04. Pertemuan 2

53 6 0
                                    

                               بسم الله الرحمن الرحيم

       اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيّدِنَا مُحَمَّدٍ (ﷺ)

~Happy Reading~

"Sekarang Sebagai permintaan maaf saya, saya akan memberikan sorban anak saya sama kamu."

Degh!

"Abang ayo berikan sorban kamu sama Ana." Pinta umi mira pada Gus Fathan.

Akhirnya gus Fathan pun menurut dan memberikan sorban yang ia pakai kepada Ana.

"Ini saya berikan sorban saya untuk kamu, mohon di jaga dengan baik" Ucap gus Fathan pada Ana.

Sedangkan Ana pun bingung mau menerima atau tidak, tanpa berlama lama akhirnya ia pun menerima.

"Makasih bang jawab Ana"

"H-hahh apa tadi kamu bilang bang?? Why jangan panggil saya dengan sebutan bang, panggil saja dengan gus Fathan. " Ujar gus Fathan pada Ana.

Entah kenapa rasanya aneh saat orang asing memanggil namanya dengan sebutan bang.

"I-iyaa gus" Jawab Ana.

Sedangakan umi yang melihat kelakuan anaknya itu pun langsung tersenyum sambil geleng geleng kepala.

"Ehh iya Ana kamu mau kemana? Tanya umi mira pada Ana.

"Ana mau ke mesjid umi buat nganterin pesanan nya bunda" Jawab Ana.

"Wahh pas bangett Fathan juga lagi ada acara buat ngisi kajian di mesjid."

Kalo umi boleh tau kamu mau nganter pesanan ke mesjid mana? Tanya umi lagi.

"Mesjid Nur Rabbi umi" Jawab Ana.
Sedangkan di sisi lain gus Fathan merasa tidak enak hati sekarang  pasti akan ada hal aneh lagi, gumamnya.

"Wahh pas banget tuh Fathan juga mau ngisi kajian di mesjid Nur Rabbi kata umi, benerkan Nak? Tanya umi.

" Ehh I-iyaaa umi" Balas gus Fathan dengan sedikit ragu, entah kenapa perasaannya menjadi tidak enak seperti ini.

"Gimana kalo kalian barengan aja ke sananya?"

"APAAA"!!!  Jawab mereka kompak.

" Enggak umi, Abang nggak mau, kan kita berdua bukan mahram," ujar gus Fathan pada uminya.

"Terus juga kalo kita berangkat berdua siapa yang bakal anterin Umi pulang?" Kata gus Fathan lagi.

"Umi bisa pulang naik taxi jawab umi"

"Nggak boleh umi, umi harus pulang sama Abang" Kini Fathan berusaha membujuk umi nya untuk pulang bersamanya.

"Ehhh nggak usah umi, Ana bisa pergi sendiri kok." Tolak Ana karena entah kenapa rasanya sanggar canggung apalagi jika  gus Fathan yang menatapnya aneh.

"Tuh Ana nya aja nggak mau umi, jadi biarin abang anterin umi pulang kerumah dengan selamat."

"Hmm yaudah deh iya, tapi!!!"

"Tapi apa lagi umiii" Tanya Fathan dengan nada selembut mungkin.

"Nggak papa" balas umi sambil tersenyum

"Yaudah Ana umi sama Fathan pamit pulang dulu ya" Ucap umi pada Ana.

"Iya umi hati hati yaa" Balas Ana

Gus Fathan yang melihat Ana tersenyum seperti itu pun langsung memalingkan wajahnya ke arah lain.

'Ya, allah ada apa dengan hati hamba, kenapa rasanya jantung saya berdetak sangat cepat, seperti ini (batin Fathan).'

TAKDIR MEREKA BERTIGA INDAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang