Duecentodiciotto

2 0 0
                                    

Tidak hanya menyiapkan kasur lipat dengan alas kain jarit , nenek juga menyiapkan beberapa mangkok yang berisi lulur dan minyak . satu demi satu pertanyaan mulai bermunculan di kepala natasha saat melihat mangkuk – mangkuk putih yang berisi lulur dan minyak ini . biarpun heran dengan maksud neneknya ini , natasha tetap saja menuruti perkataan neneknya dan merebahkan dirinya diatas kain jarit yang melapisi kasur lipat ini .

Seakan tahu apa yang sudah akan ditanyakan oleh cucunya ini , sambil duduk di atas lantai yang berdekatan dengan bantal yang sudah disiapkan , si nenek pun membuka suaranya . mendengar jawaban neneknya , natasha pun menganggukkan kepalanya dan membuat rambutnya yang digerai lurus oleh neneknya ini menjadi sedikit berantakan , alih – alih protes , si nenek justru tersenyum dan merapikan kembali rambut cucunya ini .

" hari ini nenek mau bikin full – day spa buat cucu hamil , waktu mama hamil kamu juga , nenek beginikan juga , belom ada dua puluh detik , udah ketiduran " tutur nenek sembari mengambil sedikit lulur kunyit yang sudah dicampur minyak zaitun dan mulai membalurkannya ke kedua bahu cucunya yang sempit ini , bukan hanya membalurkan , tapi juga memijitnya secara perlahan – lahan . mendengar tuturan neneknya , natasha pun terkekeh .

Disaat yang sama , natasha mulai rileks karena rasa dingin dari lulur kunyit ini dan juga pijatan lembut neneknya ini , baik natasha maupun nenek sesekali tertawa tiap kali melihat ada adegan lucu , karena sesi full day – spa ini mereka lakukan sambil menonton siaran televisi , biarpun dilakukan sambil menonton televisi , tapi nenek tetap saja bisa mengontrol intensitas pijatannya sehingga tidak membuat cucunya merasa kesakitan .

Beres dengan bahu dan lengan , si nenek pun meminta natasha untuk duduk sebentar dan mengambil segenggam lulur yang sama . belum ada satu menit setelah si cucu kesayangannya ini duduk , nenek langsung saja mengoleskan lulur itu ke seluruh bagian punggung natasha , mulai dari punggung atas hingga punggung bawah . saking terlalu serius menikmati pijatan neneknya , natasha sampai nyaris tertidur dalam posisi duduk . biarpun begitu , dia masih ingat untuk memegang kain jarit yang menutupi area dadanya

" nah lho , udah mau teler , sama kayak mama kamu , tapi mama kamu dulu , nenek baru pijat baju sama lengannya , udah langsung ketiduran " seloroh nenek dengan nada jenaka yang terdengar jelas , meski kedua matanya terpejam rapat , tapi si anak tunggal ini masih bisa terkekeh menanggapi celetukan jenaka sang nenek , dalam hatinya , natasha salut dengan neneknya ini , walaupun sibuk memijat punggungnya , tapi neneknya ini bisa tahu kalau dirinya sudah mulai teler karena merasa enak saat dipijat .

Berbeda dengan natasha yang sedang menikmati pijatan neneknya di sekujur tubuhnya , termasuk kedua tangannya , kedua paha dan betis bagian depan dan belakang , dirga justru sedang disibukkan dengan kegiatan mengerjakan pekerjaan kantornya yang dia minta dari asisten pertamanya di jakarta , sembari dirinya sesekali menyeruput iced flat white coffee dan memakan satu keping demi satu keping cookies yang sudah disiapkan oleh istrinya ini .

Kendati pun dirinya sedang fokus mengerjakan satu persatu pekerjaan kantornya , laki – laki ini masih bisa mendengarkan samar – samar suara televisi yang sedang menyala dari lantai satu dan juga sesekali terdengar tawa dari natasha dan si nenek . dengan sedikit melirik kearah sudut bawah layar laptopnya , kedua netra dirga melihat jam digital di laptopnya ini sudah menunjukkan angka sebelas siang , satu jam lagi sudah memasuki jam makan siang , artinya dia sudah mengerjakan pekerjaannya ini selama tiga jam .

Alih – alih melanjutkan pekerjaan kantornya yang memang tinggal sedikit ini , dirga memutuskan untuk menyudahi sesi kerjanya ini untuk bisa beristirahat sejenak . setelah menyimpan folder pekerjaannya dan mematikan laptopnya , laki – laki ini berjalan keluar dari kamar lama istrinya ini dengan membawa gelas kosong bekas kopi dan piring kosong . kurang dari dua puluh langkah , dirga bisa melihat natasha sedang berbaring didepan televisi sambil dipijat oleh si nenek .

Begitu dirinya menjejakkan kedua kakinya di lantai satu kediaman lama istrinya ini , si calon papa ini baru menyadari kalau natasha tidak hanya sedang dipijat , tapi juga diluluri , karena dia melihat ada warna kuning dari lulur kunyit kedua bahu dan lengan bagian atas . semakin dirinya mendekat , wangi rempah – rempah khas lulur buatan si nenek ini semakin tercium oleh dirga . baru saja dirga akan mendudukkan dirinya di sofa yang dekat dengan nenek dan natasha , nenek menoleh kearah cucu menantunya ini

" kerjaannya udah selesai ga ? liat ga , istrimu teler kena pijat " tanpa ada berniat menyindir suami dari cucunya ini , si nenek bertanya sambil berseloroh pada dirga yang duduk di salah satu sofa panjang yang langsung menghadap kearah televisi , dirga yang menyadari kalau nenek dari istrinya ini bertanya pun menganggukkan kepalanya .

" udah dulu nek , istirahat dulu , capek juga lama – lama liat kerjaan nek " tukas dirga sambil melihat kearah natasha yang memang tertidur pulas disaat nenek memijat – mijat semua bagian kepala si calon mama itu , termasuk rambutnya yang panjang . biarpun sudah setiap hari melihat wajah istrinya ini tanpa terpoles riasan sedikit pun , seperti siang hari ini saja , dirga tetap saja bisa dibuat terpana dengan kecantikan perempuan tersayangnya ini .

Hanya berselang lima belas menit sebelum jarum pendek jam dinding diatas televisi di ruang tengah pertama ini menunjukkan angka dua belas siang , dengan perlahan – lahan , nenek beranjak untuk pergi kedapur agar bisa menyiapkan makan siang , sebelum benar – benar pergi ke dapur , nenek sempat mengingatkan dirga untuk tidak membangunkan natasha , si nenek pun segera pergi kedapur untuk memasakkan makan siang untuk mereka , melihat nenek yang segera pergi , dirga pun mengangguk saja .

Belum ada lima belas menit nenek disibukkan dengan kegiatan memasak makan siang di dapur , dirga pun beranjak dari sofa dan duduk lesehan persis di sebelah natasha yang sedang terlelap ini . walau saat ini dirinya sedang menonton televisi , tapi dirga sesekali menolehkan kepalanya kearah natasha untuk memastikan perempuan tersayangnya ini tetap tertidur , sesuai dengan pesan si nenek , berselang tiga puluh menit kemudian , nenek sudah selesai dengan urusan memasak makan siang .

" ga , makan siangnya udah kelar , makan dulu ayo , bangunin gih tashanya "

Saking terlalu serius menonton televisi sambil menunggui natasha yang tertidur pulas ini , dirga sampai nyaris terkejut ketika mendengar si nenek mengajaknya untuk makan siang bersama . sembari menganggukkan kepalanya , dirga membangunkan natasha . tidak butuh banyak usaha untuk dirga membangunkan natasha . karena kurang dari lima belas detik , perempuan ini sudah terbangun dengan ekspresi mengantuk yang tergambar jelas di wajahnya .

Begitu natasha memakai pakaiannya yang memang dia bawa ke lantai bawah dan setelah si nenek membersihkan sisa – sisa lulur kunyit yang menempel dibadannya , mereka bertiga pun beranjak menuju ruang makan yang berdekatan dengan area dapur yang menggabung dua konsep yaitu konsep open space dan island yang dirga ketahui berbeda jauh tapi anehnya bisa terlihat pas , mungkin pemilihan bentuk kitchen – set perabot dan warna yang netral dan minimalis .

Seselesainya mereka makan siang bersama , baik nenek , natasha maupun dirga sama – sama kembali ke ruang tengah pertama , karena nenek mau melanjutkan sesi full – day spa untuk cucu perempuan tersayangnya ini .


Imperfettamente PerfettoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang