the north and why Im a such a failure

24 4 6
                                    

ₐₙgₑₗᵢc dᵣₒwₙᵢₙg


Hueningkai menghela napas dengan gelengan kepala.









"Mengorbankan diri untuk pesona sosial.. betapa menyedihkannya."








Dia duduk di atas pegangan besi jembatan, menyilangkan tangan dan kakinya dengan wajah dingin ke arah arus sungai deras. digemerlap kehampaan di ambang denyut malam setelah hujan, dia tidak bisa menghapus hawa-hawa keputusasaan milik Kang Taehyun yang membekas di udara.

"Duh.. manusia itu.." Hueningkai memijat pelipisnya sendiri dengan ekspresi tak percaya. "Dagonyang, apa yang harus kita lakukan sekarang?"

Dia lupa bahwa Dagonyang, bayi kucing tersebut tertidur di atas lipatan baju di flat tempat Taehyun tinggal.




"Nah, sekarang situasinya semakin sukar." Hueningkai menepuk keningnya.

















































































"jadi, kenapa kamu menulis?"








Ketika pertanyaan itu datang, gemetar dari kedua lenganku membuat mataku berair. gemuruh ringan di dalam hembusan napas tak berarti, pengaruh dari keretakan idealis yang berusaha aku junjung tinggi.. itu menyebar di dalam sakit hati yang membekas dari masa lalu.


Kenapa aku menulis?


Aku juga tidak tau.




Apa hanya untuk kabur dari alienasi yang aku derita..




Apa karena aku sungguh mengagumi kesendirian dunia yang indah..




Atau karena aku ingin dimengerti, seperti yang Hueningkai katakan..







Sastra.. sudah mengerti aku dengan baik.




Aku hanya perlu mencari orang yang mampu mengagumiku, karena aku adalah bentuk dari kesepian.

Kesepianku.. harus ditulis dan dikagumi dengan indah. karena mereka adalah hidupku dan kesedihan yang terlalu berharga untuk ditinggalkan dan dilupakan.




Aku...



Sungguh..




Mengapa.. aku terlalu terobsesi untuk menggaet simpati yang tuhan sebarkan di dunia?






Ada apa denganku?







Mengapa aku sangat menyedihkan..





Tuhan..






Makhluk bodoh ini..




















































Aku terbangun dengan kejutan bersama napas sesak, rasanya air memenuhi tenggorokanku dan aku ingin muntah.








Depresi dan cemas yang meledak di dalam dada, keputusasaan familiar yang sama seperti hampa dalam sekarat.










Apa aku mati?








..lagi?







Pemuda dengan masalah hati..







angelic drowning 'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang