My Senior Is My Love 10

250 24 3
                                    

Hari itu, suasana kampus terasa berbeda bagi Lookkaew. Ia masih mengingat percakapan seriusnya dengan Anda beberapa hari lalu, di mana mereka berdua membicarakan tentang perasaan dan cemburu yang sempat memisahkan mereka. Meskipun Lookkaew sudah merasa lebih tenang, ada satu hal yang masih menggantung di pikirannya-status hubungan mereka yang belum jelas.

Anda dan Lookkaew semakin sering menghabiskan waktu bersama. Mereka mulai saling terbuka dan lebih memahami satu sama lain. Tapi di antara tawa dan obrolan santai, Anda masih belum tahu apakah Lookkaew memiliki perasaan yang sama kuatnya dengannya.

"Lo nggak mau nanya Lookkaew langsung?" tanya Noon, sahabat Anda, sambil mengunyah keripik di kantin.

Anda menghela napas panjang dan menggeleng. "Nggak berani. Takut kalau jawabannya nggak sesuai harapan gue."

Noon memutar bola matanya dengan malas, seolah tak percaya. "Anda, lo itu cewek paling pemberani yang pernah gue kenal. Lo bisa nekat balapan liar, bikin masalah sama senior, tapi buat nembak orang yang lo suka aja lo takut?"

Anda mengerucutkan bibirnya, tidak tahu harus berkata apa. Kata-kata Noon ada benarnya. Ia yang biasanya begitu berani dan tidak peduli, tiba-tiba merasa lemah di hadapan perasaannya sendiri. Mungkin karena kali ini, yang ia hadapi bukan sekadar masalah atau musuh, melainkan hatinya sendiri.

Hari itu, Anda memutuskan untuk bertemu Lookkaew setelah jam kuliah selesai. Mereka janjian di taman kampus, tempat favorit mereka yang jauh dari keramaian. Saat Lookkaew tiba, Anda mencoba mengumpulkan keberaniannya, meskipun dadanya berdegup kencang.

"Hei, ada apa, Anda? Kok lo kelihatan serius?" tanya Lookkaew dengan senyum lembut yang selalu membuat Anda merasa tenang.

Anda menatap mata Lookkaew dalam-dalam, berusaha mencari kejujuran dalam dirinya sendiri. "Gue cuma mau nanya sesuatu ke lo, dan gue harap lo bisa jawab dengan jujur."

Lookkaew mengangguk, ekspresinya berubah serius. "Tentu. Tanya aja, And."

Anda menarik napas panjang, lalu mengeluarkan kata-kata yang selama ini ia pendam. "Lookkaew, kita sebenarnya ini apa, sih? Gue tahu kita dekat dan lo bilang gue orang yang penting buat lo. Tapi... gue butuh kepastian. Apa lo punya perasaan yang sama kayak gue?"

Lookkaew terdiam, terkejut dengan keberanian Anda yang tiba-tiba. Matanya menatap Anda dengan penuh perasaan, lalu ia menarik napas dan tersenyum kecil. "Anda, gue pikir lo udah tahu jawabannya. Tapi kalau lo butuh denger langsung, gue akan bilang."

Anda merasa jantungnya semakin berdetak kencang. Ia menahan napas, menunggu kata-kata yang akan keluar dari mulut Lookkaew.

"Anda, gue suka sama lo. Gue suka caranya lo selalu jujur dengan perasaan lo, meskipun kadang lo keras kepala dan susah diatur. Gue suka cara lo peduli sama gue, meskipun lo selalu nyoba nyembunyiin kekhawatiran lo. Gue suka lo apa adanya, dengan segala kelebihan dan kekurangan lo."

Anda terdiam, merasakan hatinya menghangat mendengar pengakuan itu. Ia ingin memastikan bahwa ini bukan mimpi. "Lo serius, Lookkaew? Gue beneran nggak percaya lo bilang itu."

Lookkaew tertawa kecil dan mengulurkan tangannya, menggenggam tangan Anda dengan erat. "Gue serius, And. Dan gue mau kita lebih dari sekadar teman. Gue mau kita punya hubungan yang jelas, tanpa ada kebingungan lagi."

Anda merasa matanya mulai berkaca-kaca, tapi ia tidak bisa menahan senyumnya. Akhirnya, kata-kata yang selama ini ia tunggu keluar juga. Tanpa berpikir panjang, ia mengangguk sambil menggenggam tangan Lookkaew lebih erat.

"Oke, Lookkaew. Gue juga mau. Gue mau kita pacaran."

Lookkaew tersenyum lebar, lalu menarik Anda ke dalam pelukan hangatnya. Anda bisa merasakan detak jantung Lookkaew yang berdetak cepat, seirama dengan detak jantungnya sendiri. Di dalam pelukan itu, Anda merasa nyaman dan aman, seolah tidak ada lagi yang perlu ia khawatirkan.

My Senior Is My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang