04

472 114 19
                                    

Alberu pertama kali bertemu daren, kesayangannya, saat Daren berusia 5 tahun. Eleanor dan Evander adalah saudara angkat seperti dia dan Andrew.

Mereka mengadakan pertemuan rutin secara rahasia tanpa sepengetahuan siapa pun. Dan inilah mereka dalam satu pertemuan.

Kesan pertama anak berusia 10 tahun terhadap anak berusia 5 tahun adalah, anak itu sangat menggemaskan hingga tak terlukiskan kata-kata.

Kulit putih pucat, pipi kemerahan penuh lemak bayi, mata rusa besar yang tampak berbinar, rambut merah halus.

"Halo tuan muda, namaku Alberu Crossman." Anak itu tidak berkata apa-apa dan hanya menatapnya dari balik punggung Eleanor.

"Daren sayang, perkenalkan dirimu juga."

"Ibu." Anak itu tidak menyapanya, tetapi memanggil Eleanor dan menatapnya dengan serius.

"Menurutmu berapa banyak emas yang akan kita dapatkan jika kita mencukur rambutnya?" Semua orang terdiam mendengar perkataan anak berusia 5 tahun itu.

"Mencukur? Rambutku?" Sementara itu, Alberu merasa seperti tersambar petir. Beraninya anak ini.

Apakah dia tahu dengan siapa dia berbicara? Alberu tidak pernah diperlakukan seperti ini selama 10 tahun hidupnya.

Bahkan orang lain akan terpesona oleh ketampanan nya atau mendekatinya untuk meminta bantuan. Sementara anak ini, berpikir untuk mencukur habis kepalanya?

Evander mulai tertawa sambil berkata bahwa Daren jelas-jelas adalah putra Eleanor. "Daren, Nak, kau tidak boleh melakukan itu."

"Kenapa? Apakah karena dia seorang pangeran?"

"Jadi kau tahu siapa aku." Alberu bertanya balik dengan tidak percaya. Daren hanya menatapnya dengan wajah datar.

"Tentu saja, aku masih muda, tidak bodoh."

Alberu kehilangan kata-kata. Dia tahu dia adalah putra mahkota tetapi dia terus bersikap seperti ini. Ayahnya tampaknya tidak peduli karena dia sibuk tertawa terbahak-bahak.

"Kau seperti raja Roan, memiliki mata biru dan rambut emas, heran bagaimana itu bisa terjadi, apakah paman memberinya emas sebagai ganti susu-" belum sempat Eleanor menyelesaikan ucapannya, Daren lebih dulu menyela.

"Baiklah, izinkan saya memperkenalkan diri secara resmi. Saya Daren. Senang bertemu Anda, Goldie." kata Daren lirih, tetapi orang yang berada di sana masih bisa mendengar nya.

"Aku lebih tua darimu." Meskipun Alberu sebenarnya ingin mengeluh tentang hal-hal lain, ia memilih cara yang paling halus namun penting, yang diabaikan Daren.

"Aku tahu?" Daren memiringkan kepalanya karena dia tidak melihat ada masalah dengan apa yang dia katakan. Eleanor tertawa kecil.

"Sayang, kenapa kamu tidak mengajak pangeran ke taman untuk bermain denganmu?" kata Eleanor.

"Baiklah, Ibu." Daren mengangguk pada ibunya sebelum meraih pergelangan tangan Alberu dan menariknya ke taman.

Pangeran yang terperangah itu diseret begitu saja oleh seorang anak berusia 5 tahun seperti boneka. Tak lama setelah itu, ibu Alberu meninggal.

Segala sesuatu terjadi begitu cepat sehingga Alberu tidak tahu harus berbuat apa? Kematian ibunya, penobatannya sebagai putra mahkota, pengabaian ayahnya, dan penobatan ratu baru.

Terlalu berat bagi seorang anak berusia 10 tahun untuk menerima semua ini. Semuanya terasa begitu berat. Saat ia terpuruk dalam kegelapan, seberkas sinar matahari jatuh ke dalam hidupnya.

"Ssst, nggak apa-apa Alberu. Aku di sini, Ibu juga di sini."

"Daren." Pangeran yang selalu terlihat sempurna itu pun menangis tersedu-sedu. Dan anak berusia 5 tahun itu terus membisikkan kata-kata manis ke telinganya untuk menenangkannya.

[BXB] In another lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang