gadis manis dengan bandana putih di kepalanya dan rambut sebahu yang di gerai indah itu sedang berjalan dengan santai di lorong kooridor sekolah, sambil membawa setumpuk buku tebal yang tampak kesulitan di pegangnya.
semua mata menatap ke arahnya dengan tatapan sinis ntah karena apa. gadis itupun tidak tahu.
BRAK
"awshhh" gadis itu terjatuh dengan tumpukan buku yang juga berserakan di lantai.
"sorry" ujar pria itu lalu membantu memungut satu persatu buku yang terjatuh, namun ia lupa jika gadis itupun tidak bisa berdiri sebab lututnya yang tampak memar.
"Lo kalo jalan liat liat kek!" gerutu gadis itu sambil berdiri dengan susah payah dan membersihkan roknya yang tampak kotor.
"sorry" ujarnya lalu memberikan setumpuk buku ke gadis itu. gadis itu terlihat tercengang melihat wajah tampan pria yang ada di hadapannya ia tersenyum kecil.
belum sempat gadis itu mengomel lagi pria itu bergegas pergi meninggalkannya dengan muka datar.
"Angkasa" panggil gadis itu namun tak di hiraukan.
Revana Lusiyana nama gadis itu gadis cantik yang sering di sapa Reva itu merupakan gadis gila, ya gila sebab ia menyukai pria dingin dan berhati batu bernama Angkasa Darendra pria tampan dengan sejuta pesonanya yang merupakan dambaan kaum hawa di sekolahnya.
sudah bertahun tahun Reva menyukai Angkasa dan mengejarnya berharap mendapatkan hati Angkasa, namun usahanya tampak belum terlihat hasilnya, sebab Angkasa yang masih terus bersikap dingin dan menyebalkan kepadanya.
"ihh ngeselin banget si, bukannya bantuin calon istrinya malah di tinggal" gerutu Reva lalu pergi dengan perasaan kesal.
Reva menduduki dirinya di bangku kelas dengan perasaan kesal, Geby gadis cantik yang merupakan salah satu sahabat sekaligus teman sebangku Reva baru saja datang ntah darimana, ia menatap Reva dengan bingung.
"kenapa Lo?" tanya Geby sambil duduk di samping Reva.
"gue kesel banget sama Angkasa kapan si dia bisa cinta sama gue" ujar Reva sambil menangkupkan wajahnya ke meja menggunakan kedua tangannya, Geby yang sudah lelah menghela nafas kesal sebab ia sudah bosan dengan percintaan sahabatnya yang tak kunjung usai.
"By jawab dong" ujar Reva.
"buat apa gue jawab, gue kan udah bilang rev tu jantan emang susah di takhlukin, hatinya udah sekeras batu" Saut Geby dengan sedikit ngegas.
"tapi by, gue yakin Angkasa bakal bisa gue takhlukin" ucap Reva dengan menggebu gebu.
"terserah lo lah Rev gue cape" Geby memilih membaca buku novel yang tadi ia pinjam di perpus.
tiba tiba seorang gadis datang sambil membawa satu kresek hitam dan meletakkannya di meja Reva dan Geby.
"widih baru Dateng udah bawa oleh oleh aja lo" ujar Reva melihat satu sahabatnya lagi bernama Sasya itu datang dengan muka datar seperti biasanya.
Sasya memanglah berbeda dengan Reva maupun Geby yang memiliki sifat ceria, Sasya seorang yang cuek dan pendiam namun sangat perhatian kepada sahabat nya, buktinya pagi pagi gini Sasya membawakan 3 susu kotak dan 6 potong sandwich untuk makan bersama dengan Reva dan Geby.
"aduh Sya lo gausah repot repot kan gua sama Reva jadi enak" ujar Geby dengan tersenyum menampilkan gingsulnya. Sasya hanya cuek sambil memakan sandwich yang ia bawa.
Gaby dan Reva pun memakan sandwich yang tersedia di atas meja. sampai tak terasa bel masuk berbunyi nyaring Sasya pun bergegas kembali ke tempat duduknya yang terletak di samping bangku Geby hanya beda barisan saja, sambil membawa kotak bekalnya yang sudah kosong.
Bu Mila yang merupakan guru matematika datang memasuki kelas Reva sambil mengucapkan salam yang di jawab serentak oleh siswa siswi.
pelajaran sudah di mulai hampir satu jam dan masih tersisah satu jam lagi. Reva menghela nafas frustasi ia tak menyukai pelajaran matematika, namun mengapa harus ada matematika di sekolahnya. apakah dia harus izin ke UKS kali ini?
Geby menepuk pundak Reva lalu berbisik.
"gue tau fikirian lo" bisik Geby, Reva dan Geby pun saling bertatapan sambil tersenyum penuh Arti.
Geby mengangkat tangannya yang langsung di notice oleh Bu Mila.
"ada apa Geby?" tanya Bu Mila.
"Bu saya mau izin ke UKS Reva sakit" ujar Geby, Reva hanya diam mencoba untuk terlihat lemas tak berdaya.
"oh yaudah geb, temani Reva ya" ujar Bu Mila.
Sasya langsung memberikan tatapan tajam ke arah Geby karena ia sudah tau kalo Geby dan Reva hanya berpura pura untuk menghindari pelajaran matematika.
dua gadis itu berjalan keluar menuju UKS dengan Reva yang masih ber akting seolah tubuhnya lemas.
sesampainya ia di luar Geby dan Reva langsung ber Tos ria dengan senang, mereka berdua bergegas ke arah kantin yang terletak di lantai satu, sementara kelas mereka di lantai dua. memang cukup jauh dari kelas mereka namun tak masalah.
"Rev Lo ngapain si!" panggil Geby sambil menarik tangan Reva.
Reva tiba tiba berhenti di salah satu kelas 11 IPS 3 ia mengintip sedikit dari pintu yang terbuka sedikit, menampilkan sosok tampan yang membuat hati Reva senang setiap bertemu dia, siapa lagi kalo bukan Angkasa.
"Rev ayo nanti ke tauan Bu Ani" ujar Geby sambil menarik tangan Reva namun gadis itu hanya diam sambil tersenyum senyum seperti orang kesambet.
"sebentar by" saut Reva.
"yaampun Rev ayo cepetan, gue tinggal nih lama lama" gerutu Geby.
"iy-"
"AAAAAA"
GUBRAK
"REVA!"
_____________________
____________________________________Hallo para pembaca, kira kira Reva kenapa ya? yuk vote dan comen dulu guys
~Selamat Membaca🌻~
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Di ujung Harapan
Teen FictionRevana Lusiyana seorang gadis cantik yang biasa di sapa Reva gadis yang memiliki sifat ceria, humoris dan cerewet. Reva sangat sulit di luluhkan oleh siapa pun, ia terbilang gadis yang keras kepala dan sulit untuk menerima orang baru di dalam hidup...