10. Masuk pesantren

20 4 0
                                    

                           بسم الله الرحمن الرحيم    
 
    اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيّدِنَا مُحَمَّدٍ (ﷺ) 

Tepat hari ini ketiga gadis itu sedang berkumpul di rumah Ana, niatnya mereka akan pergi bersama sama ke pondok pesantren al Baihaqi., bunda Fatma, ayah Habil, mama Aulia, Papah Ahmad, bunda maryam dan Ayah syahrul. Mereka semua tengah berkumpul di ruang tengah.

Tapi tidak dengan ketiga gadis itu, mereka bertiga sekarang berada di dalam kamar Ana, kamar yang sangat luas..

"Hmm bentar lagi kita bakal pisah feb." Ucap Ana seraya memeluk boneka Teddy bear yang  berukuran cukup besar dan berwarna coklat.
Ana menamainya dengan Febbry karena menurut nya nama itu cocok untuk boneka teddy bear nya itu.

"Ehhh Na mending lo bawa aja tu boneka." Ucap Ayya pada Ana.

"Ya nggak segampang itu anjir, lo nggak liat apa Febbry besarnya udah hampir sama kaya gue." Jawab Ana.

"Ehh udah udah, mending kita langsung kebawah aja, pasti orang tua kita udah pada nungguin." Jawab Tata sambil melerai perdebatan mereka berdua.

Mereka bertiga pun akhirnya turun kebawah untuk menemui orang tua mereka.
"Udah siap semuanya" ucap ayah Habil.

"Siap yah." Jawab Ana.

"Siap om." Jawab Tata, dan Ayya bersamaan.

"Oke, jika sudah siap semuanya sebelum kita berangkat marilah kita berdoa bersama sama supaya dalam perjalanan tidak ada kendala apa apa." Ucap Ayah Habil lagi.

Ayah Habil pun mulai memimpin untuk membaca di ikuti oleh Ahmad , Syahrul, bunda Fatma, Aulia dan Maryam, serta Ana, Ayya, dan Tata.

Mereka pergi dengan menggunakan dua mobil saja, karena Ayya, dan Tata memilih untuk ikut mobil bunda dan ayah Ana.  Tentu hal itu tidak keberatan untuk bunda dan ayah Ana. 

Sedangkan papah Ayya dan papah Tata serta kedua ibu mereka satu mobil.
Sepanjang perjalanan mereka bertiga tak henti hentinya menyanyikan lagu Arabian yang menurut mereka sangat candu ketika menyanyikannya.

"Yaa maa layaalii bastnna luaah.."

"Mahwa ulti withagaal.."

"Mustahiil aushif gamaaluh.."

Mereka bertiga terus menyanyikan sambil menghayati lagunya..
Ayah dan bunda yang mendengar mereka bernyanyi pun tersenyum menatap mereka bertiga melalui spion mobil.

"Ri-itid dounyaf 'uyuun.."

"Albii kaanAllah fa 'awun.."

"Mil lanaa hasiithu ma'aah.."

"Kulli yuum... Al-a ruwhibtindah.."

"Liih... Alal' umuum... Mush hakhabii.."

"Wadaarii.. 'Aleih innuh ghayarnii w."
"Saranii winni naa ta'ala -ti biih.."

"Masya Allah, suara kalian bagus sekali." Puji ayah Habil.

"H-hah serius om?" Jawab Ayya kegirangan.

"Iya, Ay coba aja tanya sama bunda, iyakan bun?" Lirik ayah pada bunda.

"Hmm iya Ay suara kamu bagus." Jawab bunda sambil tersenyum.

"Hmm suara Ana nggak di puji nih?" Ucap Ana dengan sedikit kesal.

"Nggak" Jawab bunda cepat.

"Ish bunda apa apaan sih.."

TAKDIR MEREKA BERTIGA INDAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang