Bab 8. Belanjaan

6 2 2
                                    

Saat ini di supermarket. Dirgantara dan Adelia sedang menyusuri rak barang. Mencari semua yang dibutuhkan oleh Adelia. “Menurut lo, mana yang paling bagus?” Dirgantara menunjukkan dua karung beras dengan beda merek pada Adelia.

Adelia terlihat berpikir, lalu ia menunjuk pada salah satu merek beras itu.

“Oh ya udah ini aja ya, yuk. Kita cari yang lainnya.” Adelia mengangguk dan mengikuti Dirgantara yang sedang mendorong troli belanjaan.
Tak lama mereka memilih barang-barang yang diperlukan oleh Adelia. Kini mereka sedang berdiri di depan kasir yang sedang menghitung total belanjaan mereka.

“Totalnya jadi 300 ribu rupiah ya mas,” ucap wanita penjaga kasir itu. Dirgantara tersenyum dan mengeluarkan sebuah kartu berwarna hitam. Adelia yang melihat itu menahan tangan Dirgantara dan menggelengkan kepalanya. Dia mengeluarkan uang dari kantongnya.

“Gak apa-apa, gue yang bayarin,” ucap Dirgantara sambil tersenyum. Dia lalu membayar semua belanjaan Adelia.












Kini, Dirgantara sedang dalam perjalanan mengantar Adelia pulang. Tidak mungkin Adelia pulang dengan keadaan langit yang sudah gelap ini. Memang masih jam enam sore. Tapi bahaya tak mengenal waktu. Apalagi pertama kali mereka bertemu Adelia dikejar oleh para preman itu.

Saat ini mereka telah sampai di rumah Adelia. Mereka disambut oleh ayahnya Adelia dan juga adiknya. Dirgantara langsung masuk tanpa ragu seperti saat pertama kalinya.


“Eh, pulang sama nak Dirga lagi. Adelia langsung masak ya sayang, biar nak Dirga-nya bisa makan sama kita,” ucap ayahnya Adelia. Adelia tersenyum dan mengangguk lalu melangkah menuju dapur.

Janlup votmen

DIRGANTARA (Tragedi SMA Cahaya Bintang)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang