Happy Reading!
Suasana meja makan hari ini terasa berbeda, Salsa yg biasanya berceloteh ria hanya diam. Alzhe dan Zivan yg melihat itu merasa bersalah. Mereka rasanya ingin mendekap dan meminta maaf pada Salsa. Sedangkan Melinda, anak itu tidak terlihat sedari awal, tentu saja tidak ada yg peduli.
"Aku selesai" Salsa bangkit berdiri meninggalkan kedua saudara yg sudah memancarkan aura seram melihat adik mereka yg seolah tak menganggap keberadaan mereka.
Alzhe ikut berdiri, ia ingin menyusul Salsa. Sedangkan Zivan terdiam, ia mengusap rambutnya frustasi.
"Bodoh banget Zivan"
Di sisi lain, baru saja Alzhe ingin memanggil Salsa ternyata adiknya itu sudah pergi di antar supir keluarga.
"Aaarghhh shit" Mengacak-acak rambutnya, nafas Alzhe memburu. Ia pun memutar arah dan mengambil motornya melaju ke sekolah.
Sesampainya di sekolah Salsa berjalan santai ke arah kelasnya.
"Salsa!" Menoleh ke arah belakang, Salsa mendapati Bastian yg berjalan kearahnya diiringi senyum manis yg berhasil membuat siswa-siswi yg berada di koridor terpekik.
"Cih dasar tebar pesona" Batin Salsa.
"Eh apa-apaan, bukan urusan aku dong" Salsa menggelengkan kepalanya.
"Kenapa sa?" Bastian ternyata sudah berada tepat di depannya, jaraknya sangat dekat.
"Eh, bi-bisa jauh sedikit ga?" Salsa menahan tubuh Bastian yg sialnya ia malah menyentuh dada bidang Bastian, dan Salsa bisa merasakan betapa kerasnya itu.
"Apaan sih sa, sadar sa sadar"
Bastian menurut, ia mundur beberapa centi.
"Tumben sendiri, abang lo mana?" Tanya Bastian, karena biasanya jika ada Salsa maka di sana akan ada Alzhe, mirip seperti kembar Upin dan Ipin, pikirnya.
"Lagi mau aja sendiri" Salsa berbalik tak ingin berlama-lama di dekat Bastian, tidak aman untuk jantungnya, hei dia juga sama seperti gadis-gadis pada umumnya yg menyukai pria tampan.
"Eh tunggu dong sa" Bastian menyusul dan merangkul bahu Salsa, sang empu hanya bisa mendengus padahal jantungnya serasa ingin keluar.
"Dasar jantung lemah"
Di sisi lain Melinda melihat itu semua, sejak kedatangan Salsa disusul oleh Bastian yg memanggil dan berakhir merangkul hingga berjalan bersama.
"Beruntung banget ya jadi Salsa, dikelilingi pria-pria tampan bahkan banyak disukai orang, seakan dunia berpusat padanya" Melinda sontak menoleh mendengar perkataan itu.
"Hai" Sapa Karina, matanya melirik ke arah tangan sebelah kiri Melinda yg diperban.
"Tangan lo kenapa?"
"Bukan urusan lo" Dengusnya kasar, Melinda pun bergegas meninggalkan Karina.
*****
Melinda tak jadi ke kelas, ia membolos ke belakang sekolah. Ia sebenarnya takut masuk ke sekolah, bagaimana jika orang-orang tau bahwa ia berusaha menuduh Salsa atas kasus narkoba tempo lalu, apalagi Alzhe bukan orang yg simpati. Siapapun yg mengusiknya akan berakhir menyedihkan.
"Gue ga punya siapa-siapa lagi buat ngelindungin gue, menyedihkan" Lirihnya.
Tap tap tap
Melinda mendengar suara langkah kaki mendekat, ia menoleh dan mendapati salah satu most wanted sekolah ini, Jauzan. Tapi ada yg berbeda dengan wajahnya, terdapat memar disudut bibir dan matanya, serta luka goresan di dahi.
![](https://img.wattpad.com/cover/351051467-288-k186332.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Plot Twist Sang Figuran
Novela JuvenilDinda, gadis yang berusia 15 tahun, hidup sebatang kara dan diharuskan untuk menjalani kehidupan ditengah-tengah kerasnya kota. Dinda merupakan gadis yang hobi membaca novel, sifatnya yang pendiam dan penurut menjadi sasaran siswa-siswi disekolah ny...