Bab 5. Perkembangan kasus

4 1 0
                                    

“Pembunuhan yang terjadi di SMA negeri 2 Cahaya Bintang masih terus dalam penyelidikan polisi. Hingga sekarang polisi telah menemukan beberapa petunjuk dan beberapa nama yang menjadi tersangka. Detektif terkenal Jonan Basrah telah didatangkan untuk membantu menemukan titik terang dari kasus ini.”

Suara pembawa berita di televisi terdengar. Jihan, Narendra, dan kedua anak mereka sedang menonton. Saat mendengar apa yang dikatakan oleh pembawa berita itu, dia langsung berpikir keras sebenarnya apa yang terjadi di sekolahnya itu.

Ting

Sebuah notifikasi pesan masuk ke ponsel Dirga. Dengan cepat ia langsung membuka kunci layar ponselnya, dan membaca pesan tersebut.

Dirga mengerutkan keningnya saat membaca pesan dari temannya itu. Kebingungannya tak berlangsung lama saat salah satu satpam di rumahnya datang dan memanggil ayahnya.

“Tuan, ada beberapa polisi di luar mereka mau bertemu dengan tuan muda,” ucap satpam itu. Dirga langsung saja menyadarinya, apa yang dikatakan oleh Zayyan lewat pesannya tadi memang benar.

“Suruh mereka masuk.” Narendra memerintah satpam itu. Pria berseragam hitam itu mengangguk dan kembali ke luar. Tak lama tiga petugas polisi datang dan langsung menyapa keluarga Dirga.

“Selamat malam, kami dari petugas kepolisian. Ingin meminta saudara Dirgantara untuk memenuhi panggilan ke kantor polisi, terkait beberapa bukti pembunuhan di SMA Cahaya Bintang yang tertuju padanya,” ucap salah satu dari polisi itu.

“Apa maksud Anda?!” Narendra terlihat sangat marah. Tentu saja, anaknya dituduh. Itu berarti ada orang yang meragukan didikannya.

“Benar, anak saya enggak mungkin membunuh.” Jihan menimpali. Sedangkan Kinara, dia sudah menggandeng tangan kakaknya dengan erat. Dia tidak rela jika kakaknya harus memasuki kantor polisi karena tuduhan. Dirga tersenyum dan mengelus tangan adiknya.

“Kami hanya akan melakukan beberapa pemeriksaan nyonya, kami belum menyimpulkan jika anak Anda pelakunya. Mohon kerja samanya,” ucap petugas polisi itu lagi.
Dirga menghela napas. “Baiklah pak, saya ikut ...” Dirga menatap ibunya.

“Mama gak usah khawatir, Mama percaya kan sama Dirga? Dirga bukan pelakunya, jadi Dirga gak bakal dinyatakan bersalah.” Jihan mengangguk mendengar penuturan lembut dari anaknya. Setelah itu itu, Dirga akhirnya mengikuti petugas polisi itu menuju kantor polisi. Narendra juga ikut, Jihan dan Kinara meminta ikut namun Narendra tidak mengizinkannya.

DIRGANTARA (Tragedi SMA Cahaya Bintang)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang