‧͙⁺˚*・༓☾senja bercerita 4☽༓・*˚⁺‧͙

25 18 2
                                    

Sebenernya chapter 4 ini bakalan di up pas hari senin kemarin berhubung ada kendala yaitu draf dari chapter 4 & 5 hilang jadi di undur.

Ini aku nulis ulang lagi agak sempet bete karna yang hilang tuh udah 2000kata terus juga rela mikir ide sama bergadang malahan hilang.

Tandain kalau ada yang typo ya❗

Sebelum baca jangan lupa di vote dulu

𝗛𝗮𝗽𝗽𝘆 𝗿𝗲𝗮𝗱𝗶𝗻𝗴


Inaya bagasara

Seorang gadis yang mempunyai paras yang cantik tetapi galak yaitu inaya, inaya bagasara anak dari keluarga yang berkecukupan semenjak kecil ia selalu mandiri.

Inaya sangatlah di sayangi terutama oleh sang ayah, bagas bisa di bilang kemauan inaya selalu di turuti maupun murah atau mahal. Dan inaya juga anak bungsu perempuan satu-satunya.

Selain cantik inaya juga sangat berprestasi dalam hal akademi, di dalam kamarnya di penuhi oleh medali, piagam, sertifikat dan piala yang tersusun rapi di atas rak. Ia juga memiliki 2 abang.

Anak sulungnya bernama andrey bagasara, yang sekarang sudah berusia 25 tahun berada di amerika untuk mengurus perusahaan bagas.

Anak tengahnya bernama andra bagasara, usianya hanya beda 2 tahun dari andrey ia sedang berkuliah di singapura untuk melanjutkan pendidikan.

Anak bungsunya inaya bagasara, yang biasanya di panggil dengan sebutan 'aya' berusia 18 tahun sekaligus anak kesayangan bagas daripada kedua abangnya.

Saat inaya berusia 5 tahun bagas dan sarah selaku ibu dari inaya bercerai akibat masalah perselingkuhan, dan inaya juga hanya dekat dengan ayah nya serta kedua abangnya sejak dulu namun seiring berjalannya waktu hubungan antara andrey dan inaya mulai rengang akibat bagas selalu membandingkan andrey dengan inaya.

Hal itulah yang menyebabkan andrey menjauh, berbeda dengan andra ia sangat dekat dengan inaya bahkan saat andra sedang berada di singapura ia masih menghubungi lewat handphone.

Di malam hari pukul 21.48

"Halo bocill abang... abang tebak pasti lagi di kamar" ucap andra dari balik layar handphone (video call)

"Betul" sembari mengancungkan jempol pada andra "Abang kapan pulang?"

Andra tersenyum kecil "Kapannya? Coba deh tebak"

Inaya berdehem sembari mencoba menebaknya. "3 bulan lagi?"

Andra mengelengkan kepala nya "Salah"

"Terus kapan..."

"Kapan-kapan" ledek andra dengan tertawanya

"Tauk ah! Gak seru bang andra" kesal inaya lalu hendak mematikan video call nya.

"Eh eh.. jangan di matiin dulu dong baru 10 menit"

"Males abang ngeselin, "

Andra menaikan satu alisnya di hadapan inaya "Gw aduin ilham loh ya" ancam andra dengan menahan tawa nya.

"ABANG!!"

"Tuh kan tantrum! Hadeh bocil bandel di bilangi gak kena ya kek gini" ledek andra pada inaya saat melihat pipi sang adek mulai memerah. "Kalo salting jangan di tahan cill"

senja berceritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang