Setelah pertemuan yang mendamaikan di rumah Jihan, kelompok "Wih, Mantap Kali!" mulai merasakan semangat baru dalam proyek mereka. Ide-ide mengalir deras, dan semua anggota berkomitmen untuk memberikan yang terbaik. Jihan dan Dimas merasa senang melihat semua orang kembali akur, terutama Maya yang tampaknya lebih terbuka dan bersedia mendukung mereka.
Keesokan harinya, di kelas, Jihan dan teman-teman membahas detail proyek mereka. Mitha, yang ditunjuk sebagai koordinator, memulai pertemuan kecil di kelas. "Oke, semua! Mari kita bicarakan tentang video dan poster yang akan kita buat. Aku ingin mendengar ide-ide kalian."
Jihan mengangkat tangan. "Aku pikir kita bisa mulai dengan membuat skenario untuk video. Kita bisa menggabungkan elemen kreatif yang sudah kita bicarakan sebelumnya."
Dimas mengangguk setuju. "Bagaimana kalau kita buat alur cerita yang menunjukkan proses belajar kita selama proyek ini? Kita bisa merekam momen lucu dan berharga saat kita bekerja bersama."
Maya, yang duduk di samping Jihan, menyela. "Itu ide bagus! Kita juga bisa menambahkan beberapa wawancara singkat dengan masing-masing anggota grup tentang apa yang mereka pelajari."
Semua orang mengangguk setuju. Mitha terlihat senang dengan antusiasme yang muncul. "Bagus! Kita perlu membagi tugas. Siapa yang mau bertanggung jawab untuk syuting?"
Afix, yang dikenal sebagai orang yang kreatif dan memiliki bakat dalam videografi, mengangkat tangannya. "Aku bisa ambil alih bagian syuting. Aku punya kamera yang bagus dan bisa membantu mengedit juga."
"Hikmal, lo bisa bantu Afix, kan?" tanya Mitha.
Hikmal mengangguk. "Tentu, aku siap membantu."
Setelah membagi tugas, mereka semua merasa semangat untuk segera mulai. Jihan, yang ditugaskan untuk desain poster, merasa bersemangat. "Aku akan membuat desain poster yang eye-catching agar bisa menarik perhatian saat kita presentasi."
Hari-hari berikutnya diisi dengan kesibukan yang menyenangkan. Jihan dan Dimas sering bekerja bersama, merencanakan ide-ide kreatif mereka. Mereka tertawa, berbagi cerita, dan saling memberikan masukan satu sama lain. Setiap kali Jihan melihat senyum Dimas, hatinya terasa hangat.
Namun, seiring berjalannya waktu, Jihan mulai merasakan sedikit tekanan. Proyek ini adalah momen penting untuk menunjukkan hasil kerja mereka, tetapi Jihan juga merasa tanggung jawab untuk menjaga hubungan yang baik antara semua anggota grup. Dia tahu Maya masih merasa sedikit terpinggirkan dan ingin memastikan tidak ada yang merasa terasing.
Suatu hari, saat istirahat, Jihan memutuskan untuk mendekati Maya. "Maya, aku ingin memastikan kita semua berada di jalur yang sama. Aku tahu kamu sudah berusaha untuk mendukung proyek ini, dan aku sangat menghargainya."
Maya tersenyum. "Terima kasih, Jihan. Aku hanya ingin berkontribusi, tapi kadang aku merasa seperti orang ketiga."
Jihan merasa empati terhadap perasaan Maya. "Kita semua adalah teman, dan aku ingin kamu tahu bahwa suaramu penting. Jangan ragu untuk mengungkapkan ide-ide kamu. Kita bisa melakukannya bersama-sama."
Setelah berbicara, Jihan merasa lebih tenang. Dia kembali ke kelas, dan saat mereka melanjutkan proyek, Jihan mengajak Maya untuk ikut berkontribusi dalam desain poster. "Maya, mungkin kamu punya ide untuk poster. Aku ingin menggabungkan pandanganmu."
Maya terlihat terkejut tetapi senang. "Tentu! Aku punya beberapa konsep yang bisa kita coba."
Mereka berdua mulai bekerja sama, dan seiring waktu, Jihan merasakan hubungan mereka semakin baik. Maya mulai berani berkomunikasi dan menyampaikan ide-ide kreatifnya. Dimas pun mengamati interaksi mereka dan merasa senang melihat Jihan dan Maya akur.
Hari demi hari berlalu, dan kelompok mereka semakin dekat. Jihan merasa bangga bisa berkolaborasi dengan teman-temannya, dan setiap pertemuan semakin menyenangkan. Di tengah kesibukan, mereka merencanakan untuk melakukan syuting video di taman sekolah, tempat yang sudah mereka pilih sebagai lokasi.
Pada hari syuting, semua anggota berkumpul di taman dengan semangat tinggi. Afix dan Hikmal telah menyiapkan semua peralatan. "Oke, semua! Mari kita mulai! Jihan dan Dimas, kalian bisa jadi pemeran utama dalam video ini," Afix menginstruksikan.
Dimas dan Jihan saling pandang, lalu tersenyum. "Baiklah, kita siap!" kata Dimas.
Maya, yang berperan sebagai juru bicara, menjelaskan tentang proyek mereka di depan kamera. "Hai, kami dari grup 'Wih, Mantap Kali!' dan kami di sini untuk menunjukkan proses belajar kami dalam proyek ini," katanya dengan percaya diri.
Jihan dan Dimas melanjutkan dengan membagikan pengalaman mereka selama mengerjakan proyek. Mereka saling bercanda dan berinteraksi secara natural, membuat suasana menjadi lebih ceria. Semua anggota grup tertawa dan berusaha menambah keakraban di antara mereka.
Selama proses syuting, Jihan dan Dimas menyadari bahwa mereka bisa saling melengkapi. Jihan yang lebih ekspresif dan Dimas yang lebih tenang menjadikan mereka pasangan yang baik di depan kamera. Mereka berhasil merekam banyak momen lucu dan mengesankan.
Setelah beberapa jam syuting, Afix mengusulkan untuk membuat sesi tambahan yang lebih santai. "Mari kita ambil beberapa momen candid, di mana kita bisa menunjukkan sisi ceria dan kebersamaan kita."
Semua setuju, dan mereka mulai bersenang-senang di taman. Jihan merasa bebas dan bahagia. Dia melihat Dimas sedang berlari mengejar Hikmal yang memegang kamera, dan tanpa sadar, dia tersenyum lebar.
Namun, di tengah kesenangan itu, Maya melihat Dimas dengan tatapan yang campur aduk. Dia merasa senang melihat mereka bahagia, tetapi ada sedikit rasa cemburu yang tak dapat disembunyikannya. Saat Jihan melihat Maya, dia merasakan ketegangan di antara mereka dan ingin memastikan semuanya baik-baik saja.
Setelah syuting selesai, mereka semua berkumpul di tempat duduk taman. Jihan memutuskan untuk berbicara. "Kita sudah melakukan banyak hal hari ini. Aku rasa video kita akan sangat keren!"
Maya tersenyum, tetapi ada ketidakpastian di matanya. "Ya, itu sangat menyenangkan. Tapi, aku hanya merasa sedikit bingung dengan perananku dalam kelompok ini."
Dimas segera merespons. "Maya, kamu memiliki kontribusi yang besar. Kita semua di sini karena kita saling mendukung. Setiap ide yang kamu berikan sangat berharga."
Jihan menambahkan, "Iya, kita tidak akan berhasil tanpa semua orang. Kita adalah tim, dan kita semua memiliki peran yang sama penting."
Maya terlihat lebih tenang setelah mendengar kata-kata mereka. "Terima kasih, teman-teman. Aku akan berusaha lebih keras untuk berkontribusi."
Hari itu diakhiri dengan tawa dan perasaan positif. Mereka semua merasa lebih dekat satu sama lain dan percaya bahwa persahabatan mereka semakin kuat.
Namun, saat Jihan dan Dimas pulang, Jihan mulai merasa ada sesuatu yang perlu dibicarakan lagi. "Dimas, apakah kamu merasa Maya sudah sepenuhnya menerima keadaan kita?"
Dimas berpikir sejenak. "Aku rasa dia masih butuh waktu. Kita perlu bersabar dan terus mendukungnya."
Jihan mengangguk. "Ya, aku tidak ingin ada yang merasa terpinggirkan. Kita bisa menjadwalkan waktu untuk semua berkumpul lagi dan membicarakan proyek serta perasaan kita."
Dimas tersenyum. "Itu ide yang bagus, Jihan. Kita bisa melakukan ini bersama."
Dengan harapan dan semangat, Jihan dan Dimas merasa siap menghadapi tantangan yang ada di depan. Mereka tahu persahabatan yang kuat akan membawa mereka melalui masa-masa sulit, dan mereka bertekad untuk terus menjaga ikatan itu.
---
Epilog Episode 10:
Episode ini menggambarkan bagaimana kelompok "Wih, Mantap Kali!" berhasil menemukan kembali semangat dan keakraban mereka setelah pertemuan yang mendamaikan. Jihan dan Dimas semakin dekat, dan Jihan berusaha menjaga hubungan baik dengan Maya. Dalam prosesnya, mereka belajar bahwa komunikasi dan saling dukung adalah kunci untuk mengatasi tantangan dalam persahabatan. Namun, keraguan dan perasaan cemburu masih mengintai, menandakan bahwa perjalanan mereka masih panjang. Apa yang akan terjadi selanjutnya saat mereka menghadapi lebih banyak rintangan?
KAMU SEDANG MEMBACA
wihhh mantap kali ya
Novela Juvenil"Wih, Mantap Kali!" adalah novel yang bercerita tentang sekelompok remaja yang memiliki persahabatan erat dan penuh warna. Terdiri dari Rahul, Irvan, Afix, Hikmal, Jihan, Mitha, Nadia, dan Ila, grup ini dikenal karena kekompakan mereka dan rasa humo...