ₐₙgₑₗᵢc dᵣₒwₙᵢₙg
Ketiadaan.
..Aku agak merasa cemas.
Aku ini.. hanya figuran.
Tanganku sakit.
Aku menarik kembali pergelangan tangan kananku dari atas keyboard dan mengusap-usapnya.
Setelah pulang dari gedung teater. entah rasanya aku semakin merasa depresi.
Aku menulis tanpa henti. atau mungkin hanya melamun di depan layar sampai minusku bertambah.. hingga writer block lagi-lagi membuat malamku bagai neraka.
Aku sudah meminta Hueningkai untuk tidak menggangguku.
Setelahnya, dia hanya berdiam, kadang berbaring seperti biasa di lantai flat.. duduk dan memandangiku yang sibuk sendiri di depan layar komputer dan bermain dengan Dagonyang.
Dia tidak mengatakan apapun.
Tau-tau.. saat aku bangun di pagi hari, bersandarkan keyboard komputer.. selimut sudah terpasang di tubuhku.
Aku jadi agak merasa bersalah mengabaikannya.
Ingatanku kacau balau. isi kepalaku penuh, dan membuat kesadaranku kosong.
Aku membaca tulisan di layar komputer lagi dengan datar.
'Sayang, terkadang dalam kecemasan di malam hari, saya tidak berhenti bertanya-tanya tentang kapan berhentinya urgensi yang memaksa saya untuk beraktivitas.'
'Di dalam siklus itu pula, saya merasa agak sulit untuk berdamai pada malam.'
'Di siang hari dan pagi, urgensi itu akan selalu datang.'
'Pemberhentian ini tidak berhenti memberi saya kesempatan untuk memilih jawaban yang masuk akal.'
'Memikirkan beberapa cravings dan kasihan.'
'Pada akhirnya semua jawaban itu berhenti pada anda.'
'Penghargaan dari masa lalu dan masa kini. Seperti halnya gerumul awan yang menghimpit lorong bagai dinding putih. Saya hanya bisa memandang langit malam tidak berbintang di tengah pendirian yang sempit.'
'Saya bertanya-tanya apakah cahaya bintang itu telah berhasil menembus lapisan bumi tepat waktu.'
'Tanpa gairah melankoli.'
'Saya berharap saya bisa menggapai anda tepat waktu dengan indah.'
'Mungkin, dengan kalimat rendahan ini, saya bisa menarik simpati dunia.'
'Untuk kamu yang aku cinta dan rindukan...'
"..."
Aku mengernyit jijik.
Itu hanya ketikan asal untuk menuangkan tekananku sekarang.
Aku kemudian mematikan komputer dan menjatuhkan kepalaku di atas meja. dengan lesu berakting layaknya anak kecil yang merajuk.
"Kamu bukanlah apa-apa kecuali sampah hasil irasional yang melampaui target simpati Tuhan."
Saat kalimat itu kembali bergema di benakku, aku memukul meja dengan tangan kananku yang sakit. kemudian berteriak karena nyeri yang langsung meledak di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
angelic drowning '
FanfictionHanya berisi bagaimana Kang Taehyun yang mencoba menahan dirinya untuk tidak jatuh dalam pesona sosial. Seorang pejuang sastra.. yang tanpa sengaja tiba-tiba merasa bahwa dirinya terjebak dalam lapisan mimpi yang tiada habisnya. Dia kembali terbang...