4. Panen

26 7 13
                                    

Biar nggak lupa, vote dulu ya.

Biar nggak lupa, vote dulu ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*
*
*

Mama serius dalam ucapannya. Abi terpaksa pindah dari apartemen. Dibantu Bayu dan Kiki, dia nempatin kost-an sederhana.

Bayu bawa kardus sebiji. Langkahnya pelan naik tangga besi ke lantai tiga gedung kost-an

"Anjir isinya Bom, ya?"

"Barber, empat puluh kilo," sahut Abi, ngangkat lima kardus.

"Bi, tuker."

"Ogah. Lu sendiri yang milih."

Bayu sebelas dua belas dari Abi, sama - sama ganteng, tapi nggak setajir Abi dan badannya lebih kurus. Dia suka pakai jaket Geng Gagak Hitam—Jaket kulit item arang ada lambang gagak mata merah di punggunh.

"Berat, berat, tolongin...." Kiki ngos ngosan duduk  sandaran  tembok tangga. "Nggak sanggup gue. Sumpah nggak sanggup."

Abi menoleh ke Kiki, ketinggalan tiga langkah. Dia susah gerak. Ngangkat badan aja susah, apalagi kardus.

"Gitu aja lemes," celetuk Bayu. "Makannya diet!"

"Bawel lu ah!" Kaosnya basah, lengket ke perut ukuran galon. Di balik kaca mata baca, mata bundar Kiki merem melek. "Gue nggak dibuat untuk naik tangga."

"Terus untuk apaan? Kurban?"

Abi ketawa sambil buka pintu. Dua sahabat emang suka aneh aneh.

"Coba lu mau bagi kamar ama gue. Cukup bayar lima ratus rebu," ujar Kiki. "Dan gak capek naik tangga setan!"

"Gue butuh privasi."

Abi ngecek kondisi kamar: Kecil, kasur satu, meja belajar, kulkas, kipas angin, sama lemari pakaian. Di ujung kamar ada pintu menuju balkoni.

Buka pintu balkon, angin sejuk masuk kamar nerpa wajah Abi. Sensasi ciuman angin ngingetin sama balap motor. Demi Mama dia bakal pensi dari dunia malam, dari balap, fokus kuliah.

"Lu napa nggak mau bagi kamar ama gue?" Tanya Kiki, ngambil minuman di kulkas kamar.

"Masih nanya lagi!" Bayu naruh kardus ke meja belajar. 

"Kenapa emangnya?" Kiki naik turunin kacamata mandang datar Bayu.

"Lu menuh menuhin kamar. Ya nggak Bi?" Sahut Bayu, bercanda.

"Bukan gitu. Gue beneran butuh privasi aja," jawab Abi.

"Halah bilang aja mau coli," celetuk Kiki, ngundang tawa dari Bayu.


"Bray, yakin pensi balapan?" Tanya Bayu, setelah semua pekerjaan beres.

Deal CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang