Serupa berbeda warna

2 1 0
                                    

“Kau yang idiot! Kau tidak tau betapa berbahayanya tindakan mu? Jika mereka mati disini maka lalat akan berbondong-bondong datang kesini! Dimana otak mu Clemmie? Kita mengurusi negara, bukan privasi orang lain”Davin tidak akan menahan dirinya lagi kali ini.

“Otak mu yang dimana. Opsir Leon si keparat itu sudah memiliki istri dengan 4 anak, dia juga memperkosa para tahanan wanita! Memperkosa! Apa kau bahkan bisa mengejanya? Aku akan membunuhnya malam ini! Jangan coba-coba menghentikan ku, aku juga akan membunuhmu tanpa berkedip! Tidak ada manusia yang benar dimata ku, bahkan aku sendiri. Hanya negara satu-satunya yang benar bagiku!”umumkan Clemmie semua konsekuensinya.

 “Baik. Lakukanlah! Terserah mu!”Lisak menyerah terhadap gadis keras kepala ini. Sekali ia mengatakannya maka akan dilakukannya.

“Tentu. Terimakasih!”Clemmie menyengal senyum sinis.

“Kalian dipersilahkan bubar. Jaga diri kalian rekan-rekan ku”pesan Lisak kemudian.

“Kau akan kemana?”tanya Clemmie yang amarahnya sudah reda setelah mendapatkan keinginannya.

“Asrama”ketus Lisak, ia masih merasa dongkol.

“Belakangan ini kau sepertinya betah disana. Apa ada hal menarik?”usutnya.

Lisak teringat akan keseruan yang ia nikmati beberapa hari lalu “Ya! Ada seorang pejuang dengan teori-teori gila miliknya. Aku menunggu waktu yang tepat untuk mengajaknya bergabung.”

“Semenarik itu? Kau sangat jarang memuji orang lain. Besok aku akan melihat bocah seperti apa dia”ujar Clemmie merasa penasaran.

“Asal kau tidak menculiknya jika dia menolak bergabung”tatap Lisak berhenti mengemasi barangnya.

“Lihat besok”sahutnya sembari memanjat tangga.

“Aku sungguh tidak tau cara mengendalikan mu. Clemmie...”pangggilnya dengan nada serius. Membuat gadis itu menoleh kearahnya.

“Berhati-hatilah. Kau bagian inti dari perjuangan ini”pesannya dengan seulas senyum.

“Tentu. Bisa apa kalian tanpa ku”membalas senyuman itu.

“Dasar..”tawa Lisak. Ia terbiasa dengan keangkuhan Clemmie yang sebanding dengan kemampuannya.

  Dilain sisi, Letnan Doroy yang dikira sudah mati ternyata masih hidup. Ia dilarikan kerumah sakit militer.

“Sebenarnya kenapa anda begitu tertarik dengan gadis mata-mata itu, pak? Dia hampir membunuh anda, pak”risau tangan kanannya.

“Aku bisa selamat berkat cintanya, Rustav”jawabnya.

“Apa yang anda sukai darinya?”

“Dia seorang pejuang! Aku tidak mampu mengalihkan hatiku dari kharismanya yang tajam dan bengis itu. Kemanapun dan apapun yang dia lakukan, aku akan menjadikannya milikku!”sumpahnya untuk Clemmie melebihi sumpahnya pada negara.

&&&&&&

Sabe selalu menulis ditengah malam, rasanya semua akan lancar dimalam hari. Waktu lebih panjang selarut malam. Fikiran berbahaya melayang-layang dalam angannya.

“Harus ku kontrol! Aku tidak boleh kehilangan diriku dalam semua kebenaran yang ku ketahui. Tidak, sampai aku benar-benar menerapkannya di dunia. Tapi... apa diriku selama ini memang adalah diriku? Bagaimana jika waktu yang ku habiskan dengan diriku sekarang adalah sebuah perjalanan untuk menemukan diriku yang sebenarnya. Bukan imitasi namun yang asli!”lilin didepannya berhembus-hembus seakan ingin padam, sama seperti kegundahannya. Sabe membakar rokok, di sesapan pertama ia merenungi dirinya yang lama.

  Aku benci bagaimana dunia berputar hanya disekitar orang-orang istimewa dan berbakat. Sedangkan duniaku berhenti, hanya aku yang selalu memutari dunia dengan tangan kosong. Aku tidak suka menyadari betapa busuknya orang-orang yang dipilih oleh dunia! Akan tetapi yang paling ku benci adalah betapa lemahnya diriku...! Dunia yang memilih mereka atau mereka yang memilih dunia? Dimana sebenarnya aku ingin hidup?

Hayatinya tiap pertanyaan untuk membuat ia dapat memahami batas dan keinginannya sendiri “Atau, apa benar aku gila?”Sabe tidak segan-segan meragukan dan membela dirinya dari keingin tahuannya. Ia keluar dari tenda usangnya dan pergi kerumah Lokan, seperti biasa.

Yang tidak biasa hari ini adalah ia melihat belakang punggung Lokan dengan bahu membungkuk. Sahabatnya itu sedang mengusap air matanya diam-diam “Apa yang kau lakukan? Apa pacarmu memutuskan mu?”guraunya.

“Siapa yang bisa memutuskan ku?”tanggapinya. Menunduk.

Entah sudah berapa lama si cengeng ini menangis, matanya sampai bengkak. Batin Sabe.

“Jadi, apa yang sedang kau fikirkan?”Lokan mencari topik lain. Dan benar juga, Sabe selalu datang kerumahnya disaat dia memikirkan sesuatu.

“Aku sedang berfikir, kata pertama apa yang diucapkan manusia. Namun tidak akan ada yang tau.”

“Mengapa tidak?”

“Tuhan pasti lebih dulu mendengarkan manusia dari pada manusia itu sendiri”merebahkan diri diranjang.

Lokan menyipitkan matanya “Pernahkah sekali saja kau berfikir jorok ditengah syaraf-syaraf jenius mu?”

“Aku penasaran siapa manusia pertama yang memakan kotorannya sendiri”

“Yuck. Jorok sekali”Lokan meludah keluar jendela.

“Setidaknya aku sudah kenal orang pertama dihidup ku yang memakan kotoran hidungnya”menyengal tawa menatap Lokan.

“Apa maksud ekspresimu itu, tuan jenius? Ngomong-ngomong... Dimana uangnya?!”ungkitnya setelah menahan diri.

“Kau akan mendapatkannya besok.”

“Besok kapan? Saat aku mati?”

“Kau mati juga manusia tetap hidup”

“Lalu aku apa jika bukan manusia? Binatang?

Sabe bersemangat secara tiba-tiba. Tanggapan Lokan selalu menjadi pemicunya. “Manusia tidak pernah mati, Lokan.”

“Tidak... Tidak, Sabe!”tunjuknya penuh kegusaran.

“Ya. Tentu”semakian histeris Lokan maka Sabe akan merasa semakin percaya diri.

“Tidak. Jangan yang ini Sabe! Bagaimana jika mereka meminta mu mati untuk membuktikan ucapanmu itu!?”

“Malah jika begitu ucapanku terbukti benar. Karena kematianku sepertinya belum tiba, kita gunakan kematian orang lain”usulnya.

“MAKSUD MU?”Lokan memekik besar dengan matanya yang membulat. Setengah rasa penasaran, setengahnya lagi ketakutan setengah mati.

MANUSIA SEMPURNA {MANUSIA TIDAK PERNAH MATI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang