan menuju tempat dudukku yang tepat bersebelahan dengan Erine, lebih tepatnya kami berdua duduk bersama, tempat dudukku tepat disebelah jendela yang menghadap ke arah lapangan sekolah, aku bahkan bisa melihat beberapa kelas lainnya. Pagi ini rasanya mataku berat sekali, rasanya ingin tidur dikelas, namun sebentar lagi pelajaran pertama akan dimulai. Aku melihat di jendela kelas ku, melihat teman seangkatan ku yang memakai jersey basketnya, dengan nomor punggung 10, aku mengenalnya, namanya Regie. Ketua basket di sekolah ku, yang berhasil membuat sekolah ku juara di beberapa lomba olahraga basket.

Cantik sih, tapi sayang, tinggi kayak tiang listrik, bahkan jika aku ingin melihat wajahnya disaat aku berpas-pasan dengannya, aku harus melihat ke atas, mungkin karena aku terlalu pendek. Aku dan Regie sama sekali belum pernah mengobrol, mau pun secara langsung ataupun lewat handphone, mungkin karena itu aku jadi tidak tahu sifatnya seperti apa, mungkin sangat menyebalkan? Teman-teman ku banyak yang bilang begitu. Aku hanya melamun melihat Regie teman seangkatan ku berjalan menuju kelasnya, kini Regie menatap ke arahku, ia tersenyum kepadaku lalu kembali melanjutkan perjalanannya menuju gedung olahraga. Astaga! Ada apa ini? Jantung ku berdebar sangat kencang, perasaan apa ini? Rasanya aku ingin terbang ke luar angkasa, apa karena aku sangat jarang di senyumi dan mengobrol dengan Regie? Jadi rasanya seperti ini.
[Pov Kimmy, end.]

pov Regie.

Aku melihat Kimmy yang sedang melihat ku dari jendela kelasnya, sangat gemas sekali, seperti anak kecil yang sedang mengintip tetapi tidak sampai ke jendelanya. Aku dan Kimmy membuat eye contact, disitu sangat canggung, jadi aku hanya memberi senyuman kepada Kimmy. Setelah ku memberi nya senyuman, dia terlihat sangat kaget sekali, apa karena kita tidak pernah seperti ini sebelumnya? Benar sih. Jujur, aku sudah menyukainya sejak awal mpls, memang gemas sekali dirinya, setiap di dekatnya rasanya ingin memegang pipinya yang imut itu.

Kini aku masih menyimpan rasa suka ku untuk Kimmy, sedangkan ini sudah kelas sembilan, wah sudah dua tahun lebih aku menyukainya secara diam-diam, tidak ada pergerakan sama sekali, kami tidak pernah saling mengobrol atau pun dekat, mungkin saja Kimmy tidak mengenal ku karena jarangnya kami untuk mengobrol. Hari ini ada pertandingan basket melawan sekolah yang sudah jadi langganan musuh bermain basket, aku harap Kimmy bisa menonton ku saat pertandingan basket kali ini, jika Kimmy ikut menonton aku berjanji akan memenangkan pertandingan ini.

Aku sudah memasuki gedung olahraga di sekolahku, menuju tempat berlatih basket, disitu sudah banyak sekali teman-teman ku yang menunggu, kali ini aku cukup terlambat datang untuk latihan, karena semalam aku bergadang bermain game bersama Oline, iya Oline, kakak kelas yang jago basket di sekolah ku, tetapi sekarang dirinya sudah menginjak kelas sepuluh SMA.
Aku sangat mengidolakan dirinya, karena jika tidak ada Oline aku tidak akan bisa memasuki ekskul basket ini, bahasa kasarnya sih ordal, Orang Dalam. Memasuki ekskul basket ini terbilang cukup sulit, karena di setiap pergantian semester pasti ada pergantian ekskul juga, namun di setiap tahunnya atau setiap enam bulannya peminat untuk memasuki ekskul basket ini semakin banyak, tetapi karena kemampuan basket ku yang cukup bagus jadi nya pelatih selalu memilih ku untuk memasuki ekskul basket ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Senja. [GIEMMY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang