13

774 97 6
                                    

Sorry baru buka wp✌🏻

Chap ini sebelumnya udah aku up, tapi aku tarik lagi😭🙏 aku rombak dan aku ketik ulang karena yg sebelumnya menurut ku amburadul bgt wkwk. Yaudahlah ya ini juga mungkin sama, sama-sama amburadul🗿

Bacanya pelan-pelan aja ya supaya kalian paham apa yang aku tulis😁


Happy Reading





"Tapi kan papah udah janji, hiks.."

"Iya, maafin papah yah? Nanti kalo papah pulangnya gak kesorean kita langsung ke pantai" ujar Jeffran diseberang sana.

"Abang kan mau sekarang papah, hiks"

"Kalo sekarang papah gak bisa sayang, nanti sore deh papah janji"

"Mau sekaraaaang" tangisnya.

Tia yang dari tadi megangin handphonenya yang nyala nampilin mukanya Jeffran menggeleng. "Udah papah matiin aja, abang gak nurut ini" ujar Tia bikin tangisannya marka tambah kuat lagi.

"Abang belisik" ucap Jevano yang dari tadi cuma liatin abangnya nangis. Dia bangun buat duduk dipangkuan ibunya. "Abang nda nulut mamah, dede nda suka abang, hm!" Jevano melengos dan sembunyiin mukanya di dada sang ibu.

Sementara Marka langsung berdiri dan jalan sambil hentakin kakinya masuk ke dalam kamar masih dengan tangisannya.

Tia menghela nafasnya sabar. "Udah papah matiin aja, lanjutin meeting nya, nanti mamah yang bujuk abang lagi" ucapan Tia nyadarin Jeffran yang tadi sempet ngelamun.

"Yaudah yang, aku matiin ya, Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Jeffran diseberang sana langsung matiin panggilan video itu setelah denger jawaban salamnya Tia.

Tia taruh handphone nya di sofa, dia cium pipinya Jevano yang masih dipangkuan nya itu. "Dedek bantu mamah bujuk abang yah?" Jevano langsung menggeleng.

Tia terkekeh. "Kenapa?" tanyanya.

"Abang nakal, nda nulut" jawabnya.

Tia ketawa geli, "emang dedek nurut?" tanyanya lagi.

Jevano mengangguk. "Dede nulut mamah, dede nda nangis, dede nda pasa pasa papah ke pantai kaya abang" ujarnya dan bikin Tia ketawa. Aduuh bisa aja jawabnya.

Si dedek kayaknya lupa siapa yang nangis mau didendong terus beberapa hari yang lalu.

Tia usap ujung matanya yang ngeluarin air karena ketawa. Dia berdiri dengan Jevano di gendongannya.

Tia langsung aja masuk ke kamarnya tanpa buka pintu karena pintunya udah kebuka lebar. Tia turunin Jevano di atas kasur.

"Dedek mau nen dot?" Jevano mengangguk.

Tia jalan kearah meja khusus kebutuhan Jevano di sudut kamarnya. Dia mau bikin susu buat si dedek.

Setelah selesai dan mastiin Jevano anteng dengan dot nya, Tia jalan menghampiri si abang yang telungkup di atas sofa. Kalo ngambek Marka selalu ada di situ, di sofa kamarnya.

Tia langsung angkat tubuh Marka ke pangkuannya. Sementara Marka yang masih sesegukan gak mau liat mamahnya dan gak bales pelukannya.

Cukup lama Tia cuma diem sambil usap punggung anaknya, tiba-tiba Marka dongak liatin muka sembabnya. Air matanya yang tadi udah berhenti sekarang mulai turun lagi.

"Mamah, hiks.."

"iya sayang?"

"Abang mau ke pantai, hiks.."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HarmonishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang