Happy Reading!
Sudah tiga hari lewat Salsa izin sekolah karena sakit, padahal ia sudah merasa lebih baik sejak hari keduanya. Sejak hari itu Zivan belum menampakkan diri lagi ditambah Salsa juga tidak keluar kamar sejak sakit.
Selama itu juga Bastian tak henti-hentinya datang sepulang sekolah, dirinya selalu membawakan banyak makanan sehat dan bergizi seperti buah-buahan hingga roti isi. Kedatangannya tentu juga diikuti oleh yg lain.
Namun, selama tiga hari ini Salsa merasa sikap Adrian sedikit berbeda. Dari tatapannya saja Salsa juga merasa sedikit risih, maybe?
Selain itu terdapat kemajuan yg lain yakni kedekatan antara Alzhe dan Bastian, tidak bisa dibilang kedekatan sih karena yg Salsa dapati adalah adu mulut antara mereka berdua, tidak ada pertemuan di antara mreka yg tidak berakhir dengan perdebatan.
"Salsa" Panggil Bima
Salsa yg sedari awal fokus melihat layar televisi pun menoleh, ngomong-ngomong soal Melinda, Salsa tidak berinteraksi dengannya juga selama tiga hari ini. Salsa juga merasa Melinda sedang berbuat sesuatu, apapun itu ia akan mengawasinya secara diam-diam.
"Kenapa yah?" Tanya Salsa
"Ayah besok akan pergi ke Malaysia selama seminggu, perusahaan kita disana sedang mengalami kendala, tidak apa-apa kan?" Tanyanya hati-hati.
Salsa yg mendegarnya seketika merasa sedih, ia sangat nyaman dan merasa aman jika di dekat Bima. Entah kenapa jika tidak ada Bima, maka Salsa seakan kehilangan sesuatu. Sudah sesayang itu ia pada ayahnya. Karena memang sejak awal Bima adalah ayahnya, dunia ini bukanlah semata-mata dunia novel, tapi kehidupan nyatanya di dunia pararel.
"Iya tidak apa-apa ayah, ayah disana hati-hati okeyy" Balas Salsa akhirnya.
Bima sebenarnya juga merasa berat meninggalkan putrinya, sudah terhitung 5 bulan sejak ia membawa Salsa dari Kanada, dan Bima merasa akan sangat merindukan putri imutnya ini.
"Tenang saja sayang, ayah akan membawa oleh-oleh untukmu"
"No, Salsa ga butuh itu, yg Salsa butuhkan hanya ayah pulang dalam keadaan sehat"
"Tentu, apapun untukmu sayang" Bima menarik Salsa ke dalam pelukannya. Ia mengelus kepala putrinya itu penuh kasih sayang, seolah menyalurkan bagaimana perasaan bahagianya akan adanya Salsa dalam hidupnya.
Dibalik tembok dapur, berdiri Melinda yg melihat semua adegan mesra ayah dan anak itu. Ia mengepalkan tangannya dan berbalik pergi ke arah mansion belakang tempat di mana ia tinggal.
*****
Hari ini Salsa sudah kembali bersekolah, ia pergi bersama Alzhe menggunakan mobilnya. Dibelakang terdapat Melinda yg duduk diam memperhatikan pemandangan di luar jendela mobil. Salsa diam-diam memperhatikan melalui kaca mobil.
15 menit kemudian, mobil Alzhe pun tiba di parkiran sekolah. Alzhe keluar lebih dulu dan membukakan pintu mobil tempat Salsa duduk sebelumnya.
"Sa ayok ke kelas" Ajak Melinda tiba-tiba.
"Ayokk" Balas Salsa ceria.
Alzhe hanya mengikuti mereka dari belakang, melewati koridor kelas 10. Hingga mereka tiba di depan kelas 10 IPA 1, kelas Salsa dan Melinda berada.
"Belajar yg bener, jangan nakal okeyy, nanti abang istirahat ada urusan bentar sama pak Bizar, jadi nanti adek bareng Kevin dan Mamad ke kantin" Ujar Alzhe.
"Siapp abang" Balas Salsa dengan mengangguk.
Cup
Setelah mencium puncak kepala adiknya, Alzhe pun berlalu begitu saja tanpa menoleh sedikit pun pada Melinda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Plot Twist Sang Figuran
Teen FictionDinda, gadis yang berusia 15 tahun, hidup sebatang kara dan diharuskan untuk menjalani kehidupan ditengah-tengah kerasnya kota. Dinda merupakan gadis yang hobi membaca novel, sifatnya yang pendiam dan penurut menjadi sasaran siswa-siswi disekolah ny...