We find ourselves in a certain place, at a certain moment, and all it takes is a look across the room, an encounter, the beginning of a conversation, for the trajectory of our existence to change forever.
Meeting you again at the best point accordi...
Lyra bangun dengan semangat baru. Hari itu adalah Senin, dan meskipun biasanya hari Senin terasa berat, kali ini berbeda. Suasana hatinya masih terbawa dari pertemuan hangat kemarin bersama Mees dan keluarganya. Ia tersenyum kecil sambil meregangkan tubuh di tempat tidur.
Setelah mandi dan bersiap, Lyra membuat sarapan sederhana-roti panggang dengan olesan selai stroberi dan secangkir kopi hitam. Sambil makan, ia membuka ponselnya dan membaca pesan dari Mees yang masuk malam tadi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Selesai sarapan, Lyra memeriksa dokumen-dokumen kantor di laptopnya, memastikan semua siap untuk presentasi siang nanti.
Di kereta menuju Amsterdam, Lyra menyempatkan membaca novel ringan yang ia bawa di tas. Namun, pikirannya sering kali melayang kembali ke momen-momen kecil dengan Mees. Ia tertawa kecil sendiri ketika mengingat betapa lucunya Lio dan Nala, kucing peliharaan Mees, yang tak henti mengikutinya kemarin.
Begitu tiba di kantor, ia disambut oleh Andi dan Maya yang sudah menunggu di ruang kerja tim mereka.
"Wah, kok kayaknya happy banget nih!" Maya langsung menyadari senyum Lyra yang terus mengembang.
Lyra hanya tertawa kecil, mencoba menghindari terlalu mencolok. "Biasa aja kok. Mungkin efek weekend kemarin aja kali, refresh gitu,"
Maya mengangguk paham, tapi Andi ikut menyahut sambil menggoda, "Pasti habis jalan-jalan sama si Mr. Hilgers lagi, nih!"
Maya tertawa kecil mendengar godaan Andi, dan Lyra hanya bisa ikut tertawa sambil menggelengkan kepala. "Aduh, kalian tuh sebenernya cenayang ya?" Lyra mencoba menanggapi sambil bercanda
Sepanjang hari, Lyra fokus pada tugasnya, tetapi pikirannya kembali melayang ke rencana Mees yang mengajaknya jalan minggu depan. Meski Lyra baru saja mulai terbiasa dengan rutinitas kerja dan kesehariannya di Belanda, kehadiran Mees seakan membuat hari-harinya terasa lebih berwarna.
Sore itu, ketika Lyra tengah bersiap untuk pulang, teleponnya berdering. Ternyata pesan singkat dari Mees.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.