"Shhh ... Tuanhhh ...." Rara merintih saat tiba-tiba saja Gavi meremas payudara kirinya.
"Kamu udah pernah disentuh seperti ini?" Suara Gavi terdengar serak dan berat karena desakan gairah.
"Belum, Tuan," cicit Rara.
"Gimana sama memekmu? Sudah ada kontol yang pernah memasukinya?" tanya Gavi semakin kurang ajar.
Gadis itu menggeleng kuat-kuat dengan mata terpejam. Tak sanggup ia menyaksikan tubuhnya dilecehkan oleh Gavi.
"Jadi, kamu masih perawan?"
"I-iya, Tu—ahhhh!" Rara mendesah keras tatkala merasakan usapan kasar di memeknya yang belum pernah terjamah oleh pria manapun.
***
"Ayo Rara! Budakku! Keluarlah untuk Tuanmu. Ayo, Ra. Muncrat sayang," desis Gavi.
Tubuh Rara semakin blingsatan. Pinggulnya bergerak maju-mundur seolah-olah sedang menunggangi jari telunjuk Gavi. Wajahnya Rara pun kini sudah memerah oleh birahi yang tersulut. Netranya tampak sayu menatap Gavi.
"Ahh ahh ahh tuanhh menjauhhh. Rara mau pipiss tuanhhh ... cukuphh uh uhh uhhh. Ahhhhh!"
CROOOT
CROOOOT
"Ahhhh ... tu-tuanhhh ...."
Napas Rara tersengal setelah berhasil mencapai pelepasan pertamanya. Tubuhnya kini sepenuhnya rebah di kasur.
"Lihat, Rara. Cairanmu banyak sekali," ujar Gavi kemudian tanpa jijik menjilat jari telunjuknya yang dilumuri cairan memek Rara.
"Emhhh. Nikmat sekali," gumam Gavi.
***
"Ahhh tuanhh enakhhh. Memek Rara dirojok kontol ahhh ahh memek Rara diperkosaa. Emhhh. Ibu ahh Rara diperkosa tuan Gavi buu uhh uhhh."
PLOK
PLOK
PLOK
"Iya. Benar begitu, Rara. Kasih tau bu Murni siapa kamu sekarang. Kasih tau semua orang kalau kamu adalah budak seks saya, perempuan rendahan, anak panti yang jadi pelacur demi menghidupi adik-adiknya. Ayo shhh bilang sama semua orang, Rara."
"Hikss hikss i-ibu ahh ahh maafin Rara. Ah ahhh shhh ahh ahh. Rara jadi pelacur bu ahh ra-AKHHHH! AMPUN TUAN AHHH!"
***
Yang minat langsung ke KK aja yaa.