🫧RIUH KELUARGA🫧

189 20 2
                                    


طلع البدر علينا
𝘛𝘢𝘭𝘢'𝘢𝘭 𝘉𝘢𝘥𝘳𝘶 '𝘢𝘭𝘢𝘪𝘯𝘢

من ثنيات الوداع
𝘔𝘪𝘯 𝘵𝘴𝘢𝘯𝘪𝘪𝘺𝘢𝘢𝘵𝘪𝘭 𝘸𝘢𝘥𝘢

Kedua pasangan muda itu disambut dengan gendang marawis dan petasan besar dari luar pagar yang ternyata telah disiapkan dengan meriah tanpa sepengetahuan mereka.

Asgaf tersenyum sangat tipis, saking tipisnya senyum itu sampai tak terlihat.

Hana bingung harus merespon seperti apa, ia benar benar terkejut.

Hana hanya dapat mempertahankan senyuman yang terpatri di wajahnya.

"𝘔𝘢𝘴𝘺𝘢𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩 𝘤𝘢𝘬𝘦𝘱 𝘣𝘦𝘯𝘦𝘳 𝘨𝘶𝘢 𝘭𝘪𝘢𝘵 𝘭𝘪𝘢𝘵 𝘪𝘴𝘵𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘈𝘴𝘨𝘢𝘧."

"𝘗𝘢𝘯𝘵𝘦𝘴 𝘢𝘫𝘦 𝘴𝘪 𝘈𝘴𝘨𝘢𝘧 𝘭𝘢𝘯𝘨𝘴𝘶𝘯𝘨 𝘨𝘢𝘴, 𝘎𝘢𝘬 𝘶𝘴𝘢𝘩 𝘥𝘪 𝘵𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘪𝘯𝘪 𝘮𝘢𝘩."

"𝘗𝘪𝘯𝘵𝘦𝘳 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘴𝘪 𝘈𝘴𝘨𝘢𝘧 𝘤𝘢𝘳𝘪 𝘣𝘪𝘯𝘪."

Dan masih banyak lagi ocehan sepintas yang tak sengaja Hana dengar.

Ia tak menyangka akan disambut dengan semeriah ini.

Kini mereka menjadi pusat perhatian seluruh keluarga besar Asgaf.

Rasanya Hana ingin kabur saat itu juga.

Memang kesannya terlalu berlebihan. tapi nyatanya Hana hampir saja tak sadarkan diri mendengar rentetan pertanyaan yang tiada habisnya.

"Kok bisa sama Hana si Bang? Adeknya Anjan kan itu?" Ayah asgaf yang lebih akrab di panggil 'Baba' itu bertanya.

Perawakannya sangar padahal aslinya suka melucu, khas bapak bapak betawi yang memiliki tubuh tambun dan gemar memakai sarung.

Melihatnya akan mengingatkan kita pada sosok Babeh Ridwan Saidi. Budayawan betawi yang aktif berpolitik.

"Kalau udah jodoh ya mau gimana lagi? menghindar kemana pun pasti bakalan ketemu juga." celutuk Asgaf tanpa pikir panjang.

"Hana kok mau sama Asgaf? yang tampangnya dingin begitu si Neng," Tampaknya itu adalah Bibi Asgaf.

𝘔𝘢𝘴𝘢 𝘏𝘢𝘯𝘢 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘫𝘢𝘸𝘢𝘣 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘥𝘪𝘢 𝘥𝘪 𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩𝘪𝘯 𝘸𝘢𝘬𝘵𝘶 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘵𝘪𝘥𝘶𝘳:))

"Ye elu jamileh kalo ngomong, emang ngapa ama anak gue? Ganteng gini, gentlemen lagi. bagus ini langsung ngajak nikah, kaga ada embel embel pacaran."

Riuh tawa mengisi rumah luas disana. tergambarkan bukan betapa hangatnya keluarga ini.

Bahkan Hana yang tadinya takut memperkenalkan diri pun jadi mencair. Ia berbaur dengan sanak saudara Asgaf.

Dan hal yang paling Hana takutkan adalah ketika keluarga itu menanyakan tentang calon suaminya yang tiba tiba kabur di hari penikahan mereka, faktanya tidak ada yang menyinggung ke arah sana sama sekali.

Perasaan lega memenuhi dirinya.

Pertanyaan yang di ajukan lebih mengarah pada dirinya, seperti:

"Neng, sekarang berarti masih kuliah ya?"

"Neng Hana, Adek nya si Anzan itu kan yak?"

"Hana kuliah jurusan apa?"

"Ibu apa kabar Han? Kok gak diajak mari si Neng?"

Pertanyaan pertanyaan itu membuat Hana menjadi sedikit lupa dengan masalah yang ia hadapi, ternyata mencoba membuka lembaran baru tak seburuk yang ia duga.

"Haloo Kak Hana! aku punya puding yang di buat khusus untuk Kakak, ayo di coba Kak!" Seru seorang gadis dengan sumringah sembari menyodorkan sepiring puding kepada Hana.

Hana yang bingung hanya bisa balas tersenyum sambil menerka nerka siapakah gadis di hadapannya ini.

Gadis itu memakai pashmina berwarna khaki, kulitnya putih bersih, aura keceriaan begitu terpancar dari gadis yang kira kira umurnya tiga tahun lebih muda dari Hana itu.

'𝘊𝘢𝘯𝘵𝘪𝘬' benak Hana.

"Wih ada puding, nih! Boleh kali cicip Ba,"
Ujar para sepupu Asgaf.

"Ih, enak aja! Ini tuh spesial buat Kak Hana, Kakak ipar Aku." Gadis itu cemberut sembari berusaha menyembunyikan puding dari tangan tangan nakal saudaranya.

'𝘏𝘢𝘩? 𝘒𝘢𝘬𝘢𝘬 𝘪𝘱𝘢𝘳? 𝘑𝘢𝘥𝘪 𝘪𝘯𝘪 𝘈𝘥𝘦𝘬𝘯𝘺𝘢 𝘒𝘢𝘬 𝘈𝘴𝘨𝘢𝘧?' Hana semakin bingung.

"Yaelah, Dek. dikit doang kok. Pelit bener deh."

"Ya udah boleh, tapi cicip sedikit aja ya, soalnya ini spesial di bikin buat Kak Hana."

Haba menyodorkan puding coklat dengan fla vanila itu kepada Hana.

Hana pun menerimanya sembari mengucap terima kasih. "Kamu Adeknya Kak Asgaf ya?" Ragu Hana bertanya.

"Oh, jadi Abang belum cerita sama Kak Hana, Kalau dia punya Adek yang cantik kayak gini? Wah parah! jadi aku doang yang excited ketemu Kakak?" Adik Asgaf itu berkata dengan raut sedih yang di lebih lebihkan.

Hana merasa bersalah karena dirinya tidak tahu tentang silsilah keluarga Asgaf.

"Emang ya Ba, excited sendirian tuh gak enak." celetuk seorang gadis disana.

"Maaf ya, Aku gak ngenalin kamu. gimana kalau kita kenalan aja? Namaku Azura Kalea Hana. salam kenal ya." Hana mengulurkan tangan seraya tersenyum. Berharap Haba memaafkannya.

"Apasih yang nggak buat kakak ipar Aku yang cantikk? Nama Aku Haba, Lengkapnya Xsaxta kalista Haba. Lagian ini tuh bukan salah Kak Hana, ini salahnya Abang." Haba yang humble pun dengan mudah menerima uluran tangan Hana.

Hanya saja ia masih dendam dengan sang Abang.

'𝘈𝘸𝘢𝘴 𝘺𝘢 𝘢𝘣𝘢𝘯𝘨𝘨𝘨, 𝘭𝘪𝘢𝘵 𝘢𝘫𝘢 𝘯𝘢𝘯𝘵𝘪, 𝘗𝘖𝘒𝘖𝘒𝘕𝘠𝘈 𝘏𝘈𝘉𝘈 𝘔𝘈𝘙𝘈𝘏 𝘚𝘈𝘔𝘈 𝘈𝘉𝘈𝘕𝘎𝘎𝘎𝘎𝘎𝘎!!!'

"Kamu cantik banget Haba, masya Allah. ini pudingnya bikin sendiri? Enak banget," Hana berucap tulus.

"AAAAA Kak Hanaaa makasihh, iya ini buat sendiri, aku terharu deh ternyata kakak se baikk ituu. KAAA HANA JUGA CANTIK BANGET TAUUU". Haba menjawab dengan penuh semangat.

Setelahnya Haba dan Hana berbincang bincang dengan seru, mereka mebicarakan hal hal yang yang disukai kebanyakan perempuan seperti skincare, film, dan novel. Uniknya ternyata mereka memiliki selera yang sama.

"AAAAAAA SIAPA SII INI?! KERUDUNG HABAA JADI BERANTAKAN NIH," tiba tiba Haba berteriak, ia menoleh ke belakang.
Rupanya Asgaf sang pelaku yang mengacak ngacak pashminanya.

"IH ABANG! LIAT YAAA NANTI, RONDE KALI INI BELUM DIMULAI. LIAT AJAAA!!! GAK MALU APA DILIAT ISTRINYA." Kesal Haba membuat seisi ruangan menggelegar karena suaranya.

"Semangat ya Han, ini bakal jadi tontonan kamu setiap hari," Tante jamiela tersenyum memberikan semangat kepada istri ponakannya.

Hana hanya menggeleng gelengkan kepalanya sembari tersenyum.

Unexpected PlotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang