Hembusan angin

20 15 20
                                    


Sesampainya di depan rumah Rhea.
Gadis itu melepaskan helm nya dengan wajah jutek

Mahesa melihat wajah masam Rhea dengan tatapan bingung, tak mengerti dengan mood perempuan ini
"Ngapa si tu muka asem bener kayak jeruk nipis" tanya nya heran.

Rhea mengarahkan bola mata nya tepat ke arah Mahesa
"Jokes lo garing banget" lalu ia meninggalkan Mahesa sendirian
"Ye, makasih kek"

*****

Malam hari nya. Gadis ini baru saja selesai mandi, ia langsung memilih baju, karna hari ini ia akan mengambil gaun yang ia pesan

Sesudah memilih baju dan merapikan rambut nya, ia bergegas turun ke bawah, ia merasakan suasana sepi di ruang tengah, hening.
Ia membuang jauh jauh rasa sedih itu.

Rhea turun dan segera keluar, ia di sambut oleh mobil hitam mengkilap
"Ayo non" supir itu membuka kan nya pintu mobil, Rhea naik dan supir itu menutup nya kembali

Dan gerbang di buka oleh security rumah nya, lalu mobil itu melaju keluar dari pekarangan rumah itu.

*****

Sesampainya di rumah Yunita. Rhea turun dari mobil, di ikuti supir nya
"Mau di jemput jam berapa non?" ujar supir itu di hadapan nya. Rhea diam sejenak
"Nanti saya kabarin"
Supir itu mengangguk lalu masuk ke dalam mobil, dan pergi

Rhea berjalan menuju pintu, tapi mata nya terfokus pada mobil BMW putih yang tak asing bagi nya
"Kayak kenal..." gumam nya.
Ia mengetuk pintu rumah itu
*Tok
*Tok

Tak lama Yunita membuka pintu dengan senyum hangat nya
"Eh Rhea ayo masuk, Rhe" ujar nya hangat dan lembut. Rhea mengangguk dan masuk ke dalam mengikuti Yunita dari belakang

Rhea masuk ke ruangan penuh kain warna warni yang tersusun rapi tersebut.
Ia melihat ke arah lelaki yang sedang duduk di salah satu sofa, lelaki itu sedang bermain handphone nya, dan lelaki itu adalah orang yang sangat sangat Rhea kenal.
"Kamu tunggu di sini sebentar ya, ngobrol aja dulu sama anak itu biar engga kesepian, bibi mau siapin baju nya untuk kamu coba" lalu Yunita pergi meninggalkan mereka berdua

Rhea duduk di depan nya, jarak di antara mereka hanyalah meja kaca
"Lo kok bisa disini? lo buntutin gue ya" lelaki itu mengangkat kepala nya untuk melihat perempuan di depan nya. Ia menghembuskan nafas panjang
"Kalau gua buntutin lo engga mungkin gua bisa nyampe disini duluan" ucap nya dengan suara sedikit serak namun terdengar halus
"Iya juga sih" gumam gadis itu

Rhea memutar otak untuk mencari topik
"Lo kesini ngapain?" tanya Rhea penasaran
"Ngambil baju" mendengar itu Rhea hanya manggut-manggut mengerti

Tak lama mereka berdua di panggil oleh Yunita untuk mencoba baju tersebut.
Rhea dan Zhico bangkit dari duduk nya dan mengikuti Yunita ke salah satu ruangan.
Yunita memperlihat baju baju mereka yang di pakai kan di manekin
"Ini gaun Rhea?" tanya nya terpukau melihat perpaduan warna pas. Yunita mengangguk senang melihat ekspresi puas Rhea.

Lelaki itu memandangi baju kerajaan ala eropa milik nya itu, bersebelahan dengan gaun adik nya yang terpasang kan pada manekin.
"Bagus" gumam nya

"Coba dulu gih, ruang ganti nya disitu" Yunita menunjukkan ruang ganti tersebut, dengan cepat Rhea berjalan dan bergegas berganti baju
"Zhico engga mau coba dulu?" tanya Yunita
"Engga bi, saya rasa ini udah pas" jawab nya sembari memperhatikan baju tersebut

Tak berselang lama Rhea keluar dari ruangan tersebut. Ia berjalan keluar sambil menyelip kan rambut nya di daun telinga nya.
Yunita melihat nya dengan tatapan terpukau
"Cantik sekali" kata Yunita
"Bisa aja bibi" Rhea malu malu. Gadis itu pun beralih menatap lelaki di sebelah Yunita.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rhea dan berisik nya LautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang