Berjalan menelusuri lorong sekolah yang sudah ramai oleh para murid dan beberapa guru yang ada. Langkah kaki Hara mengarah ke salah satu kelas. Kelas X-1. Hara anak yang pintar sehingga dia mendapat kelas yang berisi dengan orang-orang seperti Hara.
Meletakkan tas kecilnya di salah satu bangku yang ada di urutan no 2 dekat jendela. Sebenarnya Hara ingin duduk di belakang tapi sayangnya posisi diatur oleh wali kelas.
Orang-orang kelas sangat berisik sehingga Hara memutuskan untuk mendengarkan musik dengan menggunakan earphone. Menyetel lagu yang cocok untuk suasana hatinya sekarang.
Melihat ke arah luar jendela, disana ada seekor kucing yang sedang tidur di salah satu cabang pohon. "Kenapa dia tidur begitu tinggi? apa dia tidak takut jatuh?" gumam Hara.
"Katanya kucingkan punya 9 nyawa, makanya dia berani seperti itu."
Hara yang terkejut mendengar suara yang terdengar dekat sekali dengan telinganya, suara tersebut tepat di samping wajahnya. Saat memutar matanya ke sebelah, betapa terkejutnya Hara karena melihat seorang laki-laki. Secara tidak sadar Hara menampar laki-laki itu. Laki-laki itu menjauh dari Hara saat dia menamparnya.
"Eh, m-maaf, gua nggak sengaja." Hara yang panik melihat laki-laki itu menunduk dengan posisi memegang pipinya. Dia mengira bahwa tamparannya begitu keras.
Di saat kepanikan Hara, laki-laki itu tertawa lalu mengangkat wajahnya, menatap Hara yang sudah panik. Hara yang mendengar tawa tersebut merasa aneh tapi sekaligus kesal.
"Ih, lu ngerjain gua ya," ucap Hara kesal.
"Nggak kok, tapi tamparan lo lumayan menyakitkan."
"Benaran? Apa perlu gua bawa lo ke UKS?"
"Nggak, nggak papa kok."
"Hah, thanks and sorry karna nampar lo, Dion."
Dion menggeleng yang mengartikan bahwa Hara tidak perlu meminta maaf.
"Lo lagi dengerin apa? Bengong mulu dari awal masuk kelas." Dion mengambil earphone sebelah kiri milik Hara.
"Apaan sih, jangan ambil punya orang sembarangan dong." Hara mengambil kembali earphone dan menyimpan kedua earphone itu.
"Oke, by the way, gua mau bilang, kalau besok ada pertandingan, datang ya." Undangan Dion membuat Hara senang. Jarang sekali seorang ketua tim basket mengundang orang lain secara langsung. Tanpa mempertanyakan hal lain Hara mengangguk sebagai jawaban iya.
"Oh, Nanti pas pulang-"
"Dion, ayo ke lapangan." Seseorang memanggil Dion. Dion mengangguk dam berkata, "iya, sebentar."
Dion kembali menatap Hara, "istirahat kedua jumpai gua di lapangan, okay?"
"Oke."
*___*
KAMU SEDANG MEMBACA
Purana
Short StoryDi cerita ini Zasya akan menceritakan semua cerita pendek yang Zasya punya yang berarti nanti di setiap bab bakal beda cerita. Kalian penasaran gak? Bakal ada berapa buah cerita pendek yang akan Zasya publish dalam satu judul? Oh, ya, kalian tahu ga...