angelic drowning '

before a word has been spoken

ₐₙgₑₗᵢc dᵣₒwₙᵢₙg

Another day..

Another..

Ternyata aku sangat pecundang.

Ketika Hueningkai kembali berbicara tentang anugerah dari keseimbangan hidup yang di atur dari suatu sistem rasional, aku kembali berpikir.

Bila di masa lalu aku tidak mengenal literatur, itu artinya aku akan menerima keseimbangan hidup yang ditawarkan karena aku tidak memiliki pilihan.

Lalu, Apa aku akan bahagia dan berkecukupan sekarang bila aku menerima kehendak standar rasional tersebut?

Tetapi, jika aku tidak mengenal literatur..

Apa aku bahkan masih hidup sekarang?

"..."

Aku membaca note harianku dengan kosong.

Hueningkai duduk di sebelahku, aku dan malaikat itu sedang duduk di atas bangku jalan. menikmati mendung di kala senja. di temani keramaian yang berlalu lalang.

"Tidak ada yang lebih menyakitkan dibanding obat pemberantas rasa sakit."

Hueningkai berceletuk. kakinya yang telanjang bergerak-gerak di atas tanah trotoar.

Aku meliriknya sekilas, kemudian menulis kata-kata Hueningkai barusan di atas note.

"Itu menghasilkan makna yang paradoks." Aku membalas tanpa energi di dalam nada suaraku. "Sepertinya kamu menghinaku."

Hueningkai tertawa.

"Yah.. kamu tidak ragu meninggalkan orang yang tidak mengerti kamu. kamu membentak ibumu tanpa rasa bersalah. kegelapan dari kekesalan yang disebabkan alienasi; perasaan tidak dimengerti dan isolasi karena pengertian yang kamu miliki. Semua itu.. merupakan problem utama yang murni dari frustasimu."

Hueningkai menjeda, sebelum kemudian dia kembali melanjutkan.

"Ketidakberdayaan manusia ternyata sangat rumit. tidakkah kamu setuju?"

"..."

Aku merasa tertohok dengan analisis serta merta tersebut, aku ingin menyangkal.. namun aku tidak memiliki kata-kata yang pas.

Inilah yang kadang membuatku takut dengan Hueningkai.

Dia mudah sekali membacaku, kemudian memukakannya dengan blak-blakan. lebih dari aku mengerti diriku sendiri. Dia tidak memberiku kesempatan untuk bicara dan berbalik melempar argumen. seperti sebuah aib orang mati, rasanya aku ikut berbaring telanjang di samping mayat.