Duecentotre

1 0 0
                                    

Melalui kaca mobil dengan terlapisi kaca film dengan level gelap 60% , natasha bisa melihat gedung perusahaan The HM Group yang baru saja mulai dibangun ini . sesuai dengan rencana yang sudah disusun sejak dua minggu yang lalu , dirga benar – benar melakukan survey lokasi , untuk pertama kalinya , si CEO ini tidak pergi melakukan survey lokasi ini sendiri , melainkan dengan mengajak natasha . bukan karena dia tidak mau bolak – balik menjemput istrinya , tapi kadang – kadang dirga ingin natasha bisa tahu pekerjaannya seperti apa .

" ikut turun yang ? atau tunggu dimobil aja ? "

Sebelum benar – benar turun dari mobilnya , kendati dirinya sudah mematikan mesin mobilnya , dirga menyempatkan diri untuk bertanya lebih dulu pada natasha , bukannya langsung menjawab , natasha malah melihat suasana diluar mobil , tidak sampai dua detik , natasha menganggukkan kepalanya dan berniat untuk ikut turun . mendapati istrinya mengangguk , dirga refleks saja tersenyum dan bergegas turun . sebelum natasha sempat membuka pintu , laki – laki ini sudah keburu membuka pintu disebelahnya .

Dengan tangan yang lagi – lagi saling bertaut , keduanya melangkah menuju area pembangunan ini , bau adukan semen yang bercampur dengan bau cor – coran menyambut kedatangan natasha disana . belum ada dua detik mereka memasuki area dimana gedung perusahaan The HM Group cabang yunani ini sedang dibangun , tiba – tiba saja salah satu staf lapangan menghampiri dirga . sembari memperhatikan natasha , si staf ini mengulurkan sebuah gulungan kertas yang berisi denah gedung ini . kendati matanya meneliti kertas itu , dirga bisa tahu kalau stafnya ini memperhatikan istrinya

" saya tau istri saya cantik , tapi gak usah kamu perhatiin sampai segitunya juga " dirga menukas seakan tahu kalau stafnya ini memperhatikan natasha dengan teliti , mendengar itu , staf ini pun segera mengalihkan pandangannya kearah kertas yang ada ditangan dirga , tanpa mengatakan apapun , setelah dua kali meneliti denah ini , dirga langsung saja mengembalikan gulungan kertas denah ini pada stafnya

" jadi , kira – kira bisa selesai kapan ini pembangunannya ? soalnya saya cuma satu minggu disini , minggu depan mau ke santorini " tanya dirga sambil membalik kertas denah ini dan memperhatikan denah interior yang sudah selesai dibuat ini , si staf yang bernama andrianto ini tidak langsung menjawab , tapi melihat ponselnya dulu , sebelum sempat dirga berkata – kata lagi , si staf ini sudah langsung menjawab pertanyaan si atasannya ini

" kira – kira dua tahunan lagi pak , delapan bulan ini bikin sepuluh lantai dulu , dikerjainnya bertahap aja pak " jelas si staf ini setelah memperhitungkan waktu kapan proses pembangunan gedung perusahaan ini bisa selesai , lagi – lagi tanpa menoleh kearah pekerja lapangan ini , dirga pun menganggukkan kepalanya penjelasan si andrianto ini , setelah dua kali meneliti denah yang dicetak timbal – balik ini , si CEO ini segera saja menyerahkan gulungan kertas ini kembali pada stafnya ini

" oh iya , material pembangunannya ada yang kurang gak ? kalo ada , ntar kamu bikin list bahan bangunan yang kurang atau habis , kirim ke whatsapp aja , ntar baru saya kontak orang kita yang dijakarta biar bisa kirim barang bangunan yang kurang , jumlahnya juga dibikin , biar gak kebanyakan atau kesedikitan , paham ya " kini giliran stafnya yang menganggukkan kepalanya saat mendengar dirga berkata seperti itu , tanpa banyak bantahan apa – apa .

" yaudah , nanti sebelom kalian balik ke apartemen , progres pembangunannya update kesaya ya , pake whatsapp aja , gak usah kirim ke email " dengan nada yang terdengar tegas dan dingin , dirga berkata pada stafnya ini , semnrai menganggukkan kepalanya , andrianto pun segera berpamitan dan kembali ke bangunan dua lantai yang sudah lebih dulu dibangun sebelum proses pembangunan gedung perusahaan ini mulai dikerjakan .

Definisi survei lokasi menurut natasha nyatanya berbeda jauh dengan definisi survei lokasi menurut dirga , karena kendati keduanya baru setengah jam berada di lapangan dimana gedung cabang perusahaan keluarga Hanggono & Margono ini sedang dibangun , tapi dirga sudah merasa cukup lama berada disini dan juga memantau proses pembangunan gedung perusahaannya ini .

Tanpa sedetikpun dirinya melepaskan genggamannya pada tangan natasha , dirga mengajak perempuan kesayangannya ini untuk segera pergi dari sana untuk berjalan – jalan di mall dan juga makan siang . sekeluarnya mereka dari area lokasi pembangunan ini , mereka berdua langsung memasuki mobil dan dirga segera melesatkan maserati grecale silver ini , tidak sampai dua jam , kini mereka sudah memasuki pusat kota athena yang bisa dikatakan cukup padat ini .

Setelah menghabiskan waktu selama setengah jam berada di jalan , akhirnya mobil operasional kantor ini pun terparkir di parkiran salah satu mall besar yang ada di pusat kota yunani ini . tepat setelah dirga mematikan mesin mobilnya , keduanya bergeas turun dari mobil ini dan berjalan menuju mall Golden Hall yang berdiri kokoh didepan mereka ini .

" nanti abis makan siang , aku mau ngajak kamu shopping lagi " seiringan dengan keduanya melangkahkan kaki menyusuri bagian dalam mall ini , dirga bertanya sembari merangkul pinggang perempuannya ini , seperti sudah menduga kalau laki – laki ini pasti akan mengajaknya berbelanja lagi , dengan nada kalem yang terdengar jelas , natasha menyahuti perkataan suaminya ini

" sekarang giliran anaknya yang dibeliin macam – macam , mamanya kan udah sering dibelanjain , nanti jangan sampai anaknya cemburu gara – gara papanya lebih sering belanjain mamanya " tukas natasha sambil keduanya menduduki satu – satunya kursi kosong yang ada di salah satu restoran di lantai satu mall Golden Hall ini , mendengar perkataan istrinya ini , dirga pun terkekeh dan mengangguk setuju , untuk kesekian kalinya , dirga merasa dirinya belum mengenal istrinya ini secara utuh baik dari luar maupun dari dalam .

" iya sih yang , tapi aku tuh kangen belanjain kamu , kan beberapa bulan belakangan ini kan aku sering sibuk sama kerjaan " tutur dirga sembari keduanya menanti pesanan mereka diantarkan oleh si pelayan yang menanyakan pesanan mereka beberapa menit sejak mereka duduk di restoran ini .


Imperfettamente PerfettoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang