--ooOoo--Lyra berdiri di depan pintu besar aula sekolah lamanya di Amersfoort. Udara Belanda yang sejuk dan semilir angin membawa kenangan masa lalu, mengingatkannya pada masa remaja yang pernah ia habiskan di sini. Kali ini, kunjungannya ke Belanda bukan hanya untuk reuni sekolah, tapi juga urusan pekerjaan yang membawanya kembali ke negara yang dulu ia tinggalkan demi karier. Meski profesionalisme yang diutamakan, tak bisa dipungkiri bahwa perasaan nostalgia tetap mengusik pikirannya sepanjang perjalanan menuju sekolah.
Aula yang dipenuhi wajah-wajah lama terasa asing, meskipun beberapa orang masih dikenalnya. Suara obrolan dan tawa menggema di ruangan, menciptakan suasana hangat. Lyra tersenyum sambil melangkah masuk, berusaha menikmati acara reuni sore itu.
Ruangan itu ramai dengan percakapan dan tawa, namun matanya terus mencari satu sosok di antara kerumunan. Sebelum ia bisa melihat sosok yang dicari, suara seseorang yang dikenalnya memanggil dari belakang, "Lyra! Oh my God, Ik had niet verwacht dat je zou komen!"
(I didn't expect you to come!)
(aku nggak nyangka kamu datang!)Lyra berbalik dan langsung disambut oleh pelukan hangat dari Sofia, sahabatnya semasa sekolah. "Sofia! I also didn't expect to see you here," (Sofia! Aku juga nggak nyangka bisa ketemu kamu di sini) jawab Lyra dengan senyum lebar. Kehadiran Sofia membuatnya merasa lebih nyaman di tengah kerumunan itu.
"How are you? it's been a long time since you've been back here! I heard you're working in Indonesia now,"
(Bagaimana kabarmu? Kamu udah lama banget nggak balik ke sini! Aku dengar sekarang kamu kerja di Indonesia) Sofia berkata dengan penuh antusias, matanya selalu berbinar."Yeah, my work takes me to many places," (Ya, pekerjaanku membawaku ke banyak tempat) jawab Lyra sambil tertawa kecil. "I'm actually here because I have a project in Amsterdam. This reunion was a coincidence, so I dropped by." (Aku sebenarnya ke sini karena ada proyek di Amsterdam. Reuni ini kebetulan banget jadi aku sempat mampir)
--ooOoo--
Lyra berdiri di sisi aula, mengobrol dan bertukar cerita dengan Sofia yang antusias menceritakan kehidupannya setelah lulus. Meski Lyra mendengarkan dengan senyum di wajahnya, pikirannya sesekali melayang ke tempat lain, mencari sosok yang sudah lama ia rindukan."I heard Mees is here too," (Aku dengar Mees juga ada di sini) kata Sofia tiba-tiba dengan nada menggoda, seolah bisa membaca pikirannya. "Have you seen him yet?" (Kamu udah ketemu dia?) Lyra tersenyum kecil, berusaha tetap tenang. "Not yet, but he'll probably be here too," (Belum, tapi mungkin dia di sini juga)
Sofia menyeringai, menyadari sesuatu. "You must be curious, right? He's now a professional football player at FC Twente and I hear the rumours about him joining the Indonesian national team are also getting stronger," (Kamu pasti penasaran, kan? dia sekarang pemain sepak bola profesional di FC Twente dan dengar-dengar rumor tentang dia bakal gabung tim nasional Indonesia juga makin kuat)
Lyra tersenyum tipis. "Yeah, I heard about that too," (Iya, aku juga dengar soal itu)
Tepat ketika Sofia berbicara, mata Lyra tak sengaja bertemu dengan sepasang mata lain di seberang ruangan. Di tengah keramaian aula, Mees sedang berbincang dengan beberapa teman lamanya. Namun, begitu tatapan mereka bertemu, dunia seakan berhenti sejenak.
Mees terlihat sedikit terkejut, namun senyuman perlahan muncul di wajahnya. Ada kehangatan dan rasa rindu yang tersirat dalam pandangannya, membuat Lyra merasa jantungnya berdegup lebih cepat. Ia balas tersenyum tipis, seolah memberi isyarat bahwa ia pun merasakan hal yang sama.
"Are you okay, Lyra?" (Kamu baik-baik aja, Lyra?) Sofia bertanya, sadar bahwa fokus Lyra mulai teralihkan.
Lyra sedikit tersentak dari lamunannya. "Ah, yes. I'm fine. I just- well, I just saw someone." (Ah, iya. Aku baik-baik saja. Tadi cuma- ya, cuma melihat seseorang)
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us | Mees Hilgers
FanficWe find ourselves in a certain place, at a certain moment, and all it takes is a look across the room, an encounter, the beginning of a conversation, for the trajectory of our existence to change forever. Meeting you again at the best point accordi...